Senin, 03 Juni 2019

Pointers Beyond Teaching & Learning: memadukan quantum teaching n learning. Win Wenger, Ph.D.


Pointers Beyond Teaching & Learning: memadukan quantum teaching n learning. Win Wenger, Ph.D. Penerjemah: Ria Sirati, Purwanto. Bandung: Penerbit Nuansa. Cet. IV Mei 2012.




Sejatinya buku ini dibeli untuk tujuan diberikan sebagai kenang2an untuk jurusan PAI UIN JKT. Namun berhubung ketertarikan akan isinya, maka pointers ini dibuat sebelum menyerahkannya ke jurusan dengan maksud untuk merekam sebagian point2 yang menurutku cukup representatif dari isi buku ini. Melihat judulnya, kita akan segera tahu bahwa buku ini mengincar dua sasaran sekaligus yaitu pengajar dan pelajar. Tinggal bagaimana pembaca menyesuaikan diri dan me-master-i isi kandungan buku dan mengaplikasikannya dalam ruang belajar dalam makna makro. Untuk sobat2 bisa merujuk langsung buku tersebut untuk mendapatkan ide yang utuh dari penulis dan manfaat yang lebih banyak. Mudah2an tulisan kecil ini bermanfaat...
Pointers Beyond Teaching & Learning: memadukan quantum teaching n learning. Win Wenger, Ph.D. PEnerjemah: Ria Sirati, Purwanto. Bandung: Penerbit Nuansa. Cet. IV Mei 2012.

Sejatinya buku ini dibeli untuk tujuan diberikan sebagai kenang2an untuk jurusan PAI UIN JKT. Namun berhubung ketertarikan akan isinya, maka pointers ini dibuat sebelum menyerahkannya ke jurusan dengan maksud untuk merekam sebagian point2 yang menurutku cukup representatif dari isi buku ini. Melihat judulnya, kita akan segera tahu bahwa buku ini mengincar dua sasaran sekaligus yaitu pengajar dan pelajar. Tinggal bagaimana pembaca menyesuaikan diri dan me-master-i isi kandungan buku dan mengaplikasikannya dalam ruang belajar dalam makna makro. Untuk sobat2 bisa merujuk langsung buku tersebut untuk mendapatkan ide yang utuh dari penulis dan manfaat yang lebih banyak. Mudah2an tulisan kecil ini bermanfaat...
Sekilas tentang penulis: Win Wenger, Ph.D, adalah seorang perintis di bidang kreatifitas dan metode kreatif, accelerated learning, perkembangan otak dan diri dan ekonomi politik.  Pernah menjadi dosen dan kini menjadi trainer, ia juga mendirikan yayasan nirlaba bernama Project Renaissance yang bergerak di bidang upaya peningkatan potensi individu dan mempercepat terbitnya fajar baru era Pencerahan.
·         Apapun yang sedang kita pelajari, tenggelamkanlah diri ke dalamnya. Bangunlah hubungan saraf-inderawi (neuro-sensori) dengannya sebanyak mungkin. Artinya, libatkan sebanyak mungkin indera dan imajinasi anda.
Kita sebenarnya tahu lebih banyak dari yang kita kira tentang topik,  subjek, atau keterampilan tertentu. Jika dapat menemukan dan menyadari inti dari pengetahuan kita itu, maka satu2nya yang perlu dipelajari dengan suatu metode apa pun adalah mengintegrasikan dengan cepat dan mudah seputar inti dari apa yang sudah kita ketahui itu.
·         Kebanyakan manusia belajar melalui dan berdasarkan konteks. Karena itu, sedapat mungkin, perkayalah konteks di seputar hal dan bidang yang sedang anda pelajari. Ungkapkan butir2 penting subjek tersebut kepada orang lain dan jangan takut untuk kembali ke dasar. Buatlah prediksi kita sendiri ttg isi dan muatan subjek (mapel/makul) tersebut dalam berbagai media –tulis, ketik, rekam, dan percakapan dengan orang lain. Bahkan sketsa (gambar) atau puisi singkat dapat lebih memfokuskan, mperkaya, dan menggambarkan butir2 penting hal yang sedang dipelajari. Alangkah baiknya jika kita mencoba mengajarkan subjek yang dipelajari itu kepada orang lain. (penulis merasakan belajar dengan cara ini cukup efektif dan memancing kita untuk benar2 menguasai subjek pelajaran tsb sebelum mengemukakannya kepada orang lain)
·         Beberapa hal yang disepakati oleh peneliti (poin2 ini dapat dilihat pada halaman 12):
-          Belahan kanan korteks (kulit) otak bekerja 10.000 lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat kita berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10rb x lebih cepat daripada korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh prosesnya. Karena itu, sebagian besar kegiatan mental jauh lebih cepat daripada pengalaman atau pemikiran sadar kita.
-          Untuk setiap pemikiran, persepsi atau kesan sadar yang anda alami, anda juga mengalami lebih dari 100 kesan dengan kesadaran marjinal (pinggiran, tidak fokus) atau kesan yang tak disadari.
-          Setiap pengalaman yang pernah kita alami masih ada dalam memori kita. Memanggil (membangkitkan) kembali secara sadar pengalaman itu mungkin menjadi masalah, tetapi memori tersebut masih berada di sana seumur hidup kita. Itu berarti bahwa semua yang pernah atau coba kita pelajari, dan bahkan informasi sambil lalu pada  masa lampau juga milik kita seumur hidup. (berhati-hatilah dengan komsumsi psikologis kita, terlebih pada anak2, jika input negatif yang masuk, ini bisa menjadi memori yang buruk atau menjadi suatu trauma mental yang berpengaruh negatif bagi kita)
Project Renaissance (yayasan yang didirikan oleh penulis buku) telah menemukan bahwa bank data yang mahaluas dan mahakaya itu tidak hanya menjadi simpanan yang pasif dalam otak tak sadar kita. Bank data tersebut terus-menerus dipilah-pilah dan diubah secara refleks dan menghubungkannya seketika dengan segala sesuatu yang kita jumpai. Informasi dan pemahaman terbaik kita adalah di sana, di pinggiran otak itu, seketika itu juga begitu ada rangsangan atau stimulus! Bagian dari diri kita itu “jauh lebih cerdas dari diri kita sekarang”., dan pendeskripsian terfokus dapat membawa kecerdasan itu “tersambung” dan langsung dengan otak sadar kita.
Mengapa pemikiran visual? Mengapa pemikiran (bayangan mental) visual Enstein, bersifat reseptif atau “menemukan”? para peneliti juga sepakat bahwa:
-          Menurut penelitian EEG, respons visual melibatkan 80% dari seluruh area otak kita.
-          Menurut studi citra-gelombang listrik yang dilakukan selama bedah saraf, respons sadar hanya melibatkan 5% dari seluruh area otak dan hanya 1% dari seluruh sel otak kita. Karena itu,
-          Hampir semua respons visual kita muncul di area2 otak yang biasanya merupakan bagian tak sadar otak kita, juga tempat ditemukannya pemahaman database yang mahalluas dan refleks seketika. Ketika respons visual tersebut tidak digerakkan oleh rangsangan dari luar atau visualisasi yang terlalu diatur atau diarahkan.
Albert enstein mempopulerkan teknik pemikiran visual, yang sebelumnya sudah banyak dipraktikkan oleh sebagian besar penemu dan pencipta besar. Yaitu, memulai suatu visualisasi dan kemudian melihat apa yang dapat dipelajari dari hal2 yang teramati. Imajinasi naik kereta api di atas seberkas cahaya mengajarkan kepada Enstein mengenai teori relativitas. Untuk belajar kimia, (bayangkan) anda menjadi sebuah molekul oksigen dalam sup dan lihat apa yang dapat anda temukan dari pengamatan anda itu.
·         Sebuah kutipan dari hal.42:
Pergilah ke perpustakaan dan temukan di sana banyak buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah, biasanya dimulai dari awal kehidupan mereka. Jurnal, buku harian, surat-menyurat deskriptif yang luas kepada teman2 mereka  -di sini tergambarkan persepsi mereka mengenai segala hal detail dan penjang lebar. Apakah mereka melakukan ini karena tahu bahwa mereka tengah berada di jalan untuk menjadi orang besar dan paparan ini adalah hadiah mereka untuk anak cucu? Ataukah paparan ekspresi segala macam persepsi mereka membentuk dalam diri mereka sifat2 yang menjadikan mereka orang besar?
Dalam buku terlihat penulis lebih menekankan kepada deskripsi persepsi dari siswa secara lisan dengan suara lantang, akan tetapi tindak lanjut dengan adanya jurnal atau catatan akan memberi dampak ganda.
·         Di antara trik jitu #1 adalah: Ubahlah fakta kering menjadi Fakta yang tak Terlupakan (semenarik dan seasyik mungkin). Misalnya ketika membahas perang Diponegoro, bayangkan kita –misalnya- anggota/anak buah pasukan Pangeran, dan benar2 terlibat dalam situasi perang. Atau, membayangkan perasaan Edison ketika pertama kalinya filamen bola lampunya berhasil menyala.. dan lain sebagainya. Trik jitu #2: bicaralah dan bicarakanlah hal2 atau masalah2 kunci dengan sesorang. Trik #3: berujicobalah dengan masalah, bereksperimenlah, amatilah dan catatlah. Trik #4: ubahlah setiap pokok masalah yang tidak dimengerti menjadi suatu masalah (yang dapat dimengerti) lalu pecahkanlah menurut kiat2 di atas. Trik #5: pastikan anda memahami suatu pokok masalah dengan menjelaskannya secara efektif kepada  seseorang yang jauh lebih muda ketimbang anda. H.63
·         (tambahan peringkas: ketika akan mempelajari subjek tertentu, misalnya Mtk atau fiqh, bayangkan kita adalah seorang ahli dalam bidang tsb, misalnya menjadi enstein ketika belajar fisika, atau bisa juga dengan menanamkan ide/persepsi bahwa subjek tsb mudah, menyenangkan, bermanfaat dsb)
·         Sebuah motivasi tk berbuat sprti shaid khatir, h.70 (dgn sdkit prubhn):
Pernahkan tman merasakn tiba2 punya gagasan, namun tak melakukan sesuatupun berkenaan dengannya, dan akhirnya kita pun melupakannya sama sekali? Kita semua pernah, ratusan bahkan ribuan kali. Hanya jika gagasan2 itu direspons dengan cara yang benar-yaitu dgn mengatakannya dengan seseorang, atau membuat catatan tentangnya-lah kita dapat mengingat banyak, bahkan setiap gagasan kita dahulu pada saat sekarang.
Setiap kali kita mmbiarkan gagasan berlalu tanpa memberikan respons sama sekali terhadapnya, berarti kita sedang memperkuat perilaku tak kreatif -kita merasa bahwa gagasan tsb tak cukup berharga dan tak layak utk ditanggapi atau dipedulikan. Setiap kali kita mengatakannya kepada seseorang ttg gagasan tsb, atau menuliskannya di mana saja, atau merespons dalam beberapa cara terhadapnya, berarti kita tengah memperkuat perilaku kreatif.
Demikian juga, setiap kali kita menaruh perhatian pd sesuatu yang orang lain tdak memperhatikannya, dan kita membiarkannya berlalu tanpa respon, ini juga sedang mperkuat perilaku tidak suka mengamati. Dan ini juga menjadi masalah di pendidikan kita sekarang, yaitu kita mendidikkan sesuatu yang tidak pernah diamati.
·         Catatan2 dari bab2 teknik2 mencatat bebas
Di antara anjutan untuk menerobos mental blok dalam menulis ialah dengan menerapkan aturan: Jangan berhenti untuk kemudian memutuskan apakah gagasan itu pantas ditulis atau tidak. Jika dalam konteks ini gagasan 2 itu muncul dalam benak anda, tuliskan atau rekamlah. Catatlah gagasan2 yang terlintas dalam benak anda, tak peduli apakah itu buruk, baik, biasa saja, sepele, menakjubkan, tak senonoh, lucu, dan transformatif, pokoknya semua. (ini adalah suatu proses latihan, yang kemudian tentunya akan bermanfaat kepada anda meskipun tidak dalam waktu singkat.
Aktifitas mencatat bebas seperti ini merupakan prinsip kependidikan yang logis dan masuk akal, karena setiap gagasan yang kita rekam dalam konteks tertentu entah buruk atau baik, merupakan pijakan kokoh yang dengannya kita dapat meningkatkan pemahaman dan bertumpu bagi hal-hal lain dalam konteks ini –karena gagasan yang terekam itu adalah kreasi segar kita, dan itu segera bermanfaat. (ada hubungan langsung antara aktifitas mencatat gagasan terhadap kreatifitas, yaitu meng-ada-kan sesuatu yang baru, resensor). Namun, yang lebih penting adalah kita akan mendapati bahwa kita, betul2 diri kita sendiri bisa melahirkan beberapa gagasan dan pengamatan orisinal unik dan punya nilai besar atau lebih besar ketimbang gagasan yang ada dalam buku teks atau materi kuliah (pelajaran).

(idea: ketike ngajar, ade baiknye kite nyaipakn semacam rambu2, misalnya rambu bergambar   sebagai kode bagi murid untok nyatat ape2 yang dipikerkannye ttg mapel yang dihadapek atau ape2 ajak yg mreka rasekan/pikerkan slamak proses kbm berlangsung, lakak ye barok lanjut ke inti materi semule,).
Alex osborn, penemu teknik “mencurahkan gagasan (brainstorming) mengamati bahwa satu2nya alasan mengapa kebanyakan orang tidak kreatif dan tidak bisa melepaskan diri dari masalah2 rutinnya adalah bahwa mereka meniru orang lain yang biasa menolak gagasan dan prakarsanya sendiri sejak permulaan dan mengebiri setiap gagasan baru sebelum sempat dimunculkan. Begitu refleks sensor-diri ditolak, orang bisa menjadi sangat kreatif dan mampu melompat jauh ke luar dari rutinitas. (khatir: jadi teringat gagasan iqbal tentang pendidikan yang memerdekakan). Osborn menemukan bahwa gagasan2 terbaik dalam sederetan panjang gagasan yang bisa kita paksa tuliskan dengan mengabaikan sensor diri itu biasanya berada di deretan terakhir atau hampir terakhir. Selain itu, semakin banyak gagasan yang ditulis akan semakin baik. Jarang terjadi gagasan terbaik berada pada awal daftar respons pertama terhadap suatu pertanyaan, masalah, atau rangsangan. Artinya, jawaban standar hampir tidak pernah menjadi jawaban terbaik atau sekedar cukup baik. Lanjutkan!
Mencipta dan menalar ibarat dua alur pikiran-masing2 harus melangkah secara bergiliran jika kita ingin sampai ke suatu tempat. Hampir semua kita mempunyai kaki kreatif yang terikat di belakang kaki penalaran sehingga kita menjadi pincang. Gerakan dan langkahkan dulu kaki kreatif itu secara bebas baru kemudian kaki penalaran. Kita memerlukan keduanya sesuai dengan gilirannya. Demikian penjelasan Osborn sebagaimana dikutip oleh author.
·         Setiap proses belajar adalah tindakan kreatif pembelajar, bukan alih (transfer) informasi atau salah satu dari definisi2 lain yang pernah diajarkan kepada anda. Setiap pembelajaran adalah tindakan kreatif pembelajar; tanpa daya kreasi pembelajar, tidak ada sesuatu yang dipelajari. H.92
·         Ada berbagai teknik untuk membangunkan otak dan sistem saraf, namun itu hanya sebagia kecil dalam keseluruhan isu tentang bagaimana kita bisa secara sangat baik meningkatkan hubungan saraf dengan bahan (informasi) yang sedang dipelajari, dengan maksud untuk dapart mempelajarinya lebih baik, mudah, menyenangkan dan lebih cepat. Di sini, setidaknya, tidak ada pil ajaib di mana sebongkah besar informasi formal dapat begitu saja digali dari teks atau pengajar dan kemudian ditelan seluruhnya. Lalu “tersimpan” sebagai pengetahuan instan dalam pikiran pembelajar. Informasi mentah harus diolah lebih dahulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat di dalam otal pembelajar. Pada kenyataannya, tidak ada yang disebut mengajar, semua pembelajaran adalah hasil kreasi pembelajar.  Pembelajaran mungkin  dan tidak mungkin bersesuaian dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pengajar, atau barangkali itu jauh lebih bermanfaat dari indormasi yang mula2 disajikan. Tapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh pembelajar, tidak peduli apa yang “diajarkan” atau diberikan oleh pengajar. Kita berharap segelas air berubah saat memasuki tubuh ketika diminum, atau wortel atau sepotong daging ketika dimakan. Lebih2 lagi informasi, agar ia memberikan gizi kepada pikiran, ia harus diubah dan terus diubah. Setiap pembelajaran diciptakan oleh pembelajar. Data yang disajikan hanyalah sebagian konteks yang darinya ia menciptakan proses belajar itu.  
·         Kemacetan lalui lontas artikulasi.
Artikulasi adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur2 dalam otak yang melibatkan kemampuan berbicara 9 area ‘kemampuan berbicara’ Broca), membaca atau permrosesan-kata lainnya (terutama Area Wernicke), dan Area Gerak Tambahan (menulis, mbuat sketsa, melukis atau gerak2 ekspresif lainnya).
Prinsip Artkulasi: semakin banyak anda mengungkapkan atau mengartikulasikan persepsi anda , semakin tajam anda memahami persepsi itu dan persepsi2 terkait lainnya”.
Titik2 artikulasiini juga merupakan pusat fisik dari sebagian besar pikiran sadar anda.
Tugas mereka adalah menyeleksi dari lautan persepsi anda yang jauh lebih umum dan mengungkapkannya dalam bentuk nyata dimana setiap daya (fakultas) sadar anda tetap berhubungan dengan yang diartikulasikan.
Titik2 artikulasi anda adalah saran untuk memfokuskan daya sadar anda pada persepsi tentang apa pun. Semakin banyak dan semakin sering anda mengartikulasikan persepsi, semkin anda mampu memfokuskan daya sadar anda padanya dan pada persepsi2 terkait lainnya.
Baik dalam evolusi maupun dalam evolusi anda sendiri sejak dari kandungan hingga sekarang, arah alamiah arus artikulasi anda bersifat ekspresif, ke luar.  Pada umumnya sekolah2 kita sekarang (menurut author) mencoba melakukan itu semua dala  arah kebalikannya.  Mereka mengajar anda bukan dari apa yang anda katakan tetapi dari apa yang mereka katakan. H.107
Apa yang anda ungkapkan 10 hingga 100 x lebih produktif bagi proses belajar anda daripada apa yang diungkapkan kepada anda. Namun, 99% dari sekolah yang ada beserta pengajarannya dewasa ini berupa usaha2 untuk memasukkan informasi “ke dalam pikiran’ siswa melalui struktur2 pemprosesan kata yang sama. (dan hebatnya hanya melalui struktur2 tersebut, sementara seni dan musik serta saluran pengalaman non-verbal lainnya banyak dan semakin banyak dipangkas karena keterbatasan anggaran!).
·         Akibatnya, tanpa kesempatan yang cukup untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dari persepsi anda sendiri, telah menambahkan lalu-;intas yang belum tercerna banyak masuk ke dalam otak siswa, dan mengakibatkan kemacetan lalu-lintas dalam titik artikulasi anda dengan dampak sama seperti dalam kasus rapat, di mana anda ingin sekali mengemukakan sesuatu yang mendesak tapi harus menunggu kesempatan. Dalam kemacetan lalu-lintas itu anda mengalami “penderitaan” menumpuk akibat kurangnya peluang/kemampuan mempersepsi, memahami dan belajar. Ini bukanlah pengamatan baru, seperti yang diamati oleh Plato dan Sokrates 2000 tahun silam, sekalipun boleh jadi merupakan kabar baru bagi sebagian besar pengajar. Yang lebih akrab bagi pendidik mungkin temuan2 serupa oleh O.K. Moore, Maria Montessori, dan para pendidik terkemuka lainnya, yaitu: pembelajaran paling efektif terjadi apabila bentuknya berupa umpan balik dari kegiatan2 yang dilakukan pembelajaran itu sendiri. Yang lebih mendasar, Santiago Ramony Cajal, Bapak Anatomi Otak, penulis buku Neurogenesis dan Histology of the Brain menemuka: bukan hanya pembelajaran, tapi pertumbuhan dan perkembangan fisik otak seseorang bergantung terutama pada umpan balik dari kegiatan2 orang itu sendiri.  108
·         Ada sesuatu yang menarik tentang artikulasi ekspresif yang berkaitan dengan bahasa, selain dari cara artikulasi lain seperti membuat  sketsa, melukis atau menari misalnya yang mampu membawa elemen2 lautan luas persepsi tak sadar ke fokus nyata real kita. Dijelaskan bahwa kata2 dan bahasa verbal agaknya menjadi ‘lingkungan’ terkaya di mana Cara Artikulasi kita dapat melayani keperluan dan kepentinga kita.
Tugas dominan bahasa ini diperlihatkan oleh pengalaman luar biasa psikolinguis (ahli psikolonguistik) berkebangasaan Rusia, Lev Vygotsky. ia mengumpulkan beberapa anak yang masih sangat belia untuk membuat sketsa sayap kupu2. Anak2 yang mempunyai kosa kata tertentu dalam perbendaharaan kata mereka seperti “titik”, “segitiga”, “garis miring” dan semacamnya sanggup membuat sketsa sayap kupu2 lebih baik bahkan dari memorinya. Biasanya, anak2 yang tidak mengenal kosakata tersebut, tidak mampu menggambar bahkan ketika sambil melihat kupu2. Meneruskan eksperimennya, ia mengambil separo anak2 yang tidak mampu membuat sketsa sayap kupu2 tadi dan dalam konteks yang sepenuhya berbeda mengajarkan kepada mereka kata2 tersebut. Pada tahap akhir eksperimen, anak2 ini kemudian diminta untuk membuat sketsa lagi. Ternyata mereka yang sekarang mengenal kosakata tsb mampu membuat sketsa secara efektif bahkan dari memori dibanding anak lain yang belum mengenal kosa kata.
Tentu saja alam semesta jauh lebih besar dan lebih kaya daripada kata2 yang dimiliki, Jerome Bruner, dalam bukunya A Study of Thinking, melihat bahwa manusia biasanya dapat membedakan dengan mata telanjang 7 juta warna yang berbeda, tetapi hanya memiliki beberapa lusin kata yang berkaitan dengan warna yang dengannya kita memahami wana2 tersebut. (ide: tak heran para malaikat harus sujud menghormati Bapak Kita; Adam as setelah diajar oleh Allah asma a kullaha,,yaitu nama tiap sesuatu yang ada di jagad ini). H.110-111
Kualitas bahasa kita yang ada juga menghasilkan perbedaan yang sangat nyata dalam kualitas kesadaran (persepsi) sadar kita, seperti dinyatakan oleh Basil Bernstein. Para pembicara yang fasih cenderung memakai pertimbangan (penalaran), alasan,  dan daya pengamatan yang baik, sementara para pembicara yang gagap tida memakai itu. Sebaliknya mereka yang bahasanya kurang lancar cenderung bergantung pada otoritas dan/atau “otot” untuk menentukan benar atau salah. Jelas bahwa seeorang yang bahasanya terlalu canggung dan lambat untuk mampu mengikuti penalaran orang lain, tidak akan mempunyai cukup kesempatan dan peluang untuk mengalami terciptanya penalaran, dan, karena itu cenderung tidak menciptakan penalarannya sendiri.  (ide: ini tentunya harus dibuktikan kesahihannya, namun menurut resensor ada benarnya juga yang diungkapkan oleh sang tokoh ini,,nb: tak heran Allah mengutus nabi2 dengan bahasa kaumnya dan memiliki kefasihan bahasa yang baik, bahkan Musa mendoa meminta ikatan lisan sebelum menghadap Fir’aun)
·         Penyebab kemerosotan keterampilan berbahasa. Menurut author penyebab dari merosotnya keterampilan berbahasa ialah pengajaran bahasa yang analitis di dalam kelas. H.114. keterampilan berbahasa ketika kita berbicara misalnya adalah terjadi dengan menekankan pada kandungan makna dari apa yang kita katakan, meskipun bila dalam bentuk tulisan kita bisa mengulangi dan menyentuhnya dengan [perbaikan2. Author juga melihat, model berbahasa tak sadar yang kita miliki ketika masuk ke dalam kelas yang dikendalikan dengan model analitis akan mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena kita setiap kali harus “mengoreksi” struktur2 yang salah, untuk membuktikan bahwa kita berhasil mengingat dan menghafal pelajaran mengeja dan/atau tata bahasa hari itu.
Untuk mengimbanginya, author menyarankan untuk mengembangkan kefasihan terlebih dahulu baru kemudia mengoreksi. Karena terkait dengan bahasa maka hal yang diperlukan ialah memperkaya bahasa /kosakata dan mengupayakan pengungkapan secara fasih. Menjadikan usaha belajar lebih alamiah, ekspresif dan artikulatif sesungguhnya merupakan usaha jangka panjang menuju kefasihan berbahasa dan perbaikan keterampilan berbahasa. Di samping itu medium yang lebih fasih daripada menulis itu ialah berbicara.
·         Suatu pesan yang sering diabaikan: resensor mengutip ini di halaman 172 buku author, ini merupakan suatu peringatan yang sering kita dengarkan namun sering sekali juga diabaikan yaitu tentang rokok.
Merokok dikatakan oleh author tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga pada kecerdasan anda. Dan ketika anda menyaksikan sebagian generasi muda kita berdada tipis menyedihkan yang pemahaman bacaannya sangat kurang memadai. H. 172
Hal ini dikemukakan penulis buku terkait hubungan antara pernapasan kita tingkat kesadaran, dan juga fokus perhatian dimana kita biasa menahan dan melepas napas pada momen2 tertentu, tergantung dari tingkat kesadaran dan fokus yang dibutuhkan dalam aktifitas tersebut.
Tak hanya itu, pentingnya pernapasan ini juga dikemukakan oleh author terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan sebuah kalimat, baik ketika mencerap maupun mengungkapkan suatu kalimat. Oleh karena itu, author mengajukan saran untuk menyembuhkan gangguan ini melalui kegiatan aerobik seperti berlari, tarian aerobik, renang cepat dan latihan2 pernapasan tertentu yang akan meningkatkan kapasitas paru2 dan memperluas rentang kesadaran dan perhatian kita. Adapun salah satu kegiatan yang disarankn dan ditekankan oleh beliau adalah berenang di bawah air dengan menahan nafas. (ide: tak heran berenang masuk dalam kurikulum pendidikan Nabi terkait mengajari anak untuk berenang, selain dari memanah dan berkuda). H. 173
Bagaimana hubungan antara berenang di bawah air ini dengan kecerdasan, dalam halaman selanjutnya author menjelaskan lebih lanjut. Bahwa dampak lain dari berenang di bawah air dengan menahan nafas arteri 2 (pembuluh darah nadi) Karotid yang masuk (memasok karbondioksida) ke dalam otak.
Berenang dengan menahan nafas di bawah air meningkatkan karbondioksida dalam alira darah yang, pada gilirannya, memperlebar arteri2 Karotid yang menyuplai sirkulasi ke orak. Sejam yang dilakukan setiap harinya selama tiga pekan bisa memperlebar secara permanen arteri2 Karotid itu dan sirkulasi ke otak anda. Tidak saja dengan “kekuatan nafas” anda, berenang dengan menahan nafas di bawah air juga meningkatkan kondisi fisik anda. Ini adalah cara mudah untuk meningkatkan kecerdasan anda atau kecerdasan siapapun.
Yang membuat pengayaan CO2 menjadi terapi otak yang berhasil dalam contoh2 yang relatif jarang terjadi ketika itu diterapkan –khususnya pada anak2 yang mengalami kerusakan otak- adalah berikut: berenang di bawah air, pernapasan longgat, latihan pernapasa khusus tertentu, atau dengan cara lain.
Jika kadar CO2 menjadi sangat tinggi dan sangat sering terjadi selama periode beberapa pekan, maka karotid tidak kembali menyempit. Mereka meregang menjadi lebih lebar secara permanen. Ini memungkinkan karotid secara permanen memasok tidak hanya lebih banyak O2 ke otak tetapi juga nutrisi dan energi makanan dan yang lebih penting, membersihkan badan dari toksi dan racun kelelahan. Itulah sebabnya mengapa kami menganjurkan setidaknya 1 jam efektif per hari, dalam waktu 3 pekan, untuk berenang di bawah air.
..dalam suasana tekanan (stress) seperti berada di kedalaman beberapa meter di bawah air misalnya, perilaku2 kimiawi dan biokimiawi berubah: membran2 sel menjadi lebih permeable (dapat ditembus) bagi oksigen yang bergerak ke satu arah dan CO2 dan eleminasi sampah beracun yang bergerak ke arah sebaliknya, sehingga manfaat fisiologis dari berenang dengan gaya tersebut, khususnya berenang membentuk CO2, aerobik, tampaknya cukup menonjol’. (ide: suatu tekanan (stress pada kondisi psikologis juga bisa membantu kecerdasan psikis manusia untuk menghadapi pelbagai permasalahan, membuatnya lebih tahan banting dan memberi dorongna untuk kreatif mencari pemecahan dan jalan keluar masalah)
Jadi, ada 3 alasan utama untuk melakukan berenang di bawah air dengan menahan nafas (dan ini menurut author merupakan teknik terbaik yang bisa mendukung kecerdasan dibanding berbagai metode lainnya):
1.       Meningkatkan kesadaran dan rentang-perhatian dengan cara meningkatkan rentang-pernapasan.
2.       Meningkatkan kecerdasan dengan cara meningkatkan kondisi fisik otak yang memperbaiki sirkulasi ke otak dengan memakai CO2 untuk memperbesar arteri2 karotid.
3.       Meningkatkan kecerdasan dengan cara meningkatkan kesehatan melalui sirkulasi yang lebih besar selama respons menyelam. Untuk mendapatkan rentang penuh manfaat ini, anda harus benar2 menyelam ke dalam air. 174-176
Manfaat lebih lanjut dari berenang di bawah air adalah: dengan total waktu 1 jam berada di bawah air, tiap 2-3 menit tanpa keluar darinya (menyelam selama 2-3 menit), tiap hari, selama 3 pekan, akan meningkatkan secara intensif angke kecerdasan, IQ, anda sebesar 5-100 dan suatu peningkatan kekayaan dan rentang kesadaran anda secara hampir langsung. Kekuatan personal sebagai individu juga akan meningkat secara mencolok, mampu menekankan pendapat dan pandangan anda, dan bisa lebih lama bersitahan dalam pendapat anda dari serangan orang lain, dan menjaga dengan mudah usaha2 yang tidak mampu dilakukan orang lain. Dalam rentang waktu seperti disebutkan di atas juga dapat menambah lingkar dada 1 inci setiap pekan, ini berarti menyumbang pada performa fisik. Selain itu dapat juga menambah kualitas pendengaran anda. Bagi orang tua, mereka bisa mengajak anggota keluarga untuk bermain di tempat (kolam) renang terdekat.
Jadi, manfaat berenang di bawah air ini resensor ulangi penjelasannya sekali lagi, ketika level CO2 meningkat di dalam aliran darah, karotid yang memasok makanan dan membersihkan otak otomatis terbuka lebih lebar untuk mengimbangi dan menjaga pasokan oksigen dan meningkatkan sirkulasi. Bila dilakukan cukup sering dan cukup keras, maka pengayaan CO2 ini akan secara permanen memperluas karotid, akibatnya penyingkiran toksin dan ampas pembersihan darah mungkin bahkan lebih vital daripada pasokan oksigen, energi makanan dan gizi  bagi otak. (di antara buku yang menarik perhatian author ialah buku Switching On karya Paul Dennison, Glendale, CA; Edu-Kinethetic, Inc, 1981, ttg trik2 sederhana berkaitan kbm).
Selain berenang di bawah air, tarin dan joging aerobik juga menikatkan level CO2  dan karena itu bisa pula membantu otak sampai taraf tertentu, begitu juga teknik pernapasan sesap. “pernapasan sesap” (yang bisa dijadikan sebagai alternatif pganti renang) setidaknya memperbaiki dan melengkapi efek CO2/karotid yang dicapai oleh berenang menahan napas di dalam air. Caranya adalah: mulailah dengan paru2 kosong udara, pertahankan. Persis sebelum anda megap2, katakanlah 15-20 detik, biarkan masuk sedikit udara tapi jangan membiarkan udara keluar. Di mana mungkin anda mampu menahan napas, hanya untuk satu menit, katakanlah, sebagai sarana untuk meningkatkan level CO2; dengan pernapasan sesap anda dapat menahan CO2 selam 3 menit atau lebih, akan memperkaya aliran darah dengan CO2 dibanding dengan hanya menahan napas (dengan cara biasa) saja. Sesi pernapasan sesap ini juga baiknya dilakukan 3 menit/hari=3 pekan. Dalam halaman2 selanjutnya author menambahkan berbagai teknik pernapasan lain, resensot menyarankan pembaca untuk merujuk ke buku tersebut untuk mendapat gambaran dan penjelasan lebih lanjut.
·         Sebuah motivasi untuk menulis dan mendeskripsikan pengamatan: menarik di halaman 288 diulas kembali tentang tokoh besar yang berpengaruh via tulisan2 mereka, sang author menuliskan sekali lagi pada halaman tsb. Resensor tertarik pula untuk mengutip kembali mutiara ini, kali ini secara utuh, moga memberikan nilai lebih bagi pembaca.
Coba datangilah perpustakaan lokal dan temukan hal yang mengejutkan: ternyata terdapat banyak buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah.
Tidak seperti mayoritas orang, kebanyakan pemimpin, penguasa, pemikir, penemu, seniman besar, dan lain2nya menyimpan buku catatan atau buku harian dan/atau menulis banyak surat kepada teman2 mereka, di mana di dalamnya mereka dengan detail memaparkan secara panjang lebar segala hal yang terjadi di sekitar mereka dan atau di dalam diri mereka, biasanya masa kanak2.
Pertanyaannya: apakah orang2 terkemuka ini mengugkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang pelbagai hal, mulai dari awal masa kanak2 mereka, karena mereka tahu bahwa suatu saat kelak mereka akan menjadi orang2 besar dan mereka melakukan semua pengamatan ini demi anak  cucu mereka? Ataukah praktik membuat catatan, mengungkapkan dengan panjang lebar serta mencatat pengamatan mereka tentang pelbagai hal, mengembangkan, di dalam diri mereka, watak dan sifat yang mengantarkan mereka menjadi orang besar. Seluruh brevolusi ilmu pengetahuan datang kepada kita bukan dari “metode ilmiah” tapi dari segelintir indiividu yang sengaja membuat, mengungkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang pelbagai hal. Sebagian pengamatan mereka membawa kepada temuan dan formula (rumusan) besar yang menyebabkan mereka dipandang sebagai ilmuwan besar.
Hampir semua temuan dan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi, ternyata dilakukan oleh orang2 “amatir” yang belum pernah diajar atau dididik untuk melakukan semua pengamatan hanya dalam prosedur sempit yang telah ditetapkan dan rutinitas laboratorium! Mereka berpikir luas dan memberikan perhatian pada segala hal, melakukan pengamatan di tempat mereka menemukannya. Mereka tidak puas dengan hanya sebiah catatan dan terpaku pada sederetan instrumen yang hanya diambil dari satu jenis interpretasi.
Mayoritas terobosan besar di dunia usaha dan politik, sebagaimana halnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukan oleh orang2 yang memang sengaja membuat, membrerikan respons terhadap, atau mencatat pengamatan2 mereka. Akibatnya, orang2 tersebut mampu melihat, ketika kesempatan muncul, dan mampu memanfaatkannya. Bertentangan dengan kebanyakan buku tentang subjek itu, keberuntungan atau “kebetulan”, hanya sedikit, atau tidak, berkaitan dengan terobosan2 besar tersebut.
“Kebanyakan manusia,” kata Winston Churchill, “tergagap dengan temuan2 besar. Tapi biasanya mereka tertegun dan pergi!”
                Memang benar, jika seseorang melihat dengan cukup teliti, mungkin ia akan “menyaksikan alam semesta di dalam sehelai rumput” –tapi hamppir tak seorang pun secara konvensional mampu melihat dengan cukup teliti untuk mengetahui banyak tentang sesuatu, tanpa bantuan sesuatu yang lain. Namun, “semua ini dan masih banyak lagi akan diberikan kepada anda,” andaikata anda mendeskripsikan dengan panjang lebar pengamatan anda yang tengah berlangsung  ke dalam sebuah alat perekan atau buku catatan.
                Perhatikan dan catat: permainan bayang2 pada dinding, tekstur batu bata yang kita injak atau bau batu bata dalam sinar matahari; perasaan lutut yang ditekuk dan diluruskan; sedikit perubahan sensasi di bahu, perut, leher dan wajah ketika menilai bermacam2 pilihan sebelum mengambil keputusan...,”Jika anda begitu memperhatikan hal2 kecil denga teliti, anda juga akan segera mempersepsi kekuatan2 yang menggerakkan dan membentuk hidup kita”.
·         Sekolah pertama kali diciptakan, bukan dengan tujuan mendatangkan pelajar atau pembelajar, tapi untuk tujuan mengumpulkan pendengar atau audiens. Para pemikir terkemukan memandu mereka untuk mengembangkan persepsi lebih jauh. Para pemikir yang lebih pintar akan berusaha mengangkat persepsi audien dan persepsi2 mereka sendiri. Sokrates, orang paling terkenal 2400 tahun lalu, mengembangkan sistem yang mampu merangsang para pendengar untuk berbicara. Ia mendorong para pelajar menemukan dunia yang jauh lebih luas dan lebih mendalam dengan menyelidiki persepsi2 interior dan eksterior mereka dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan di sana. Salah satu bagian dari sistem Sokrates adalah mengajukan pertanyaan2 tajam yang memancing pelajar untuk menyelidiki dan mendeskripsikan persepsi2 mereka dalam mencari jawaban.
Sistem Sokrates menghasilkan keajaiban2 persepsi, pemahaman dalam belajar dan perkembangan pribadi, sehingga sistem itu menjadi pendidikan selama lebih dari 2000 tahun. Semua praktisi utamanya, sejak Sokrates dan Plato, percaya bahwa semua pengetahuan dan pemahaman, entah bagaimana, sudah ada di dalam diri pelajar dan pembelajar dan hanya perlu diungkit dan diangkat (ditarik keluar) ke kesadaran melalui taktik2 “cari dan deskripsikan” tersebut. “Pendidikan” (education) itu sendiri dinamai berdasarkan konsep ini, akar katanya adalah “educare”, yang berarti “menarik keluar dari”. 290-291
·         Ketika menjelas tentang otak tak sadar, penglihatan (visual) dengan temuan2 dalam iptek, author memulai tentang betapa luasnya dan kayanya otak tak sadar sebagai sumber. Dijelaskan bahwa, hampir semua respons visual, yang dibuat di ke80% area otak ternyata bertepatan dengan area2 otak tak sadar kita. Data yang tersimpan di sana atau melintasi area itu, jika tidak ada faktor lain yang menghalangi, dapat muncul (memunculkan diri) pada respons visual. Biasanya, respons visual kita dirangsang oleh penglihatan eksternal. Kebanyakan waktu ketika penglihatan tidak bekerja, kita akan mengalami keadaan tidak sadar, tidur dan bermimpi. Hampir seluruh penggunaan selebihnya, sedemikian teratur sehingga persepsi yang lebih sensitif yang diturunkan secara tak sadar, kutang atau tidak mendapat kesempatan untuk “menembus” ke luar. Namun mereka ada di sana dan jika kita memformat sedemikian rupa sehingga membiarkan persepsi2 itu muncul, maka kita memiliki akses sangat langsung kepada sumber tak sadar kita dan kepada pemahaman lebih dalam.
Itulah sebabnya, temuan2 besar dalam iptek biasanya dihasilakn dengan bantuan visualisasi. Misalnya, teori relativitas Enstein hasil saat ia naik kereta api khayalan dalam seberkas cahaya. Elias Howe gagal dalam usaha merekayasa suatu mesin jahit sampai ia mengalami mimpi buruk di mana para kanibal menyerangnya dan ia melihat bahwa mata tombak para kanibal tsb memiliki lubang.
Kebanyakan terobosan itu dihasilkan oleh visualisasi . itu biasanya diketahui hanya melalui memoar atau wawancara personal. Sementara mereka berjuang memperoleh dukungan dari para kolega kerja atas temuan2 mereka, para penemu itu tampil di depan publik bahwa temuan mereka itu dihasilkan melalui penerapan ketat “metode ilmiah”. Jadi mereka seolah mengekalkan mitos yang masih berlaku tentang bagaimana ilmu pengetahuan lahir.
“metode ilmiah” masih tetap berharga dalam mencabuti rumput kesalahan dari taman kebenaran. Tetapi “metode ilmiah” jarang menjadi sumber bagi temuan baru; ia biasanya hanya dapat menentukan apakah suatu temuan dapat ditopang atau tidak. Temuan yang sesungguhnya biasanya lahir dari visualisasi-kadang2 disengaja, kadang2 spontan.297-298
Demikian ringkasan yang dapat disajikan kali ini, untuk lebih jelas dan gamblang tentang berbagai tknik lainnya, silakan dirujuk ke buku dengan tebal 448 halaman ini. Alhamdulillah khatam: 16:19@12-11-2013. Ciputat @kosan Pak Khour
·          
·          
·          
·          

Sekilas tentang penulis: Win Wenger, Ph.D, adalah seorang perintis di bidang kreatifitas dan metode kreatif, accelerated learning, perkembangan otak dan diri dan ekonomi politik.  Pernah menjadi dosen dan kini menjadi trainer, ia juga mendirikan yayasan nirlaba bernama Project Renaissance yang bergerak di bidang upaya peningkatan potensi individu dan mempercepat terbitnya fajar baru era Pencerahan.
·         Apapun yang sedang kita pelajari, tenggelamkanlah diri ke dalamnya. Bangunlah hubungan saraf-inderawi (neuro-sensori) dengannya sebanyak mungkin. Artinya, libatkan sebanyak mungkin indera dan imajinasi anda.
Kita sebenarnya tahu lebih banyak dari yang kita kira tentang topik,  subjek, atau keterampilan tertentu. Jika dapat menemukan dan menyadari inti dari pengetahuan kita itu, maka satu2nya yang perlu dipelajari dengan suatu metode apa pun adalah mengintegrasikan dengan cepat dan mudah seputar inti dari apa yang sudah kita ketahui itu.
·         Kebanyakan manusia belajar melalui dan berdasarkan konteks. Karena itu, sedapat mungkin, perkayalah konteks di seputar hal dan bidang yang sedang anda pelajari. Ungkapkan butir2 penting subjek tersebut kepada orang lain dan jangan takut untuk kembali ke dasar. Buatlah prediksi kita sendiri ttg isi dan muatan subjek (mapel/makul) tersebut dalam berbagai media –tulis, ketik, rekam, dan percakapan dengan orang lain. Bahkan sketsa (gambar) atau puisi singkat dapat lebih memfokuskan, mperkaya, dan menggambarkan butir2 penting hal yang sedang dipelajari. Alangkah baiknya jika kita mencoba mengajarkan subjek yang dipelajari itu kepada orang lain. (penulis merasakan belajar dengan cara ini cukup efektif dan memancing kita untuk benar2 menguasai subjek pelajaran tsb sebelum mengemukakannya kepada orang lain)
·         Beberapa hal yang disepakati oleh peneliti (poin2 ini dapat dilihat pada halaman 12):
-          Belahan kanan korteks (kulit) otak bekerja 10.000 lebih cepat dari belahan kiri otak sadar. Pemakaian bahasa membuat kita berpikir dengan kecepatan kata. Otak limbik (bagian otak yang lebih dalam) bekerja 10rb x lebih cepat daripada korteks otak kanan, serta mengatur dan mengarahkan seluruh prosesnya. Karena itu, sebagian besar kegiatan mental jauh lebih cepat daripada pengalaman atau pemikiran sadar kita.
-          Untuk setiap pemikiran, persepsi atau kesan sadar yang anda alami, anda juga mengalami lebih dari 100 kesan dengan kesadaran marjinal (pinggiran, tidak fokus) atau kesan yang tak disadari.
-          Setiap pengalaman yang pernah kita alami masih ada dalam memori kita. Memanggil (membangkitkan) kembali secara sadar pengalaman itu mungkin menjadi masalah, tetapi memori tersebut masih berada di sana seumur hidup kita. Itu berarti bahwa semua yang pernah atau coba kita pelajari, dan bahkan informasi sambil lalu pada  masa lampau juga milik kita seumur hidup. (berhati-hatilah dengan komsumsi psikologis kita, terlebih pada anak2, jika input negatif yang masuk, ini bisa menjadi memori yang buruk atau menjadi suatu trauma mental yang berpengaruh negatif bagi kita)
Project Renaissance (yayasan yang didirikan oleh penulis buku) telah menemukan bahwa bank data yang mahaluas dan mahakaya itu tidak hanya menjadi simpanan yang pasif dalam otak tak sadar kita. Bank data tersebut terus-menerus dipilah-pilah dan diubah secara refleks dan menghubungkannya seketika dengan segala sesuatu yang kita jumpai. Informasi dan pemahaman terbaik kita adalah di sana, di pinggiran otak itu, seketika itu juga begitu ada rangsangan atau stimulus! Bagian dari diri kita itu “jauh lebih cerdas dari diri kita sekarang”., dan pendeskripsian terfokus dapat membawa kecerdasan itu “tersambung” dan langsung dengan otak sadar kita.
Mengapa pemikiran visual? Mengapa pemikiran (bayangan mental) visual Enstein, bersifat reseptif atau “menemukan”? para peneliti juga sepakat bahwa:
-          Menurut penelitian EEG, respons visual melibatkan 80% dari seluruh area otak kita.
-          Menurut studi citra-gelombang listrik yang dilakukan selama bedah saraf, respons sadar hanya melibatkan 5% dari seluruh area otak dan hanya 1% dari seluruh sel otak kita. Karena itu,
-          Hampir semua respons visual kita muncul di area2 otak yang biasanya merupakan bagian tak sadar otak kita, juga tempat ditemukannya pemahaman database yang mahalluas dan refleks seketika. Ketika respons visual tersebut tidak digerakkan oleh rangsangan dari luar atau visualisasi yang terlalu diatur atau diarahkan.
Albert enstein mempopulerkan teknik pemikiran visual, yang sebelumnya sudah banyak dipraktikkan oleh sebagian besar penemu dan pencipta besar. Yaitu, memulai suatu visualisasi dan kemudian melihat apa yang dapat dipelajari dari hal2 yang teramati. Imajinasi naik kereta api di atas seberkas cahaya mengajarkan kepada Enstein mengenai teori relativitas. Untuk belajar kimia, (bayangkan) anda menjadi sebuah molekul oksigen dalam sup dan lihat apa yang dapat anda temukan dari pengamatan anda itu.
·         Sebuah kutipan dari hal.42:
Pergilah ke perpustakaan dan temukan di sana banyak buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah, biasanya dimulai dari awal kehidupan mereka. Jurnal, buku harian, surat-menyurat deskriptif yang luas kepada teman2 mereka  -di sini tergambarkan persepsi mereka mengenai segala hal detail dan penjang lebar. Apakah mereka melakukan ini karena tahu bahwa mereka tengah berada di jalan untuk menjadi orang besar dan paparan ini adalah hadiah mereka untuk anak cucu? Ataukah paparan ekspresi segala macam persepsi mereka membentuk dalam diri mereka sifat2 yang menjadikan mereka orang besar?
Dalam buku terlihat penulis lebih menekankan kepada deskripsi persepsi dari siswa secara lisan dengan suara lantang, akan tetapi tindak lanjut dengan adanya jurnal atau catatan akan memberi dampak ganda.
·         Di antara trik jitu #1 adalah: Ubahlah fakta kering menjadi Fakta yang tak Terlupakan (semenarik dan seasyik mungkin). Misalnya ketika membahas perang Diponegoro, bayangkan kita –misalnya- anggota/anak buah pasukan Pangeran, dan benar2 terlibat dalam situasi perang. Atau, membayangkan perasaan Edison ketika pertama kalinya filamen bola lampunya berhasil menyala.. dan lain sebagainya. Trik jitu #2: bicaralah dan bicarakanlah hal2 atau masalah2 kunci dengan sesorang. Trik #3: berujicobalah dengan masalah, bereksperimenlah, amatilah dan catatlah. Trik #4: ubahlah setiap pokok masalah yang tidak dimengerti menjadi suatu masalah (yang dapat dimengerti) lalu pecahkanlah menurut kiat2 di atas. Trik #5: pastikan anda memahami suatu pokok masalah dengan menjelaskannya secara efektif kepada  seseorang yang jauh lebih muda ketimbang anda. H.63
·         (tambahan peringkas: ketika akan mempelajari subjek tertentu, misalnya Mtk atau fiqh, bayangkan kita adalah seorang ahli dalam bidang tsb, misalnya menjadi enstein ketika belajar fisika, atau bisa juga dengan menanamkan ide/persepsi bahwa subjek tsb mudah, menyenangkan, bermanfaat dsb)
·         Sebuah motivasi tk berbuat sprti shaid khatir, h.70 (dgn sdkit prubhn):
Pernahkan tman merasakn tiba2 punya gagasan, namun tak melakukan sesuatupun berkenaan dengannya, dan akhirnya kita pun melupakannya sama sekali? Kita semua pernah, ratusan bahkan ribuan kali. Hanya jika gagasan2 itu direspons dengan cara yang benar-yaitu dgn mengatakannya dengan seseorang, atau membuat catatan tentangnya-lah kita dapat mengingat banyak, bahkan setiap gagasan kita dahulu pada saat sekarang.
Setiap kali kita mmbiarkan gagasan berlalu tanpa memberikan respons sama sekali terhadapnya, berarti kita sedang memperkuat perilaku tak kreatif -kita merasa bahwa gagasan tsb tak cukup berharga dan tak layak utk ditanggapi atau dipedulikan. Setiap kali kita mengatakannya kepada seseorang ttg gagasan tsb, atau menuliskannya di mana saja, atau merespons dalam beberapa cara terhadapnya, berarti kita tengah memperkuat perilaku kreatif.
Demikian juga, setiap kali kita menaruh perhatian pd sesuatu yang orang lain tdak memperhatikannya, dan kita membiarkannya berlalu tanpa respon, ini juga sedang mperkuat perilaku tidak suka mengamati. Dan ini juga menjadi masalah di pendidikan kita sekarang, yaitu kita mendidikkan sesuatu yang tidak pernah diamati.
·         Catatan2 dari bab2 teknik2 mencatat bebas
Di antara anjutan untuk menerobos mental blok dalam menulis ialah dengan menerapkan aturan: Jangan berhenti untuk kemudian memutuskan apakah gagasan itu pantas ditulis atau tidak. Jika dalam konteks ini gagasan 2 itu muncul dalam benak anda, tuliskan atau rekamlah. Catatlah gagasan2 yang terlintas dalam benak anda, tak peduli apakah itu buruk, baik, biasa saja, sepele, menakjubkan, tak senonoh, lucu, dan transformatif, pokoknya semua. (ini adalah suatu proses latihan, yang kemudian tentunya akan bermanfaat kepada anda meskipun tidak dalam waktu singkat.
Aktifitas mencatat bebas seperti ini merupakan prinsip kependidikan yang logis dan masuk akal, karena setiap gagasan yang kita rekam dalam konteks tertentu entah buruk atau baik, merupakan pijakan kokoh yang dengannya kita dapat meningkatkan pemahaman dan bertumpu bagi hal-hal lain dalam konteks ini –karena gagasan yang terekam itu adalah kreasi segar kita, dan itu segera bermanfaat. (ada hubungan langsung antara aktifitas mencatat gagasan terhadap kreatifitas, yaitu meng-ada-kan sesuatu yang baru, resensor). Namun, yang lebih penting adalah kita akan mendapati bahwa kita, betul2 diri kita sendiri bisa melahirkan beberapa gagasan dan pengamatan orisinal unik dan punya nilai besar atau lebih besar ketimbang gagasan yang ada dalam buku teks atau materi kuliah (pelajaran).

(idea: ketike ngajar, ade baiknye kite nyaipakn semacam rambu2, misalnya rambu bergambar   sebagai kode bagi murid untok nyatat ape2 yang dipikerkannye ttg mapel yang dihadapek atau ape2 ajak yg mreka rasekan/pikerkan slamak proses kbm berlangsung, lakak ye barok lanjut ke inti materi semule,).
Alex osborn, penemu teknik “mencurahkan gagasan (brainstorming) mengamati bahwa satu2nya alasan mengapa kebanyakan orang tidak kreatif dan tidak bisa melepaskan diri dari masalah2 rutinnya adalah bahwa mereka meniru orang lain yang biasa menolak gagasan dan prakarsanya sendiri sejak permulaan dan mengebiri setiap gagasan baru sebelum sempat dimunculkan. Begitu refleks sensor-diri ditolak, orang bisa menjadi sangat kreatif dan mampu melompat jauh ke luar dari rutinitas. (khatir: jadi teringat gagasan iqbal tentang pendidikan yang memerdekakan). Osborn menemukan bahwa gagasan2 terbaik dalam sederetan panjang gagasan yang bisa kita paksa tuliskan dengan mengabaikan sensor diri itu biasanya berada di deretan terakhir atau hampir terakhir. Selain itu, semakin banyak gagasan yang ditulis akan semakin baik. Jarang terjadi gagasan terbaik berada pada awal daftar respons pertama terhadap suatu pertanyaan, masalah, atau rangsangan. Artinya, jawaban standar hampir tidak pernah menjadi jawaban terbaik atau sekedar cukup baik. Lanjutkan!
Mencipta dan menalar ibarat dua alur pikiran-masing2 harus melangkah secara bergiliran jika kita ingin sampai ke suatu tempat. Hampir semua kita mempunyai kaki kreatif yang terikat di belakang kaki penalaran sehingga kita menjadi pincang. Gerakan dan langkahkan dulu kaki kreatif itu secara bebas baru kemudian kaki penalaran. Kita memerlukan keduanya sesuai dengan gilirannya. Demikian penjelasan Osborn sebagaimana dikutip oleh author.
·         Setiap proses belajar adalah tindakan kreatif pembelajar, bukan alih (transfer) informasi atau salah satu dari definisi2 lain yang pernah diajarkan kepada anda. Setiap pembelajaran adalah tindakan kreatif pembelajar; tanpa daya kreasi pembelajar, tidak ada sesuatu yang dipelajari. H.92
·         Ada berbagai teknik untuk membangunkan otak dan sistem saraf, namun itu hanya sebagia kecil dalam keseluruhan isu tentang bagaimana kita bisa secara sangat baik meningkatkan hubungan saraf dengan bahan (informasi) yang sedang dipelajari, dengan maksud untuk dapart mempelajarinya lebih baik, mudah, menyenangkan dan lebih cepat. Di sini, setidaknya, tidak ada pil ajaib di mana sebongkah besar informasi formal dapat begitu saja digali dari teks atau pengajar dan kemudian ditelan seluruhnya. Lalu “tersimpan” sebagai pengetahuan instan dalam pikiran pembelajar. Informasi mentah harus diolah lebih dahulu sebelum menjadi informasi yang bermanfaat di dalam otal pembelajar. Pada kenyataannya, tidak ada yang disebut mengajar, semua pembelajaran adalah hasil kreasi pembelajar.  Pembelajaran mungkin  dan tidak mungkin bersesuaian dengan himpunan informasi yang disampaikan kepada pembelajar melalui teks atau pengajar, atau barangkali itu jauh lebih bermanfaat dari indormasi yang mula2 disajikan. Tapi tidak ada pembelajaran yang berlangsung tanpa diciptakan sendiri oleh pembelajar, tidak peduli apa yang “diajarkan” atau diberikan oleh pengajar. Kita berharap segelas air berubah saat memasuki tubuh ketika diminum, atau wortel atau sepotong daging ketika dimakan. Lebih2 lagi informasi, agar ia memberikan gizi kepada pikiran, ia harus diubah dan terus diubah. Setiap pembelajaran diciptakan oleh pembelajar. Data yang disajikan hanyalah sebagian konteks yang darinya ia menciptakan proses belajar itu.  
·         Kemacetan lalui lontas artikulasi.
Artikulasi adalah apa yang kita definisikan sebagai struktur2 dalam otak yang melibatkan kemampuan berbicara 9 area ‘kemampuan berbicara’ Broca), membaca atau permrosesan-kata lainnya (terutama Area Wernicke), dan Area Gerak Tambahan (menulis, mbuat sketsa, melukis atau gerak2 ekspresif lainnya).
Prinsip Artkulasi: semakin banyak anda mengungkapkan atau mengartikulasikan persepsi anda , semakin tajam anda memahami persepsi itu dan persepsi2 terkait lainnya”.
Titik2 artikulasiini juga merupakan pusat fisik dari sebagian besar pikiran sadar anda.
Tugas mereka adalah menyeleksi dari lautan persepsi anda yang jauh lebih umum dan mengungkapkannya dalam bentuk nyata dimana setiap daya (fakultas) sadar anda tetap berhubungan dengan yang diartikulasikan.