SENANGKANLAH
HATIMU..................AL-ANISAH MAI
Kutipan dari buku
Tasauf Modern: Buya HAMKA
Bismillahirrahmanirrahim,
alhamdulillahwashshalatuwassalamu
‘ala Rasulillah, amma bad’du.
Kali ini sengaja kukutip secara utuh pesan yang terdapat dalam Tasauf karya Buya HAMKA. Moga dapat menjadi suluh dan bahan renungan untuk kita semua. moga bermanfaat.......
Di
hadapan tugu kesedihan, berdirilah seorang Pemimpin Besar, sedang berpidato di
depan beribu-ribu kaum. Maka terdengarlah olehku suaranya demikian bunyinya:
“Kalau engkau kaya, sedangkanlah hatimu! Karena di
hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang sulit-sulit.
Perbuatanmu disyukuri orang, engkau beroleh pujian di mana-mana. Engkau menjadi
mulia, tegakmu teguh. Di hadapan engkau terhampar permadani kepujian, sebab itu
engkau beroleh kebebasan dan kemerdekaan.
Dan jika
engkau miskin, senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari
suatu penyakit jiwa, penyakit kesombongan yang selalu menimpa orang kaya. Senangkanlah
hatimu karena tak ada orang yang akan hasad dan dengki kepada engkau lagi,
lantaran kemiskinanmu. Kefakiran dan kemiskinan adalah nikmat, yang nikmat yang
tidak ada jalan bagi orang lain buat kecil hati, dan tidak ada pintu bagi
kebencian.
Kalau
engkau dermawan, senangkanlah hatimu! Karena dengan kedermawanan engkau dapat
mengisi tangan yang kosong, telah dapat menutup tubuh yang bertelanjang, engkau
tegakkan orang yang telah hampir roboh. Dengan sebab itu engkau telah menuruti
perintah hatimu dan engkau beroleh bahagia: berpuluh bahkan beratus makhluk Tuhan
akan sanggup menghantarkan pujian kepada Tuhan lantaran pertolonganmu. Kesenangan
hatimu yang tadinya cuma satu, sekarang akan berlipat-ganda, sebab telah banyak
orang lain yang telah mengecap nikmatnya. Dan kalau sekiranya engkau tak kuasa
jadi dermawan, itupun senangkan pulalah hatimu! Sebab angkau tidak akan bertemu
dengan suatu penyakit yang selalu menular kepada masyarakat manusia, yaitu
tiada membalas guna, penghilangkan jasa. Mereka ambil budi dan kedermawananmu
itu jadi senjata untuk memukulkan tuduhan-tuduhan yang rendah.
Saat
yang demikian mesti datang kepada tiap-tiap dermawan, yang telah menyebabkan
hati kerapkali patah dan badan kerapkali lemah, sehingga hilang kepercayaan
kepada segenap manusia, disangka manusia tidak pembalas guna. Padahal langkah
belum sampai lagi kepada puncak kebahagiaan dan beroleh ampunan dari Tuhan.
Kalau
engkau masih muda-remaja, senangkanlah hatimu! Karena pohon pengharapanmu masih
subur, dahan-dahannya masih rindang dan rimbun. Tujuan kenang-kenangan masih
jauh. Sebab umurmu masih muda, mudahlah bagimu menjadikan mimpi menjadi
kejadian yang sebenarnya.
Dan kalau engkau telah tua,
senangkan pulalah hatimu! Karena engkau telah terlepas dari medan pertempuran
dan perjuangan yang sengit, dan engkau telah beroleh beberapa ilmu yang
dalam-dalam di dalam sekolah hidup. Engkau telah tahu firasat, mengerti
gerak-gerik manusia dan tahu kemana tujuan jalan yang ditempuhnya. Oleh karena
itu, maka segala pekerjaan yang engkau kerjakan itu kalau engkau suka lebih
banyak akan membawa faedah dan lebih banyak tersingkir daripada bahaya. Satu
detik daripada umurmu di masa tua, lebih mahal harganya daripada bertahun-tahun
di zaman muda, sebab semuanya telah engkau lalui dengan pandangan yang terang
dan pengalaman yang pahit.
Kalau
engkau dari turunan yang mulia-mulia, tenangkanlah hatimu! Karena diri
tergambar dan terpeta dalam hati tiap-tiap sahabat itu. Kalau engkau memang di
dalam kalangan sahabat yang banyak itu, lezat rasanya kemenangan, dan kalau
kalah tidak begitu terasa. Lantaran banyaknya orang yang menghargai dan
memperhatikan engkau, engkau dapatlah insaf, tandanya harga dirimu mahal dan
timbanganmu berat. Yang penting ialah engkau dapat keluar dari daerah yang
mementingkan diri seorang, memandang hanya engkau yang benar, lalu masuk ke wilayah
baru, yaitu mengakui bahwa adapula orang lain yang pintar, yang berpikir dan
berkuasa menimbang.
[bersambung,
selesai 15.6.19, Sekuduk, +-3 dini hari.......sejuk sepi menemani......insyaallah,
akan kusambung di lain kesempatan kalimat pesan Anisah Mai dari buku Buya HAMKA
ini. Mohon doanya rekan pengunjung dan pembaca...salam takzim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar