Pointers Beyond Teaching &
Learning: memadukan quantum teaching n learning. Win Wenger, Ph.D. Penerjemah:
Ria Sirati, Purwanto. Bandung: Penerbit Nuansa. Cet. IV Mei 2012.
Sejatinya buku ini dibeli untuk
tujuan diberikan sebagai kenang2an untuk jurusan PAI UIN JKT. Namun berhubung ketertarikan
akan isinya, maka pointers ini dibuat sebelum menyerahkannya ke jurusan dengan
maksud untuk merekam sebagian point2 yang menurutku cukup representatif dari
isi buku ini. Melihat judulnya, kita akan segera tahu bahwa buku ini mengincar
dua sasaran sekaligus yaitu pengajar dan pelajar. Tinggal bagaimana pembaca
menyesuaikan diri dan me-master-i isi kandungan buku dan mengaplikasikannya dalam
ruang belajar dalam makna makro. Untuk sobat2 bisa merujuk langsung buku
tersebut untuk mendapatkan ide yang utuh dari penulis dan manfaat yang lebih
banyak. Mudah2an tulisan kecil ini bermanfaat...
Pointers Beyond Teaching &
Learning: memadukan quantum teaching n learning. Win Wenger, Ph.D. PEnerjemah:
Ria Sirati, Purwanto. Bandung: Penerbit Nuansa. Cet. IV Mei 2012.
Sejatinya buku ini dibeli untuk
tujuan diberikan sebagai kenang2an untuk jurusan PAI UIN JKT. Namun berhubung ketertarikan
akan isinya, maka pointers ini dibuat sebelum menyerahkannya ke jurusan dengan
maksud untuk merekam sebagian point2 yang menurutku cukup representatif dari
isi buku ini. Melihat judulnya, kita akan segera tahu bahwa buku ini mengincar
dua sasaran sekaligus yaitu pengajar dan pelajar. Tinggal bagaimana pembaca
menyesuaikan diri dan me-master-i isi kandungan buku dan mengaplikasikannya dalam
ruang belajar dalam makna makro. Untuk sobat2 bisa merujuk langsung buku
tersebut untuk mendapatkan ide yang utuh dari penulis dan manfaat yang lebih
banyak. Mudah2an tulisan kecil ini bermanfaat...
Sekilas tentang penulis: Win
Wenger, Ph.D, adalah seorang perintis di bidang kreatifitas dan metode kreatif,
accelerated learning, perkembangan otak dan diri dan ekonomi politik. Pernah menjadi dosen dan kini menjadi
trainer, ia juga mendirikan yayasan nirlaba bernama Project Renaissance yang
bergerak di bidang upaya peningkatan potensi individu dan mempercepat terbitnya
fajar baru era Pencerahan.
·
Apapun yang sedang kita
pelajari, tenggelamkanlah diri ke dalamnya. Bangunlah hubungan saraf-inderawi
(neuro-sensori) dengannya sebanyak mungkin. Artinya, libatkan sebanyak mungkin
indera dan imajinasi anda.
Kita
sebenarnya tahu lebih banyak dari yang kita kira tentang topik, subjek, atau keterampilan tertentu. Jika
dapat menemukan dan menyadari inti dari pengetahuan kita itu, maka satu2nya
yang perlu dipelajari dengan suatu metode apa pun adalah mengintegrasikan
dengan cepat dan mudah seputar inti dari apa yang sudah kita ketahui itu.
·
Kebanyakan manusia belajar
melalui dan berdasarkan konteks. Karena itu, sedapat mungkin, perkayalah
konteks di seputar hal dan bidang yang sedang anda pelajari. Ungkapkan butir2
penting subjek tersebut kepada orang lain dan jangan takut untuk kembali ke
dasar. Buatlah prediksi kita sendiri ttg isi dan muatan subjek (mapel/makul)
tersebut dalam berbagai media –tulis, ketik, rekam, dan percakapan dengan orang
lain. Bahkan sketsa (gambar) atau puisi singkat dapat lebih memfokuskan,
mperkaya, dan menggambarkan butir2 penting hal yang sedang dipelajari. Alangkah
baiknya jika kita mencoba mengajarkan subjek yang dipelajari itu kepada orang lain.
(penulis merasakan belajar dengan cara ini cukup efektif dan memancing kita
untuk benar2 menguasai subjek pelajaran tsb sebelum mengemukakannya kepada
orang lain)
·
Beberapa hal yang
disepakati oleh peneliti (poin2 ini dapat dilihat pada halaman 12):
-
Belahan kanan korteks
(kulit) otak bekerja 10.000 lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian
bahasa membuat kita berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak
yang lebih dalam) bekerja 10rb x lebih cepat daripada korteks otak kanan, serta
mengatur dan mengarahkan seluruh prosesnya. Karena itu, sebagian besar kegiatan
mental jauh lebih cepat daripada pengalaman atau pemikiran sadar kita.
-
Untuk setiap pemikiran,
persepsi atau kesan sadar yang anda alami, anda juga mengalami lebih dari 100
kesan dengan kesadaran marjinal (pinggiran, tidak fokus) atau kesan yang tak
disadari.
-
Setiap pengalaman yang
pernah kita alami masih ada dalam memori kita. Memanggil (membangkitkan)
kembali secara sadar pengalaman itu mungkin menjadi masalah, tetapi memori tersebut
masih berada di sana seumur hidup kita. Itu berarti bahwa semua yang pernah
atau coba kita pelajari, dan bahkan informasi sambil lalu pada masa lampau juga milik kita seumur hidup.
(berhati-hatilah dengan komsumsi psikologis kita, terlebih pada anak2, jika
input negatif yang masuk, ini bisa menjadi memori yang buruk atau menjadi suatu
trauma mental yang berpengaruh negatif bagi kita)
Project Renaissance (yayasan yang didirikan oleh penulis buku) telah
menemukan bahwa bank data yang mahaluas dan mahakaya itu tidak hanya menjadi
simpanan yang pasif dalam otak tak sadar kita. Bank data tersebut terus-menerus
dipilah-pilah dan diubah secara refleks dan menghubungkannya seketika dengan
segala sesuatu yang kita jumpai. Informasi dan pemahaman terbaik kita adalah di
sana, di pinggiran otak itu, seketika itu juga begitu ada rangsangan atau
stimulus! Bagian dari diri kita itu “jauh lebih cerdas dari diri kita
sekarang”., dan pendeskripsian terfokus dapat membawa kecerdasan itu
“tersambung” dan langsung dengan otak sadar kita.
Mengapa pemikiran visual? Mengapa pemikiran (bayangan mental) visual
Enstein, bersifat reseptif atau “menemukan”? para peneliti juga sepakat bahwa:
-
Menurut penelitian EEG,
respons visual melibatkan 80% dari seluruh area otak kita.
-
Menurut studi
citra-gelombang listrik yang dilakukan selama bedah saraf, respons sadar
hanya melibatkan 5% dari seluruh area otak dan hanya 1% dari seluruh sel otak
kita. Karena itu,
-
Hampir semua respons visual
kita muncul di area2 otak yang biasanya merupakan bagian tak sadar otak kita,
juga tempat ditemukannya pemahaman database yang mahalluas dan refleks
seketika. Ketika respons visual tersebut tidak digerakkan oleh rangsangan dari
luar atau visualisasi yang terlalu diatur atau diarahkan.
Albert enstein mempopulerkan teknik
pemikiran visual, yang sebelumnya sudah banyak dipraktikkan oleh sebagian besar
penemu dan pencipta besar. Yaitu, memulai suatu visualisasi dan kemudian
melihat apa yang dapat dipelajari dari hal2 yang teramati. Imajinasi naik
kereta api di atas seberkas cahaya mengajarkan kepada Enstein mengenai teori
relativitas. Untuk belajar kimia, (bayangkan) anda menjadi sebuah molekul
oksigen dalam sup dan lihat apa yang dapat anda temukan dari pengamatan anda
itu.
·
Sebuah kutipan dari hal.42:
Pergilah ke perpustakaan dan temukan di sana banyak buku riwayat hidup
orang “besar” dalam sejarah, biasanya dimulai dari awal kehidupan mereka.
Jurnal, buku harian, surat-menyurat deskriptif yang luas kepada teman2
mereka -di sini tergambarkan persepsi mereka
mengenai segala hal detail dan penjang lebar. Apakah mereka melakukan ini
karena tahu bahwa mereka tengah berada di jalan untuk menjadi orang besar dan
paparan ini adalah hadiah mereka untuk anak cucu? Ataukah paparan ekspresi
segala macam persepsi mereka membentuk dalam diri mereka sifat2 yang menjadikan
mereka orang besar?
Dalam buku terlihat penulis lebih menekankan kepada deskripsi persepsi
dari siswa secara lisan dengan suara lantang, akan tetapi tindak lanjut dengan
adanya jurnal atau catatan akan memberi dampak ganda.
·
Di antara trik jitu #1
adalah: Ubahlah fakta kering menjadi Fakta yang tak Terlupakan (semenarik dan
seasyik mungkin). Misalnya ketika membahas perang Diponegoro, bayangkan kita
–misalnya- anggota/anak buah pasukan Pangeran, dan benar2 terlibat dalam
situasi perang. Atau, membayangkan perasaan Edison ketika pertama kalinya
filamen bola lampunya berhasil menyala.. dan lain sebagainya. Trik jitu #2:
bicaralah dan bicarakanlah hal2 atau masalah2 kunci dengan sesorang. Trik #3:
berujicobalah dengan masalah, bereksperimenlah, amatilah dan catatlah. Trik #4:
ubahlah setiap pokok masalah yang tidak dimengerti menjadi suatu masalah (yang
dapat dimengerti) lalu pecahkanlah menurut kiat2 di atas. Trik #5: pastikan
anda memahami suatu pokok masalah dengan menjelaskannya secara efektif
kepada seseorang yang jauh lebih muda
ketimbang anda. H.63
·
(tambahan peringkas: ketika
akan mempelajari subjek tertentu, misalnya Mtk atau fiqh, bayangkan kita adalah
seorang ahli dalam bidang tsb, misalnya menjadi enstein ketika belajar fisika,
atau bisa juga dengan menanamkan ide/persepsi bahwa subjek tsb mudah,
menyenangkan, bermanfaat dsb)
·
Sebuah motivasi tk berbuat
sprti shaid khatir, h.70 (dgn sdkit prubhn):
Pernahkan tman
merasakn tiba2 punya gagasan, namun tak melakukan sesuatupun berkenaan
dengannya, dan akhirnya kita pun melupakannya sama sekali? Kita semua pernah,
ratusan bahkan ribuan kali. Hanya jika gagasan2 itu direspons dengan cara yang
benar-yaitu dgn mengatakannya dengan seseorang, atau membuat catatan
tentangnya-lah kita dapat mengingat banyak, bahkan setiap gagasan kita dahulu
pada saat sekarang.
Setiap kali kita
mmbiarkan gagasan berlalu tanpa memberikan respons sama sekali terhadapnya,
berarti kita sedang memperkuat perilaku tak kreatif -kita merasa bahwa gagasan
tsb tak cukup berharga dan tak layak utk ditanggapi atau dipedulikan. Setiap
kali kita mengatakannya kepada seseorang ttg gagasan tsb, atau menuliskannya di
mana saja, atau merespons dalam beberapa cara terhadapnya, berarti kita tengah
memperkuat perilaku kreatif.
Demikian juga,
setiap kali kita menaruh perhatian pd sesuatu yang orang lain tdak
memperhatikannya, dan kita membiarkannya berlalu tanpa respon, ini juga sedang
mperkuat perilaku tidak suka mengamati. Dan ini juga menjadi masalah di
pendidikan kita sekarang, yaitu kita mendidikkan sesuatu yang tidak pernah
diamati.
·
Catatan2 dari bab2 teknik2
mencatat bebas
Di antara
anjutan untuk menerobos mental blok dalam menulis ialah dengan menerapkan
aturan: Jangan berhenti untuk kemudian memutuskan apakah gagasan itu pantas
ditulis atau tidak. Jika dalam konteks ini gagasan 2 itu muncul dalam benak
anda, tuliskan atau rekamlah. Catatlah gagasan2 yang terlintas dalam benak
anda, tak peduli apakah itu buruk, baik, biasa saja, sepele, menakjubkan, tak
senonoh, lucu, dan transformatif, pokoknya semua. (ini adalah suatu proses
latihan, yang kemudian tentunya akan bermanfaat kepada anda meskipun tidak
dalam waktu singkat.
Aktifitas
mencatat bebas seperti ini merupakan prinsip kependidikan yang logis dan masuk
akal, karena setiap gagasan yang kita rekam dalam konteks tertentu entah buruk
atau baik, merupakan pijakan kokoh yang dengannya kita dapat meningkatkan
pemahaman dan bertumpu bagi hal-hal lain dalam konteks ini –karena gagasan yang
terekam itu adalah kreasi segar kita, dan itu segera bermanfaat. (ada hubungan
langsung antara aktifitas mencatat gagasan terhadap kreatifitas, yaitu
meng-ada-kan sesuatu yang baru, resensor). Namun, yang lebih penting adalah
kita akan mendapati bahwa kita, betul2 diri kita sendiri bisa melahirkan
beberapa gagasan dan pengamatan orisinal unik dan punya nilai besar atau lebih
besar ketimbang gagasan yang ada dalam buku teks atau materi kuliah
(pelajaran).
|
Alex osborn, penemu
teknik “mencurahkan gagasan (brainstorming) mengamati bahwa satu2nya alasan
mengapa kebanyakan orang tidak kreatif dan tidak bisa melepaskan diri dari
masalah2 rutinnya adalah bahwa mereka meniru orang lain yang biasa menolak
gagasan dan prakarsanya sendiri sejak permulaan dan mengebiri setiap gagasan
baru sebelum sempat dimunculkan. Begitu refleks sensor-diri ditolak, orang bisa
menjadi sangat kreatif dan mampu melompat jauh ke luar dari rutinitas. (khatir:
jadi teringat gagasan iqbal tentang pendidikan yang memerdekakan). Osborn
menemukan bahwa gagasan2 terbaik dalam sederetan panjang gagasan yang bisa kita
paksa tuliskan dengan mengabaikan sensor diri itu biasanya berada di deretan
terakhir atau hampir terakhir. Selain itu, semakin banyak gagasan yang ditulis
akan semakin baik. Jarang terjadi gagasan terbaik berada pada awal daftar
respons pertama terhadap suatu pertanyaan, masalah, atau rangsangan. Artinya,
jawaban standar hampir tidak pernah menjadi jawaban terbaik atau sekedar cukup
baik. Lanjutkan!
Mencipta dan
menalar ibarat dua alur pikiran-masing2 harus melangkah secara bergiliran jika
kita ingin sampai ke suatu tempat. Hampir semua kita mempunyai kaki kreatif
yang terikat di belakang kaki penalaran sehingga kita menjadi pincang. Gerakan
dan langkahkan dulu kaki kreatif itu secara bebas baru kemudian kaki penalaran.
Kita memerlukan keduanya sesuai dengan gilirannya. Demikian penjelasan Osborn
sebagaimana dikutip oleh author.
·
Setiap proses belajar
adalah tindakan kreatif pembelajar, bukan alih (transfer) informasi atau salah
satu dari definisi2 lain yang pernah diajarkan kepada anda. Setiap pembelajaran
adalah tindakan kreatif pembelajar; tanpa daya kreasi pembelajar, tidak ada
sesuatu yang dipelajari. H.92
·
Ada berbagai teknik untuk
membangunkan otak dan sistem saraf, namun itu hanya sebagia kecil dalam
keseluruhan isu tentang bagaimana kita bisa secara sangat baik meningkatkan
hubungan saraf dengan bahan (informasi) yang sedang dipelajari, dengan maksud
untuk dapart mempelajarinya lebih baik, mudah, menyenangkan dan lebih cepat. Di
sini, setidaknya, tidak ada pil ajaib di mana sebongkah besar informasi formal
dapat begitu saja digali dari teks atau pengajar dan kemudian ditelan
seluruhnya. Lalu “tersimpan” sebagai pengetahuan instan dalam pikiran
pembelajar. Informasi mentah harus diolah lebih dahulu sebelum menjadi
informasi yang bermanfaat di dalam otal pembelajar. Pada kenyataannya, tidak
ada yang disebut mengajar, semua pembelajaran adalah hasil kreasi pembelajar. Pembelajaran mungkin dan tidak mungkin bersesuaian dengan himpunan
informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pengajar, atau
barangkali itu jauh lebih bermanfaat dari indormasi yang mula2 disajikan. Tapi
tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh
pembelajar, tidak peduli apa yang “diajarkan” atau diberikan oleh pengajar.
Kita berharap segelas air berubah saat memasuki tubuh ketika diminum, atau
wortel atau sepotong daging ketika dimakan. Lebih2 lagi informasi, agar ia
memberikan gizi kepada pikiran, ia harus diubah dan terus diubah. Setiap
pembelajaran diciptakan oleh pembelajar. Data yang disajikan hanyalah
sebagian konteks yang darinya ia menciptakan proses belajar itu.
·
Kemacetan lalui lontas artikulasi.
Artikulasi
adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur2 dalam otak yang melibatkan
kemampuan berbicara 9 area ‘kemampuan berbicara’ Broca), membaca atau
permrosesan-kata lainnya (terutama Area Wernicke), dan Area Gerak Tambahan
(menulis, mbuat sketsa, melukis atau gerak2 ekspresif lainnya).
Prinsip
Artkulasi: semakin banyak anda mengungkapkan atau mengartikulasikan persepsi
anda , semakin tajam anda memahami persepsi itu dan persepsi2 terkait lainnya”.
Titik2
artikulasiini juga merupakan pusat fisik dari sebagian besar pikiran sadar
anda.
Tugas mereka
adalah menyeleksi dari lautan persepsi anda yang jauh lebih umum dan
mengungkapkannya dalam bentuk nyata dimana setiap daya (fakultas) sadar anda
tetap berhubungan dengan yang diartikulasikan.
Titik2 artikulasi
anda adalah saran untuk memfokuskan daya sadar anda pada persepsi tentang apa
pun. Semakin banyak dan semakin sering anda mengartikulasikan persepsi, semkin
anda mampu memfokuskan daya sadar anda padanya dan pada persepsi2 terkait
lainnya.
Baik dalam
evolusi maupun dalam evolusi anda sendiri sejak dari kandungan hingga sekarang,
arah alamiah arus artikulasi anda bersifat ekspresif, ke luar. Pada umumnya sekolah2 kita sekarang (menurut
author) mencoba melakukan itu semua dala
arah kebalikannya. Mereka
mengajar anda bukan dari apa yang anda katakan tetapi dari apa yang mereka
katakan. H.107
Apa yang anda
ungkapkan 10 hingga 100 x lebih produktif bagi proses belajar anda daripada apa
yang diungkapkan kepada anda. Namun, 99% dari sekolah yang ada beserta
pengajarannya dewasa ini berupa usaha2 untuk memasukkan informasi “ke dalam
pikiran’ siswa melalui struktur2 pemprosesan kata yang sama. (dan hebatnya
hanya melalui struktur2 tersebut, sementara seni dan musik serta saluran
pengalaman non-verbal lainnya banyak dan semakin banyak dipangkas karena
keterbatasan anggaran!).
·
Akibatnya, tanpa kesempatan
yang cukup untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dari persepsi anda
sendiri, telah menambahkan lalu-;intas yang belum tercerna banyak masuk ke dalam
otak siswa, dan mengakibatkan kemacetan lalu-lintas dalam titik artikulasi anda
dengan dampak sama seperti dalam kasus rapat, di mana anda ingin sekali
mengemukakan sesuatu yang mendesak tapi harus menunggu kesempatan. Dalam
kemacetan lalu-lintas itu anda mengalami “penderitaan” menumpuk akibat
kurangnya peluang/kemampuan mempersepsi, memahami dan belajar. Ini bukanlah
pengamatan baru, seperti yang diamati oleh Plato dan Sokrates 2000 tahun silam,
sekalipun boleh jadi merupakan kabar baru bagi sebagian besar pengajar. Yang
lebih akrab bagi pendidik mungkin temuan2 serupa oleh O.K. Moore, Maria
Montessori, dan para pendidik terkemuka lainnya, yaitu: pembelajaran paling
efektif terjadi apabila bentuknya berupa umpan balik dari kegiatan2 yang
dilakukan pembelajaran itu sendiri. Yang lebih mendasar, Santiago Ramony
Cajal, Bapak Anatomi Otak, penulis buku Neurogenesis dan Histology of
the Brain menemuka: bukan hanya pembelajaran, tapi pertumbuhan dan
perkembangan fisik otak seseorang bergantung terutama pada umpan balik dari
kegiatan2 orang itu sendiri. 108
·
Ada sesuatu yang menarik
tentang artikulasi ekspresif yang berkaitan dengan bahasa, selain dari cara
artikulasi lain seperti membuat sketsa,
melukis atau menari misalnya yang mampu membawa elemen2 lautan luas persepsi
tak sadar ke fokus nyata real kita. Dijelaskan bahwa kata2 dan bahasa verbal
agaknya menjadi ‘lingkungan’ terkaya di mana Cara Artikulasi kita dapat
melayani keperluan dan kepentinga kita.
Tugas dominan
bahasa ini diperlihatkan oleh pengalaman luar biasa psikolinguis (ahli
psikolonguistik) berkebangasaan Rusia, Lev Vygotsky. ia mengumpulkan beberapa
anak yang masih sangat belia untuk membuat sketsa sayap kupu2. Anak2 yang
mempunyai kosa kata tertentu dalam perbendaharaan kata mereka seperti “titik”,
“segitiga”, “garis miring” dan semacamnya sanggup membuat sketsa sayap kupu2
lebih baik bahkan dari memorinya. Biasanya, anak2 yang tidak mengenal kosakata
tersebut, tidak mampu menggambar bahkan ketika sambil melihat kupu2. Meneruskan
eksperimennya, ia mengambil separo anak2 yang tidak mampu membuat sketsa sayap
kupu2 tadi dan dalam konteks yang sepenuhya berbeda mengajarkan kepada mereka
kata2 tersebut. Pada tahap akhir eksperimen, anak2 ini kemudian diminta untuk
membuat sketsa lagi. Ternyata mereka yang sekarang mengenal kosakata tsb mampu
membuat sketsa secara efektif bahkan dari memori dibanding anak lain yang belum
mengenal kosa kata.
Tentu saja alam
semesta jauh lebih besar dan lebih kaya daripada kata2 yang dimiliki, Jerome
Bruner, dalam bukunya A Study of Thinking, melihat bahwa manusia biasanya dapat
membedakan dengan mata telanjang 7 juta warna yang berbeda, tetapi hanya
memiliki beberapa lusin kata yang berkaitan dengan warna yang dengannya kita
memahami wana2 tersebut. (ide: tak heran para malaikat harus sujud menghormati
Bapak Kita; Adam as setelah diajar oleh Allah asma a kullaha,,yaitu nama tiap
sesuatu yang ada di jagad ini). H.110-111
Kualitas bahasa
kita yang ada juga menghasilkan perbedaan yang sangat nyata dalam kualitas
kesadaran (persepsi) sadar kita, seperti dinyatakan oleh Basil Bernstein. Para
pembicara yang fasih cenderung memakai pertimbangan (penalaran), alasan, dan daya pengamatan yang baik, sementara para
pembicara yang gagap tida memakai itu. Sebaliknya mereka yang bahasanya kurang
lancar cenderung bergantung pada otoritas dan/atau “otot” untuk menentukan
benar atau salah. Jelas bahwa seeorang yang bahasanya terlalu canggung dan
lambat untuk mampu mengikuti penalaran orang lain, tidak akan mempunyai cukup
kesempatan dan peluang untuk mengalami terciptanya penalaran, dan, karena itu
cenderung tidak menciptakan penalarannya sendiri. (ide: ini tentunya harus dibuktikan
kesahihannya, namun menurut resensor ada benarnya juga yang diungkapkan oleh
sang tokoh ini,,nb: tak heran Allah mengutus nabi2 dengan bahasa kaumnya dan
memiliki kefasihan bahasa yang baik, bahkan Musa mendoa meminta ikatan lisan
sebelum menghadap Fir’aun)
·
Penyebab kemerosotan
keterampilan berbahasa. Menurut author penyebab dari merosotnya keterampilan
berbahasa ialah pengajaran bahasa yang analitis di dalam kelas. H.114.
keterampilan berbahasa ketika kita berbicara misalnya adalah terjadi dengan
menekankan pada kandungan makna dari apa yang kita katakan, meskipun bila dalam
bentuk tulisan kita bisa mengulangi dan menyentuhnya dengan [perbaikan2. Author
juga melihat, model berbahasa tak sadar yang kita miliki ketika masuk ke dalam
kelas yang dikendalikan dengan model analitis akan mengalami kemunduran. Hal
ini terjadi karena kita setiap kali harus “mengoreksi” struktur2 yang salah,
untuk membuktikan bahwa kita berhasil mengingat dan menghafal pelajaran mengeja
dan/atau tata bahasa hari itu.
Untuk
mengimbanginya, author menyarankan untuk mengembangkan kefasihan terlebih
dahulu baru kemudia mengoreksi. Karena terkait dengan bahasa maka hal yang
diperlukan ialah memperkaya bahasa /kosakata dan mengupayakan pengungkapan
secara fasih. Menjadikan usaha belajar lebih alamiah, ekspresif dan artikulatif
sesungguhnya merupakan usaha jangka panjang menuju kefasihan berbahasa dan
perbaikan keterampilan berbahasa. Di samping itu medium yang lebih fasih
daripada menulis itu ialah berbicara.
·
Suatu pesan yang sering
diabaikan: resensor mengutip ini di halaman 172 buku author, ini merupakan
suatu peringatan yang sering kita dengarkan namun sering sekali juga diabaikan
yaitu tentang rokok.
Merokok
dikatakan oleh author tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga
pada kecerdasan anda. Dan ketika anda menyaksikan sebagian generasi muda kita
berdada tipis menyedihkan yang pemahaman bacaannya sangat kurang memadai. H.
172
Hal ini
dikemukakan penulis buku terkait hubungan antara pernapasan kita tingkat
kesadaran, dan juga fokus perhatian dimana kita biasa menahan dan melepas napas
pada momen2 tertentu, tergantung dari tingkat kesadaran dan fokus yang
dibutuhkan dalam aktifitas tersebut.
Tak hanya itu,
pentingnya pernapasan ini juga dikemukakan oleh author terkait dengan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan sebuah kalimat, baik ketika mencerap maupun
mengungkapkan suatu kalimat. Oleh karena itu, author mengajukan saran untuk
menyembuhkan gangguan ini melalui kegiatan aerobik seperti berlari, tarian
aerobik, renang cepat dan latihan2 pernapasan tertentu yang akan meningkatkan
kapasitas paru2 dan memperluas rentang kesadaran dan perhatian kita. Adapun
salah satu kegiatan yang disarankn dan ditekankan oleh beliau adalah berenang
di bawah air dengan menahan nafas. (ide: tak heran berenang masuk dalam
kurikulum pendidikan Nabi terkait mengajari anak untuk berenang, selain dari memanah
dan berkuda). H. 173
Bagaimana
hubungan antara berenang di bawah air ini dengan kecerdasan, dalam halaman
selanjutnya author menjelaskan lebih lanjut. Bahwa dampak lain dari berenang di
bawah air dengan menahan nafas arteri 2 (pembuluh darah nadi) Karotid yang
masuk (memasok karbondioksida) ke dalam otak.
Berenang dengan
menahan nafas di bawah air meningkatkan karbondioksida dalam alira darah yang,
pada gilirannya, memperlebar arteri2 Karotid yang menyuplai sirkulasi ke orak.
Sejam yang dilakukan setiap harinya selama tiga pekan bisa memperlebar secara
permanen arteri2 Karotid itu dan sirkulasi ke otak anda. Tidak saja dengan
“kekuatan nafas” anda, berenang dengan menahan nafas di bawah air juga
meningkatkan kondisi fisik anda. Ini adalah cara mudah untuk meningkatkan
kecerdasan anda atau kecerdasan siapapun.
Yang membuat
pengayaan CO2 menjadi terapi otak yang berhasil dalam contoh2 yang relatif
jarang terjadi ketika itu diterapkan –khususnya pada anak2 yang mengalami
kerusakan otak- adalah berikut: berenang di bawah air, pernapasan longgat,
latihan pernapasa khusus tertentu, atau dengan cara lain.
Jika kadar CO2
menjadi sangat tinggi dan sangat sering terjadi selama periode beberapa pekan,
maka karotid tidak kembali menyempit. Mereka meregang menjadi lebih lebar
secara permanen. Ini memungkinkan karotid secara permanen memasok tidak hanya
lebih banyak O2 ke otak tetapi juga nutrisi dan energi makanan dan yang lebih
penting, membersihkan badan dari toksi dan racun kelelahan. Itulah sebabnya
mengapa kami menganjurkan setidaknya 1 jam efektif per hari, dalam waktu 3
pekan, untuk berenang di bawah air.
..dalam suasana
tekanan (stress) seperti berada di kedalaman beberapa meter di bawah air
misalnya, perilaku2 kimiawi dan biokimiawi berubah: membran2 sel menjadi lebih
permeable (dapat ditembus) bagi oksigen yang bergerak ke satu arah dan CO2 dan
eleminasi sampah beracun yang bergerak ke arah sebaliknya, sehingga manfaat
fisiologis dari berenang dengan gaya tersebut, khususnya berenang membentuk
CO2, aerobik, tampaknya cukup menonjol’. (ide: suatu tekanan (stress pada
kondisi psikologis juga bisa membantu kecerdasan psikis manusia untuk
menghadapi pelbagai permasalahan, membuatnya lebih tahan banting dan memberi
dorongna untuk kreatif mencari pemecahan dan jalan keluar masalah)
Jadi, ada 3
alasan utama untuk melakukan berenang di bawah air dengan menahan nafas (dan
ini menurut author merupakan teknik terbaik yang bisa mendukung kecerdasan
dibanding berbagai metode lainnya):
1.
Meningkatkan kesadaran dan rentang-perhatian
dengan cara meningkatkan rentang-pernapasan.
2.
Meningkatkan kecerdasan
dengan cara meningkatkan kondisi fisik otak yang memperbaiki sirkulasi ke otak
dengan memakai CO2 untuk memperbesar arteri2 karotid.
3.
Meningkatkan kecerdasan
dengan cara meningkatkan kesehatan melalui sirkulasi yang lebih besar selama
respons menyelam. Untuk mendapatkan rentang penuh manfaat ini, anda harus
benar2 menyelam ke dalam air. 174-176
Manfaat lebih
lanjut dari berenang di bawah air adalah: dengan total waktu 1 jam berada di
bawah air, tiap 2-3 menit tanpa keluar darinya (menyelam selama 2-3 menit),
tiap hari, selama 3 pekan, akan meningkatkan secara intensif angke kecerdasan,
IQ, anda sebesar 5-100 dan suatu peningkatan kekayaan dan rentang kesadaran
anda secara hampir langsung. Kekuatan personal sebagai individu juga akan
meningkat secara mencolok, mampu menekankan pendapat dan pandangan anda, dan
bisa lebih lama bersitahan dalam pendapat anda dari serangan orang lain, dan
menjaga dengan mudah usaha2 yang tidak mampu dilakukan orang lain. Dalam
rentang waktu seperti disebutkan di atas juga dapat menambah lingkar dada 1
inci setiap pekan, ini berarti menyumbang pada performa fisik. Selain itu dapat
juga menambah kualitas pendengaran anda. Bagi orang tua, mereka bisa mengajak
anggota keluarga untuk bermain di tempat (kolam) renang terdekat.
Jadi, manfaat
berenang di bawah air ini resensor ulangi penjelasannya sekali lagi, ketika
level CO2 meningkat di dalam aliran darah, karotid yang memasok makanan dan
membersihkan otak otomatis terbuka lebih lebar untuk mengimbangi dan menjaga
pasokan oksigen dan meningkatkan sirkulasi. Bila dilakukan cukup sering dan
cukup keras, maka pengayaan CO2 ini akan secara permanen memperluas karotid,
akibatnya penyingkiran toksin dan ampas pembersihan darah mungkin bahkan lebih
vital daripada pasokan oksigen, energi makanan dan gizi bagi otak. (di antara buku yang menarik
perhatian author ialah buku Switching On karya Paul Dennison, Glendale, CA; Edu-Kinethetic,
Inc, 1981, ttg trik2 sederhana berkaitan kbm).
Selain
berenang di bawah air, tarin dan joging aerobik juga menikatkan level CO2 dan karena itu bisa pula membantu otak sampai
taraf tertentu, begitu juga teknik pernapasan sesap. “pernapasan sesap” (yang
bisa dijadikan sebagai alternatif pganti renang) setidaknya memperbaiki dan
melengkapi efek CO2/karotid yang dicapai oleh berenang menahan napas di dalam
air. Caranya adalah: mulailah dengan paru2 kosong udara, pertahankan. Persis
sebelum anda megap2, katakanlah 15-20 detik, biarkan masuk sedikit udara tapi
jangan membiarkan udara keluar. Di mana mungkin anda mampu menahan napas, hanya
untuk satu menit, katakanlah, sebagai sarana untuk meningkatkan level CO2;
dengan pernapasan sesap anda dapat menahan CO2 selam 3 menit atau lebih, akan
memperkaya aliran darah dengan CO2 dibanding dengan hanya menahan napas (dengan
cara biasa) saja. Sesi pernapasan sesap ini juga baiknya dilakukan 3
menit/hari=3 pekan. Dalam halaman2 selanjutnya author menambahkan berbagai
teknik pernapasan lain, resensot menyarankan pembaca untuk merujuk ke buku
tersebut untuk mendapat gambaran dan penjelasan lebih lanjut.
·
Sebuah motivasi untuk
menulis dan mendeskripsikan pengamatan: menarik di halaman 288 diulas kembali
tentang tokoh besar yang berpengaruh via tulisan2 mereka, sang author
menuliskan sekali lagi pada halaman tsb. Resensor tertarik pula untuk mengutip
kembali mutiara ini, kali ini secara utuh, moga memberikan nilai lebih bagi
pembaca.
Coba datangilah
perpustakaan lokal dan temukan hal yang mengejutkan: ternyata terdapat banyak
buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah.
Tidak seperti
mayoritas orang, kebanyakan pemimpin, penguasa, pemikir, penemu, seniman besar,
dan lain2nya menyimpan buku catatan atau buku harian dan/atau menulis banyak
surat kepada teman2 mereka, di mana di dalamnya mereka dengan detail memaparkan
secara panjang lebar segala hal yang terjadi di sekitar mereka dan atau di
dalam diri mereka, biasanya masa kanak2.
Pertanyaannya:
apakah orang2 terkemuka ini mengugkapkan dengan panjang lebar dan mencatat
pengalaman mereka tentang pelbagai hal, mulai dari awal masa kanak2 mereka,
karena mereka tahu bahwa suatu saat kelak mereka akan menjadi orang2 besar dan
mereka melakukan semua pengamatan ini demi anak
cucu mereka? Ataukah praktik membuat catatan, mengungkapkan dengan
panjang lebar serta mencatat pengamatan mereka tentang pelbagai hal,
mengembangkan, di dalam diri mereka, watak dan sifat yang mengantarkan mereka
menjadi orang besar. Seluruh brevolusi ilmu pengetahuan datang kepada kita bukan
dari “metode ilmiah” tapi dari segelintir indiividu yang sengaja membuat,
mengungkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang
pelbagai hal. Sebagian pengamatan mereka membawa kepada temuan dan formula
(rumusan) besar yang menyebabkan mereka dipandang sebagai ilmuwan besar.
Hampir
semua temuan dan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi,
ternyata dilakukan oleh orang2 “amatir” yang belum pernah diajar atau dididik
untuk melakukan semua pengamatan hanya dalam prosedur sempit yang telah
ditetapkan dan rutinitas laboratorium! Mereka berpikir luas dan memberikan
perhatian pada segala hal, melakukan pengamatan di tempat mereka menemukannya.
Mereka tidak puas dengan hanya sebiah catatan dan terpaku pada sederetan instrumen
yang hanya diambil dari satu jenis interpretasi.
Mayoritas
terobosan besar di dunia usaha dan politik, sebagaimana halnya dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi, dilakukan oleh orang2 yang memang sengaja membuat,
membrerikan respons terhadap, atau mencatat pengamatan2 mereka. Akibatnya,
orang2 tersebut mampu melihat, ketika kesempatan muncul, dan mampu
memanfaatkannya. Bertentangan dengan kebanyakan buku tentang subjek itu,
keberuntungan atau “kebetulan”, hanya sedikit, atau tidak, berkaitan dengan
terobosan2 besar tersebut.
“Kebanyakan
manusia,” kata Winston Churchill, “tergagap dengan temuan2 besar. Tapi biasanya
mereka tertegun dan pergi!”
Memang benar, jika seseorang
melihat dengan cukup teliti, mungkin ia akan “menyaksikan alam semesta di dalam
sehelai rumput” –tapi hamppir tak seorang pun secara konvensional mampu melihat
dengan cukup teliti untuk mengetahui banyak tentang sesuatu, tanpa bantuan
sesuatu yang lain. Namun, “semua ini dan masih banyak lagi akan diberikan
kepada anda,” andaikata anda mendeskripsikan dengan panjang lebar pengamatan
anda yang tengah berlangsung ke dalam
sebuah alat perekan atau buku catatan.
Perhatikan dan catat: permainan
bayang2 pada dinding, tekstur batu bata yang kita injak atau bau batu bata
dalam sinar matahari; perasaan lutut yang ditekuk dan diluruskan; sedikit
perubahan sensasi di bahu, perut, leher dan wajah ketika menilai bermacam2
pilihan sebelum mengambil keputusan...,”Jika anda begitu memperhatikan hal2
kecil denga teliti, anda juga akan segera mempersepsi kekuatan2 yang
menggerakkan dan membentuk hidup kita”.
·
Sekolah pertama kali
diciptakan, bukan dengan tujuan mendatangkan pelajar atau pembelajar, tapi
untuk tujuan mengumpulkan pendengar atau audiens. Para pemikir terkemukan
memandu mereka untuk mengembangkan persepsi lebih jauh. Para pemikir yang lebih
pintar akan berusaha mengangkat persepsi audien dan persepsi2 mereka sendiri.
Sokrates, orang paling terkenal 2400 tahun lalu, mengembangkan sistem yang
mampu merangsang para pendengar untuk berbicara. Ia mendorong para pelajar
menemukan dunia yang jauh lebih luas dan lebih mendalam dengan menyelidiki
persepsi2 interior dan eksterior mereka dan mendeskripsikan apa yang mereka
temukan di sana. Salah satu bagian dari sistem Sokrates adalah mengajukan
pertanyaan2 tajam yang memancing pelajar untuk menyelidiki dan mendeskripsikan
persepsi2 mereka dalam mencari jawaban.
Sistem Sokrates
menghasilkan keajaiban2 persepsi, pemahaman dalam belajar dan perkembangan
pribadi, sehingga sistem itu menjadi pendidikan selama lebih dari 2000 tahun.
Semua praktisi utamanya, sejak Sokrates dan Plato, percaya bahwa semua
pengetahuan dan pemahaman, entah bagaimana, sudah ada di dalam diri pelajar dan
pembelajar dan hanya perlu diungkit dan diangkat (ditarik keluar) ke kesadaran melalui
taktik2 “cari dan deskripsikan” tersebut. “Pendidikan” (education) itu sendiri
dinamai berdasarkan konsep ini, akar katanya adalah “educare”, yang
berarti “menarik keluar dari”. 290-291
·
Ketika menjelas tentang
otak tak sadar, penglihatan (visual) dengan temuan2 dalam iptek, author memulai
tentang betapa luasnya dan kayanya otak tak sadar sebagai sumber. Dijelaskan
bahwa, hampir semua respons visual, yang dibuat di ke80% area otak ternyata
bertepatan dengan area2 otak tak sadar kita. Data yang tersimpan di sana atau
melintasi area itu, jika tidak ada faktor lain yang menghalangi, dapat muncul
(memunculkan diri) pada respons visual. Biasanya, respons visual kita
dirangsang oleh penglihatan eksternal. Kebanyakan waktu ketika penglihatan
tidak bekerja, kita akan mengalami keadaan tidak sadar, tidur dan bermimpi.
Hampir seluruh penggunaan selebihnya, sedemikian teratur sehingga persepsi yang
lebih sensitif yang diturunkan secara tak sadar, kutang atau tidak mendapat
kesempatan untuk “menembus” ke luar. Namun mereka ada di sana dan jika kita
memformat sedemikian rupa sehingga membiarkan persepsi2 itu muncul, maka kita
memiliki akses sangat langsung kepada sumber tak sadar kita dan kepada
pemahaman lebih dalam.
Itulah sebabnya,
temuan2 besar dalam iptek biasanya dihasilakn dengan bantuan visualisasi.
Misalnya, teori relativitas Enstein hasil saat ia naik kereta api khayalan
dalam seberkas cahaya. Elias Howe gagal dalam usaha merekayasa suatu mesin
jahit sampai ia mengalami mimpi buruk di mana para kanibal menyerangnya dan ia
melihat bahwa mata tombak para kanibal tsb memiliki lubang.
Kebanyakan
terobosan itu dihasilkan oleh visualisasi . itu biasanya diketahui hanya
melalui memoar atau wawancara personal. Sementara mereka berjuang memperoleh
dukungan dari para kolega kerja atas temuan2 mereka, para penemu itu tampil di
depan publik bahwa temuan mereka itu dihasilkan melalui penerapan ketat “metode
ilmiah”. Jadi mereka seolah mengekalkan mitos yang masih berlaku tentang
bagaimana ilmu pengetahuan lahir.
“metode ilmiah”
masih tetap berharga dalam mencabuti rumput kesalahan dari taman kebenaran.
Tetapi “metode ilmiah” jarang menjadi sumber bagi temuan baru; ia biasanya
hanya dapat menentukan apakah suatu temuan dapat ditopang atau tidak. Temuan
yang sesungguhnya biasanya lahir dari visualisasi-kadang2 disengaja, kadang2
spontan.297-298
Demikian
ringkasan yang dapat disajikan kali ini, untuk lebih jelas dan gamblang tentang
berbagai tknik lainnya, silakan dirujuk ke buku dengan tebal 448 halaman ini.
Alhamdulillah khatam: 16:19@12-11-2013. Ciputat @kosan Pak Khour
·
·
·
·
Sekilas tentang penulis: Win
Wenger, Ph.D, adalah seorang perintis di bidang kreatifitas dan metode kreatif,
accelerated learning, perkembangan otak dan diri dan ekonomi politik. Pernah menjadi dosen dan kini menjadi
trainer, ia juga mendirikan yayasan nirlaba bernama Project Renaissance yang
bergerak di bidang upaya peningkatan potensi individu dan mempercepat terbitnya
fajar baru era Pencerahan.
·
Apapun yang sedang kita
pelajari, tenggelamkanlah diri ke dalamnya. Bangunlah hubungan saraf-inderawi
(neuro-sensori) dengannya sebanyak mungkin. Artinya, libatkan sebanyak mungkin
indera dan imajinasi anda.
Kita
sebenarnya tahu lebih banyak dari yang kita kira tentang topik, subjek, atau keterampilan tertentu. Jika
dapat menemukan dan menyadari inti dari pengetahuan kita itu, maka satu2nya
yang perlu dipelajari dengan suatu metode apa pun adalah mengintegrasikan
dengan cepat dan mudah seputar inti dari apa yang sudah kita ketahui itu.
·
Kebanyakan manusia belajar
melalui dan berdasarkan konteks. Karena itu, sedapat mungkin, perkayalah
konteks di seputar hal dan bidang yang sedang anda pelajari. Ungkapkan butir2
penting subjek tersebut kepada orang lain dan jangan takut untuk kembali ke
dasar. Buatlah prediksi kita sendiri ttg isi dan muatan subjek (mapel/makul)
tersebut dalam berbagai media –tulis, ketik, rekam, dan percakapan dengan orang
lain. Bahkan sketsa (gambar) atau puisi singkat dapat lebih memfokuskan,
mperkaya, dan menggambarkan butir2 penting hal yang sedang dipelajari. Alangkah
baiknya jika kita mencoba mengajarkan subjek yang dipelajari itu kepada orang lain.
(penulis merasakan belajar dengan cara ini cukup efektif dan memancing kita
untuk benar2 menguasai subjek pelajaran tsb sebelum mengemukakannya kepada
orang lain)
·
Beberapa hal yang
disepakati oleh peneliti (poin2 ini dapat dilihat pada halaman 12):
-
Belahan kanan korteks
(kulit) otak bekerja 10.000 lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian
bahasa membuat kita berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak
yang lebih dalam) bekerja 10rb x lebih cepat daripada korteks otak kanan, serta
mengatur dan mengarahkan seluruh prosesnya. Karena itu, sebagian besar kegiatan
mental jauh lebih cepat daripada pengalaman atau pemikiran sadar kita.
-
Untuk setiap pemikiran,
persepsi atau kesan sadar yang anda alami, anda juga mengalami lebih dari 100
kesan dengan kesadaran marjinal (pinggiran, tidak fokus) atau kesan yang tak
disadari.
-
Setiap pengalaman yang
pernah kita alami masih ada dalam memori kita. Memanggil (membangkitkan)
kembali secara sadar pengalaman itu mungkin menjadi masalah, tetapi memori tersebut
masih berada di sana seumur hidup kita. Itu berarti bahwa semua yang pernah
atau coba kita pelajari, dan bahkan informasi sambil lalu pada masa lampau juga milik kita seumur hidup.
(berhati-hatilah dengan komsumsi psikologis kita, terlebih pada anak2, jika
input negatif yang masuk, ini bisa menjadi memori yang buruk atau menjadi suatu
trauma mental yang berpengaruh negatif bagi kita)
Project Renaissance (yayasan yang didirikan oleh penulis buku) telah
menemukan bahwa bank data yang mahaluas dan mahakaya itu tidak hanya menjadi
simpanan yang pasif dalam otak tak sadar kita. Bank data tersebut terus-menerus
dipilah-pilah dan diubah secara refleks dan menghubungkannya seketika dengan
segala sesuatu yang kita jumpai. Informasi dan pemahaman terbaik kita adalah di
sana, di pinggiran otak itu, seketika itu juga begitu ada rangsangan atau
stimulus! Bagian dari diri kita itu “jauh lebih cerdas dari diri kita
sekarang”., dan pendeskripsian terfokus dapat membawa kecerdasan itu
“tersambung” dan langsung dengan otak sadar kita.
Mengapa pemikiran visual? Mengapa pemikiran (bayangan mental) visual
Enstein, bersifat reseptif atau “menemukan”? para peneliti juga sepakat bahwa:
-
Menurut penelitian EEG,
respons visual melibatkan 80% dari seluruh area otak kita.
-
Menurut studi
citra-gelombang listrik yang dilakukan selama bedah saraf, respons sadar
hanya melibatkan 5% dari seluruh area otak dan hanya 1% dari seluruh sel otak
kita. Karena itu,
-
Hampir semua respons visual
kita muncul di area2 otak yang biasanya merupakan bagian tak sadar otak kita,
juga tempat ditemukannya pemahaman database yang mahalluas dan refleks
seketika. Ketika respons visual tersebut tidak digerakkan oleh rangsangan dari
luar atau visualisasi yang terlalu diatur atau diarahkan.
Albert enstein mempopulerkan teknik
pemikiran visual, yang sebelumnya sudah banyak dipraktikkan oleh sebagian besar
penemu dan pencipta besar. Yaitu, memulai suatu visualisasi dan kemudian
melihat apa yang dapat dipelajari dari hal2 yang teramati. Imajinasi naik
kereta api di atas seberkas cahaya mengajarkan kepada Enstein mengenai teori
relativitas. Untuk belajar kimia, (bayangkan) anda menjadi sebuah molekul
oksigen dalam sup dan lihat apa yang dapat anda temukan dari pengamatan anda
itu.
·
Sebuah kutipan dari hal.42:
Pergilah ke perpustakaan dan temukan di sana banyak buku riwayat hidup
orang “besar” dalam sejarah, biasanya dimulai dari awal kehidupan mereka.
Jurnal, buku harian, surat-menyurat deskriptif yang luas kepada teman2
mereka -di sini tergambarkan persepsi mereka
mengenai segala hal detail dan penjang lebar. Apakah mereka melakukan ini
karena tahu bahwa mereka tengah berada di jalan untuk menjadi orang besar dan
paparan ini adalah hadiah mereka untuk anak cucu? Ataukah paparan ekspresi
segala macam persepsi mereka membentuk dalam diri mereka sifat2 yang menjadikan
mereka orang besar?
Dalam buku terlihat penulis lebih menekankan kepada deskripsi persepsi
dari siswa secara lisan dengan suara lantang, akan tetapi tindak lanjut dengan
adanya jurnal atau catatan akan memberi dampak ganda.
·
Di antara trik jitu #1
adalah: Ubahlah fakta kering menjadi Fakta yang tak Terlupakan (semenarik dan
seasyik mungkin). Misalnya ketika membahas perang Diponegoro, bayangkan kita
–misalnya- anggota/anak buah pasukan Pangeran, dan benar2 terlibat dalam
situasi perang. Atau, membayangkan perasaan Edison ketika pertama kalinya
filamen bola lampunya berhasil menyala.. dan lain sebagainya. Trik jitu #2:
bicaralah dan bicarakanlah hal2 atau masalah2 kunci dengan sesorang. Trik #3:
berujicobalah dengan masalah, bereksperimenlah, amatilah dan catatlah. Trik #4:
ubahlah setiap pokok masalah yang tidak dimengerti menjadi suatu masalah (yang
dapat dimengerti) lalu pecahkanlah menurut kiat2 di atas. Trik #5: pastikan
anda memahami suatu pokok masalah dengan menjelaskannya secara efektif
kepada seseorang yang jauh lebih muda
ketimbang anda. H.63
·
(tambahan peringkas: ketika
akan mempelajari subjek tertentu, misalnya Mtk atau fiqh, bayangkan kita adalah
seorang ahli dalam bidang tsb, misalnya menjadi enstein ketika belajar fisika,
atau bisa juga dengan menanamkan ide/persepsi bahwa subjek tsb mudah,
menyenangkan, bermanfaat dsb)
·
Sebuah motivasi tk berbuat
sprti shaid khatir, h.70 (dgn sdkit prubhn):
Pernahkan tman
merasakn tiba2 punya gagasan, namun tak melakukan sesuatupun berkenaan
dengannya, dan akhirnya kita pun melupakannya sama sekali? Kita semua pernah,
ratusan bahkan ribuan kali. Hanya jika gagasan2 itu direspons dengan cara yang
benar-yaitu dgn mengatakannya dengan seseorang, atau membuat catatan
tentangnya-lah kita dapat mengingat banyak, bahkan setiap gagasan kita dahulu
pada saat sekarang.
Setiap kali kita
mmbiarkan gagasan berlalu tanpa memberikan respons sama sekali terhadapnya,
berarti kita sedang memperkuat perilaku tak kreatif -kita merasa bahwa gagasan
tsb tak cukup berharga dan tak layak utk ditanggapi atau dipedulikan. Setiap
kali kita mengatakannya kepada seseorang ttg gagasan tsb, atau menuliskannya di
mana saja, atau merespons dalam beberapa cara terhadapnya, berarti kita tengah
memperkuat perilaku kreatif.
Demikian juga,
setiap kali kita menaruh perhatian pd sesuatu yang orang lain tdak
memperhatikannya, dan kita membiarkannya berlalu tanpa respon, ini juga sedang
mperkuat perilaku tidak suka mengamati. Dan ini juga menjadi masalah di
pendidikan kita sekarang, yaitu kita mendidikkan sesuatu yang tidak pernah
diamati.
·
Catatan2 dari bab2 teknik2
mencatat bebas
Di antara
anjutan untuk menerobos mental blok dalam menulis ialah dengan menerapkan
aturan: Jangan berhenti untuk kemudian memutuskan apakah gagasan itu pantas
ditulis atau tidak. Jika dalam konteks ini gagasan 2 itu muncul dalam benak
anda, tuliskan atau rekamlah. Catatlah gagasan2 yang terlintas dalam benak
anda, tak peduli apakah itu buruk, baik, biasa saja, sepele, menakjubkan, tak
senonoh, lucu, dan transformatif, pokoknya semua. (ini adalah suatu proses
latihan, yang kemudian tentunya akan bermanfaat kepada anda meskipun tidak
dalam waktu singkat.
Aktifitas
mencatat bebas seperti ini merupakan prinsip kependidikan yang logis dan masuk
akal, karena setiap gagasan yang kita rekam dalam konteks tertentu entah buruk
atau baik, merupakan pijakan kokoh yang dengannya kita dapat meningkatkan
pemahaman dan bertumpu bagi hal-hal lain dalam konteks ini –karena gagasan yang
terekam itu adalah kreasi segar kita, dan itu segera bermanfaat. (ada hubungan
langsung antara aktifitas mencatat gagasan terhadap kreatifitas, yaitu
meng-ada-kan sesuatu yang baru, resensor). Namun, yang lebih penting adalah
kita akan mendapati bahwa kita, betul2 diri kita sendiri bisa melahirkan
beberapa gagasan dan pengamatan orisinal unik dan punya nilai besar atau lebih
besar ketimbang gagasan yang ada dalam buku teks atau materi kuliah
(pelajaran).
|
Alex osborn, penemu
teknik “mencurahkan gagasan (brainstorming) mengamati bahwa satu2nya alasan
mengapa kebanyakan orang tidak kreatif dan tidak bisa melepaskan diri dari
masalah2 rutinnya adalah bahwa mereka meniru orang lain yang biasa menolak
gagasan dan prakarsanya sendiri sejak permulaan dan mengebiri setiap gagasan
baru sebelum sempat dimunculkan. Begitu refleks sensor-diri ditolak, orang bisa
menjadi sangat kreatif dan mampu melompat jauh ke luar dari rutinitas. (khatir:
jadi teringat gagasan iqbal tentang pendidikan yang memerdekakan). Osborn
menemukan bahwa gagasan2 terbaik dalam sederetan panjang gagasan yang bisa kita
paksa tuliskan dengan mengabaikan sensor diri itu biasanya berada di deretan
terakhir atau hampir terakhir. Selain itu, semakin banyak gagasan yang ditulis
akan semakin baik. Jarang terjadi gagasan terbaik berada pada awal daftar
respons pertama terhadap suatu pertanyaan, masalah, atau rangsangan. Artinya,
jawaban standar hampir tidak pernah menjadi jawaban terbaik atau sekedar cukup
baik. Lanjutkan!
Mencipta dan
menalar ibarat dua alur pikiran-masing2 harus melangkah secara bergiliran jika
kita ingin sampai ke suatu tempat. Hampir semua kita mempunyai kaki kreatif
yang terikat di belakang kaki penalaran sehingga kita menjadi pincang. Gerakan
dan langkahkan dulu kaki kreatif itu secara bebas baru kemudian kaki penalaran.
Kita memerlukan keduanya sesuai dengan gilirannya. Demikian penjelasan Osborn
sebagaimana dikutip oleh author.
·
Setiap proses belajar
adalah tindakan kreatif pembelajar, bukan alih (transfer) informasi atau salah
satu dari definisi2 lain yang pernah diajarkan kepada anda. Setiap pembelajaran
adalah tindakan kreatif pembelajar; tanpa daya kreasi pembelajar, tidak ada
sesuatu yang dipelajari. H.92
·
Ada berbagai teknik untuk
membangunkan otak dan sistem saraf, namun itu hanya sebagia kecil dalam
keseluruhan isu tentang bagaimana kita bisa secara sangat baik meningkatkan
hubungan saraf dengan bahan (informasi) yang sedang dipelajari, dengan maksud
untuk dapart mempelajarinya lebih baik, mudah, menyenangkan dan lebih cepat. Di
sini, setidaknya, tidak ada pil ajaib di mana sebongkah besar informasi formal
dapat begitu saja digali dari teks atau pengajar dan kemudian ditelan
seluruhnya. Lalu “tersimpan” sebagai pengetahuan instan dalam pikiran
pembelajar. Informasi mentah harus diolah lebih dahulu sebelum menjadi
informasi yang bermanfaat di dalam otal pembelajar. Pada kenyataannya, tidak
ada yang disebut mengajar, semua pembelajaran adalah hasil kreasi pembelajar. Pembelajaran mungkin dan tidak mungkin bersesuaian dengan himpunan
informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pengajar, atau
barangkali itu jauh lebih bermanfaat dari indormasi yang mula2 disajikan. Tapi
tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh
pembelajar, tidak peduli apa yang “diajarkan” atau diberikan oleh pengajar.
Kita berharap segelas air berubah saat memasuki tubuh ketika diminum, atau
wortel atau sepotong daging ketika dimakan. Lebih2 lagi informasi, agar ia
memberikan gizi kepada pikiran, ia harus diubah dan terus diubah. Setiap
pembelajaran diciptakan oleh pembelajar. Data yang disajikan hanyalah
sebagian konteks yang darinya ia menciptakan proses belajar itu.
·
Kemacetan lalui lontas artikulasi.
Artikulasi
adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur2 dalam otak yang melibatkan
kemampuan berbicara 9 area ‘kemampuan berbicara’ Broca), membaca atau
permrosesan-kata lainnya (terutama Area Wernicke), dan Area Gerak Tambahan
(menulis, mbuat sketsa, melukis atau gerak2 ekspresif lainnya).
Prinsip
Artkulasi: semakin banyak anda mengungkapkan atau mengartikulasikan persepsi
anda , semakin tajam anda memahami persepsi itu dan persepsi2 terkait lainnya”.
Titik2
artikulasiini juga merupakan pusat fisik dari sebagian besar pikiran sadar
anda.
Tugas mereka
adalah menyeleksi dari lautan persepsi anda yang jauh lebih umum dan
mengungkapkannya dalam bentuk nyata dimana setiap daya (fakultas) sadar anda
tetap berhubungan dengan yang diartikulasikan.
Titik2 artikulasi
anda adalah saran untuk memfokuskan daya sadar anda pada persepsi tentang apa
pun. Semakin banyak dan semakin sering anda mengartikulasikan persepsi, semkin
anda mampu memfokuskan daya sadar anda padanya dan pada persepsi2 terkait
lainnya.
Baik dalam
evolusi maupun dalam evolusi anda sendiri sejak dari kandungan hingga sekarang,
arah alamiah arus artikulasi anda bersifat ekspresif, ke luar. Pada umumnya sekolah2 kita sekarang (menurut
author) mencoba melakukan itu semua dala
arah kebalikannya. Mereka
mengajar anda bukan dari apa yang anda katakan tetapi dari apa yang mereka
katakan. H.107
Apa yang anda
ungkapkan 10 hingga 100 x lebih produktif bagi proses belajar anda daripada apa
yang diungkapkan kepada anda. Namun, 99% dari sekolah yang ada beserta
pengajarannya dewasa ini berupa usaha2 untuk memasukkan informasi “ke dalam
pikiran’ siswa melalui struktur2 pemprosesan kata yang sama. (dan hebatnya
hanya melalui struktur2 tersebut, sementara seni dan musik serta saluran
pengalaman non-verbal lainnya banyak dan semakin banyak dipangkas karena
keterbatasan anggaran!).
·
Akibatnya, tanpa kesempatan
yang cukup untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dari persepsi anda
sendiri, telah menambahkan lalu-;intas yang belum tercerna banyak masuk ke dalam
otak siswa, dan mengakibatkan kemacetan lalu-lintas dalam titik artikulasi anda
dengan dampak sama seperti dalam kasus rapat, di mana anda ingin sekali
mengemukakan sesuatu yang mendesak tapi harus menunggu kesempatan. Dalam
kemacetan lalu-lintas itu anda mengalami “penderitaan” menumpuk akibat
kurangnya peluang/kemampuan mempersepsi, memahami dan belajar. Ini bukanlah
pengamatan baru, seperti yang diamati oleh Plato dan Sokrates 2000 tahun silam,
sekalipun boleh jadi merupakan kabar baru bagi sebagian besar pengajar. Yang
lebih akrab bagi pendidik mungkin temuan2 serupa oleh O.K. Moore, Maria
Montessori, dan para pendidik terkemuka lainnya, yaitu: pembelajaran paling
efektif terjadi apabila bentuknya berupa umpan balik dari kegiatan2 yang
dilakukan pembelajaran itu sendiri. Yang lebih mendasar, Santiago Ramony
Cajal, Bapak Anatomi Otak, penulis buku Neurogenesis dan Histology of
the Brain menemuka: bukan hanya pembelajaran, tapi pertumbuhan dan
perkembangan fisik otak seseorang bergantung terutama pada umpan balik dari
kegiatan2 orang itu sendiri. 108
·
Ada sesuatu yang menarik
tentang artikulasi ekspresif yang berkaitan dengan bahasa, selain dari cara
artikulasi lain seperti membuat sketsa,
melukis atau menari misalnya yang mampu membawa elemen2 lautan luas persepsi
tak sadar ke fokus nyata real kita. Dijelaskan bahwa kata2 dan bahasa verbal
agaknya menjadi ‘lingkungan’ terkaya di mana Cara Artikulasi kita dapat
melayani keperluan dan kepentinga kita.
Tugas dominan
bahasa ini diperlihatkan oleh pengalaman luar biasa psikolinguis (ahli
psikolonguistik) berkebangasaan Rusia, Lev Vygotsky. ia mengumpulkan beberapa
anak yang masih sangat belia untuk membuat sketsa sayap kupu2. Anak2 yang
mempunyai kosa kata tertentu dalam perbendaharaan kata mereka seperti “titik”,
“segitiga”, “garis miring” dan semacamnya sanggup membuat sketsa sayap kupu2
lebih baik bahkan dari memorinya. Biasanya, anak2 yang tidak mengenal kosakata
tersebut, tidak mampu menggambar bahkan ketika sambil melihat kupu2. Meneruskan
eksperimennya, ia mengambil separo anak2 yang tidak mampu membuat sketsa sayap
kupu2 tadi dan dalam konteks yang sepenuhya berbeda mengajarkan kepada mereka
kata2 tersebut. Pada tahap akhir eksperimen, anak2 ini kemudian diminta untuk
membuat sketsa lagi. Ternyata mereka yang sekarang mengenal kosakata tsb mampu
membuat sketsa secara efektif bahkan dari memori dibanding anak lain yang belum
mengenal kosa kata.
Tentu saja alam
semesta jauh lebih besar dan lebih kaya daripada kata2 yang dimiliki, Jerome
Bruner, dalam bukunya A Study of Thinking, melihat bahwa manusia biasanya dapat
membedakan dengan mata telanjang 7 juta warna yang berbeda, tetapi hanya
memiliki beberapa lusin kata yang berkaitan dengan warna yang dengannya kita
memahami wana2 tersebut. (ide: tak heran para malaikat harus sujud menghormati
Bapak Kita; Adam as setelah diajar oleh Allah asma a kullaha,,yaitu nama tiap
sesuatu yang ada di jagad ini). H.110-111
Kualitas bahasa
kita yang ada juga menghasilkan perbedaan yang sangat nyata dalam kualitas
kesadaran (persepsi) sadar kita, seperti dinyatakan oleh Basil Bernstein. Para
pembicara yang fasih cenderung memakai pertimbangan (penalaran), alasan, dan daya pengamatan yang baik, sementara para
pembicara yang gagap tida memakai itu. Sebaliknya mereka yang bahasanya kurang
lancar cenderung bergantung pada otoritas dan/atau “otot” untuk menentukan
benar atau salah. Jelas bahwa seeorang yang bahasanya terlalu canggung dan
lambat untuk mampu mengikuti penalaran orang lain, tidak akan mempunyai cukup
kesempatan dan peluang untuk mengalami terciptanya penalaran, dan, karena itu
cenderung tidak menciptakan penalarannya sendiri. (ide: ini tentunya harus dibuktikan
kesahihannya, namun menurut resensor ada benarnya juga yang diungkapkan oleh
sang tokoh ini,,nb: tak heran Allah mengutus nabi2 dengan bahasa kaumnya dan
memiliki kefasihan bahasa yang baik, bahkan Musa mendoa meminta ikatan lisan
sebelum menghadap Fir’aun)
·
Penyebab kemerosotan
keterampilan berbahasa. Menurut author penyebab dari merosotnya keterampilan
berbahasa ialah pengajaran bahasa yang analitis di dalam kelas. H.114.
keterampilan berbahasa ketika kita berbicara misalnya adalah terjadi dengan
menekankan pada kandungan makna dari apa yang kita katakan, meskipun bila dalam
bentuk tulisan kita bisa mengulangi dan menyentuhnya dengan [perbaikan2. Author
juga melihat, model berbahasa tak sadar yang kita miliki ketika masuk ke dalam
kelas yang dikendalikan dengan model analitis akan mengalami kemunduran. Hal
ini terjadi karena kita setiap kali harus “mengoreksi” struktur2 yang salah,
untuk membuktikan bahwa kita berhasil mengingat dan menghafal pelajaran mengeja
dan/atau tata bahasa hari itu.
Untuk
mengimbanginya, author menyarankan untuk mengembangkan kefasihan terlebih
dahulu baru kemudia mengoreksi. Karena terkait dengan bahasa maka hal yang
diperlukan ialah memperkaya bahasa /kosakata dan mengupayakan pengungkapan
secara fasih. Menjadikan usaha belajar lebih alamiah, ekspresif dan artikulatif
sesungguhnya merupakan usaha jangka panjang menuju kefasihan berbahasa dan
perbaikan keterampilan berbahasa. Di samping itu medium yang lebih fasih
daripada menulis itu ialah berbicara.
·
Suatu pesan yang sering
diabaikan: resensor mengutip ini di halaman 172 buku author, ini merupakan
suatu peringatan yang sering kita dengarkan namun sering sekali juga diabaikan
yaitu tentang rokok.
Merokok
dikatakan oleh author tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga
pada kecerdasan anda. Dan ketika anda menyaksikan sebagian generasi muda kita
berdada tipis menyedihkan yang pemahaman bacaannya sangat kurang memadai. H.
172
Hal ini
dikemukakan penulis buku terkait hubungan antara pernapasan kita tingkat
kesadaran, dan juga fokus perhatian dimana kita biasa menahan dan melepas napas
pada momen2 tertentu, tergantung dari tingkat kesadaran dan fokus yang
dibutuhkan dalam aktifitas tersebut.
Tak hanya itu,
pentingnya pernapasan ini juga dikemukakan oleh author terkait dengan kemampuan
seseorang dalam menyelesaikan sebuah kalimat, baik ketika mencerap maupun
mengungkapkan suatu kalimat. Oleh karena itu, author mengajukan saran untuk
menyembuhkan gangguan ini melalui kegiatan aerobik seperti berlari, tarian
aerobik, renang cepat dan latihan2 pernapasan tertentu yang akan meningkatkan
kapasitas paru2 dan memperluas rentang kesadaran dan perhatian kita. Adapun
salah satu kegiatan yang disarankn dan ditekankan oleh beliau adalah berenang
di bawah air dengan menahan nafas. (ide: tak heran berenang masuk dalam
kurikulum pendidikan Nabi terkait mengajari anak untuk berenang, selain dari memanah
dan berkuda). H. 173
Bagaimana
hubungan antara berenang di bawah air ini dengan kecerdasan, dalam halaman
selanjutnya author menjelaskan lebih lanjut. Bahwa dampak lain dari berenang di
bawah air dengan menahan nafas arteri 2 (pembuluh darah nadi) Karotid yang
masuk (memasok karbondioksida) ke dalam otak.
Berenang dengan
menahan nafas di bawah air meningkatkan karbondioksida dalam alira darah yang,
pada gilirannya, memperlebar arteri2 Karotid yang menyuplai sirkulasi ke orak.
Sejam yang dilakukan setiap harinya selama tiga pekan bisa memperlebar secara
permanen arteri2 Karotid itu dan sirkulasi ke otak anda. Tidak saja dengan
“kekuatan nafas” anda, berenang dengan menahan nafas di bawah air juga
meningkatkan kondisi fisik anda. Ini adalah cara mudah untuk meningkatkan
kecerdasan anda atau kecerdasan siapapun.
Yang membuat
pengayaan CO2 menjadi terapi otak yang berhasil dalam contoh2 yang relatif
jarang terjadi ketika itu diterapkan –khususnya pada anak2 yang mengalami
kerusakan otak- adalah berikut: berenang di bawah air, pernapasan longgat,
latihan pernapasa khusus tertentu, atau dengan cara lain.
Jika kadar CO2
menjadi sangat tinggi dan sangat sering terjadi selama periode beberapa pekan,
maka karotid tidak kembali menyempit. Mereka meregang menjadi lebih lebar
secara permanen. Ini memungkinkan karotid secara permanen memasok tidak hanya
lebih banyak O2 ke otak tetapi juga nutrisi dan energi makanan dan yang lebih
penting, membersihkan badan dari toksi dan racun kelelahan. Itulah sebabnya
mengapa kami menganjurkan setidaknya 1 jam efektif per hari, dalam waktu 3
pekan, untuk berenang di bawah air.
..dalam suasana
tekanan (stress) seperti berada di kedalaman beberapa meter di bawah air
misalnya, perilaku2 kimiawi dan biokimiawi berubah: membran2 sel menjadi lebih
permeable (dapat ditembus) bagi oksigen yang bergerak ke satu arah dan CO2 dan
eleminasi sampah beracun yang bergerak ke arah sebaliknya, sehingga manfaat
fisiologis dari berenang dengan gaya tersebut, khususnya berenang membentuk
CO2, aerobik, tampaknya cukup menonjol’. (ide: suatu tekanan (stress pada
kondisi psikologis juga bisa membantu kecerdasan psikis manusia untuk
menghadapi pelbagai permasalahan, membuatnya lebih tahan banting dan memberi
dorongna untuk kreatif mencari pemecahan dan jalan keluar masalah)
Jadi, ada 3
alasan utama untuk melakukan berenang di bawah air dengan menahan nafas (dan
ini menurut author merupakan teknik terbaik yang bisa mendukung kecerdasan
dibanding berbagai metode lainnya):
1.
Meningkatkan kesadaran dan rentang-perhatian
dengan cara meningkatkan rentang-pernapasan.
2.
Meningkatkan kecerdasan
dengan cara meningkatkan kondisi fisik otak yang memperbaiki sirkulasi ke otak
dengan memakai CO2 untuk memperbesar arteri2 karotid.
3.
Meningkatkan kecerdasan
dengan cara meningkatkan kesehatan melalui sirkulasi yang lebih besar selama
respons menyelam. Untuk mendapatkan rentang penuh manfaat ini, anda harus
benar2 menyelam ke dalam air. 174-176
Manfaat lebih
lanjut dari berenang di bawah air adalah: dengan total waktu 1 jam berada di
bawah air, tiap 2-3 menit tanpa keluar darinya (menyelam selama 2-3 menit),
tiap hari, selama 3 pekan, akan meningkatkan secara intensif angke kecerdasan,
IQ, anda sebesar 5-100 dan suatu peningkatan kekayaan dan rentang kesadaran
anda secara hampir langsung. Kekuatan personal sebagai individu juga akan
meningkat secara mencolok, mampu menekankan pendapat dan pandangan anda, dan
bisa lebih lama bersitahan dalam pendapat anda dari serangan orang lain, dan
menjaga dengan mudah usaha2 yang tidak mampu dilakukan orang lain. Dalam
rentang waktu seperti disebutkan di atas juga dapat menambah lingkar dada 1
inci setiap pekan, ini berarti menyumbang pada performa fisik. Selain itu dapat
juga menambah kualitas pendengaran anda. Bagi orang tua, mereka bisa mengajak
anggota keluarga untuk bermain di tempat (kolam) renang terdekat.
Jadi, manfaat
berenang di bawah air ini resensor ulangi penjelasannya sekali lagi, ketika
level CO2 meningkat di dalam aliran darah, karotid yang memasok makanan dan
membersihkan otak otomatis terbuka lebih lebar untuk mengimbangi dan menjaga
pasokan oksigen dan meningkatkan sirkulasi. Bila dilakukan cukup sering dan
cukup keras, maka pengayaan CO2 ini akan secara permanen memperluas karotid,
akibatnya penyingkiran toksin dan ampas pembersihan darah mungkin bahkan lebih
vital daripada pasokan oksigen, energi makanan dan gizi bagi otak. (di antara buku yang menarik
perhatian author ialah buku Switching On karya Paul Dennison, Glendale, CA; Edu-Kinethetic,
Inc, 1981, ttg trik2 sederhana berkaitan kbm).
Selain
berenang di bawah air, tarin dan joging aerobik juga menikatkan level CO2 dan karena itu bisa pula membantu otak sampai
taraf tertentu, begitu juga teknik pernapasan sesap. “pernapasan sesap” (yang
bisa dijadikan sebagai alternatif pganti renang) setidaknya memperbaiki dan
melengkapi efek CO2/karotid yang dicapai oleh berenang menahan napas di dalam
air. Caranya adalah: mulailah dengan paru2 kosong udara, pertahankan. Persis
sebelum anda megap2, katakanlah 15-20 detik, biarkan masuk sedikit udara tapi
jangan membiarkan udara keluar. Di mana mungkin anda mampu menahan napas, hanya
untuk satu menit, katakanlah, sebagai sarana untuk meningkatkan level CO2;
dengan pernapasan sesap anda dapat menahan CO2 selam 3 menit atau lebih, akan
memperkaya aliran darah dengan CO2 dibanding dengan hanya menahan napas (dengan
cara biasa) saja. Sesi pernapasan sesap ini juga baiknya dilakukan 3
menit/hari=3 pekan. Dalam halaman2 selanjutnya author menambahkan berbagai
teknik pernapasan lain, resensot menyarankan pembaca untuk merujuk ke buku
tersebut untuk mendapat gambaran dan penjelasan lebih lanjut.
·
Sebuah motivasi untuk
menulis dan mendeskripsikan pengamatan: menarik di halaman 288 diulas kembali
tentang tokoh besar yang berpengaruh via tulisan2 mereka, sang author
menuliskan sekali lagi pada halaman tsb. Resensor tertarik pula untuk mengutip
kembali mutiara ini, kali ini secara utuh, moga memberikan nilai lebih bagi
pembaca.
Coba datangilah
perpustakaan lokal dan temukan hal yang mengejutkan: ternyata terdapat banyak
buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah.
Tidak seperti
mayoritas orang, kebanyakan pemimpin, penguasa, pemikir, penemu, seniman besar,
dan lain2nya menyimpan buku catatan atau buku harian dan/atau menulis banyak
surat kepada teman2 mereka, di mana di dalamnya mereka dengan detail memaparkan
secara panjang lebar segala hal yang terjadi di sekitar mereka dan atau di
dalam diri mereka, biasanya masa kanak2.
Pertanyaannya:
apakah orang2 terkemuka ini mengugkapkan dengan panjang lebar dan mencatat
pengalaman mereka tentang pelbagai hal, mulai dari awal masa kanak2 mereka,
karena mereka tahu bahwa suatu saat kelak mereka akan menjadi orang2 besar dan
mereka melakukan semua pengamatan ini demi anak
cucu mereka? Ataukah praktik membuat catatan, mengungkapkan dengan
panjang lebar serta mencatat pengamatan mereka tentang pelbagai hal,
mengembangkan, di dalam diri mereka, watak dan sifat yang mengantarkan mereka
menjadi orang besar. Seluruh brevolusi ilmu pengetahuan datang kepada kita bukan
dari “metode ilmiah” tapi dari segelintir indiividu yang sengaja membuat,
mengungkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang
pelbagai hal. Sebagian pengamatan mereka membawa kepada temuan dan formula
(rumusan) besar yang menyebabkan mereka dipandang sebagai ilmuwan besar.
Hampir
semua temuan dan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi,
ternyata dilakukan oleh orang2 “amatir” yang belum pernah diajar atau dididik
untuk melakukan semua pengamatan hanya dalam prosedur sempit yang telah
ditetapkan dan rutinitas laboratorium! Mereka berpikir luas dan memberikan
perhatian pada segala hal, melakukan pengamatan di tempat mereka menemukannya.
Mereka tidak puas dengan hanya sebiah catatan dan terpaku pada sederetan instrumen
yang hanya diambil dari satu jenis interpretasi.
Mayoritas
terobosan besar di dunia usaha dan politik, sebagaimana halnya dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi, dilakukan oleh orang2 yang memang sengaja membuat,
membrerikan respons terhadap, atau mencatat pengamatan2 mereka. Akibatnya,
orang2 tersebut mampu melihat, ketika kesempatan muncul, dan mampu
memanfaatkannya. Bertentangan dengan kebanyakan buku tentang subjek itu,
keberuntungan atau “kebetulan”, hanya sedikit, atau tidak, berkaitan dengan
terobosan2 besar tersebut.
“Kebanyakan
manusia,” kata Winston Churchill, “tergagap dengan temuan2 besar. Tapi biasanya
mereka tertegun dan pergi!”
Memang benar, jika seseorang
melihat dengan cukup teliti, mungkin ia akan “menyaksikan alam semesta di dalam
sehelai rumput” –tapi hamppir tak seorang pun secara konvensional mampu melihat
dengan cukup teliti untuk mengetahui banyak tentang sesuatu, tanpa bantuan
sesuatu yang lain. Namun, “semua ini dan masih banyak lagi akan diberikan
kepada anda,” andaikata anda mendeskripsikan dengan panjang lebar pengamatan
anda yang tengah berlangsung ke dalam
sebuah alat perekan atau buku catatan.
Perhatikan dan catat: permainan
bayang2 pada dinding, tekstur batu bata yang kita injak atau bau batu bata
dalam sinar matahari; perasaan lutut yang ditekuk dan diluruskan; sedikit
perubahan sensasi di bahu, perut, leher dan wajah ketika menilai bermacam2
pilihan sebelum mengambil keputusan...,”Jika anda begitu memperhatikan hal2
kecil denga teliti, anda juga akan segera mempersepsi kekuatan2 yang
menggerakkan dan membentuk hidup kita”.
·
Sekolah pertama kali
diciptakan, bukan dengan tujuan mendatangkan pelajar atau pembelajar, tapi
untuk tujuan mengumpulkan pendengar atau audiens. Para pemikir terkemukan
memandu mereka untuk mengembangkan persepsi lebih jauh. Para pemikir yang lebih
pintar akan berusaha mengangkat persepsi audien dan persepsi2 mereka sendiri.
Sokrates, orang paling terkenal 2400 tahun lalu, mengembangkan sistem yang
mampu merangsang para pendengar untuk berbicara. Ia mendorong para pelajar
menemukan dunia yang jauh lebih luas dan lebih mendalam dengan menyelidiki
persepsi2 interior dan eksterior mereka dan mendeskripsikan apa yang mereka
temukan di sana. Salah satu bagian dari sistem Sokrates adalah mengajukan
pertanyaan2 tajam yang memancing pelajar untuk menyelidiki dan mendeskripsikan
persepsi2 mereka dalam mencari jawaban.
Sistem Sokrates
menghasilkan keajaiban2 persepsi, pemahaman dalam belajar dan perkembangan
pribadi, sehingga sistem itu menjadi pendidikan selama lebih dari 2000 tahun.
Semua praktisi utamanya, sejak Sokrates dan Plato, percaya bahwa semua
pengetahuan dan pemahaman, entah bagaimana, sudah ada di dalam diri pelajar dan
pembelajar dan hanya perlu diungkit dan diangkat (ditarik keluar) ke kesadaran melalui
taktik2 “cari dan deskripsikan” tersebut. “Pendidikan” (education) itu sendiri
dinamai berdasarkan konsep ini, akar katanya adalah “educare”, yang
berarti “menarik keluar dari”. 290-291
·
Ketika menjelas tentang
otak tak sadar, penglihatan (visual) dengan temuan2 dalam iptek, author memulai
tentang betapa luasnya dan kayanya otak tak sadar sebagai sumber. Dijelaskan
bahwa, hampir semua respons visual, yang dibuat di ke80% area otak ternyata
bertepatan dengan area2 otak tak sadar kita. Data yang tersimpan di sana atau
melintasi area itu, jika tidak ada faktor lain yang menghalangi, dapat muncul
(memunculkan diri) pada respons visual. Biasanya, respons visual kita
dirangsang oleh penglihatan eksternal. Kebanyakan waktu ketika penglihatan
tidak bekerja, kita akan mengalami keadaan tidak sadar, tidur dan bermimpi.
Hampir seluruh penggunaan selebihnya, sedemikian teratur sehingga persepsi yang
lebih sensitif yang diturunkan secara tak sadar, kutang atau tidak mendapat
kesempatan untuk “menembus” ke luar. Namun mereka ada di sana dan jika kita
memformat sedemikian rupa sehingga membiarkan persepsi2 itu muncul, maka kita
memiliki akses sangat langsung kepada sumber tak sadar kita dan kepada
pemahaman lebih dalam.
Itulah sebabnya,
temuan2 besar dalam iptek biasanya dihasilakn dengan bantuan visualisasi.
Misalnya, teori relativitas Enstein hasil saat ia naik kereta api khayalan
dalam seberkas cahaya. Elias Howe gagal dalam usaha merekayasa suatu mesin
jahit sampai ia mengalami mimpi buruk di mana para kanibal menyerangnya dan ia
melihat bahwa mata tombak para kanibal tsb memiliki lubang.
Kebanyakan
terobosan itu dihasilkan oleh visualisasi . itu biasanya diketahui hanya
melalui memoar atau wawancara personal. Sementara mereka berjuang memperoleh
dukungan dari para kolega kerja atas temuan2 mereka, para penemu itu tampil di
depan publik bahwa temuan mereka itu dihasilkan melalui penerapan ketat “metode
ilmiah”. Jadi mereka seolah mengekalkan mitos yang masih berlaku tentang
bagaimana ilmu pengetahuan lahir.
“metode ilmiah”
masih tetap berharga dalam mencabuti rumput kesalahan dari taman kebenaran.
Tetapi “metode ilmiah” jarang menjadi sumber bagi temuan baru; ia biasanya
hanya dapat menentukan apakah suatu temuan dapat ditopang atau tidak. Temuan
yang sesungguhnya biasanya lahir dari visualisasi-kadang2 disengaja, kadang2
spontan.297-298
Demikian
ringkasan yang dapat disajikan kali ini, untuk lebih jelas dan gamblang tentang
berbagai tknik lainnya, silakan dirujuk ke buku dengan tebal 448 halaman ini.
Alhamdulillah khatam: 16:19@12-11-2013. Ciputat @kosan Pak KhoIr
·
·
·
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar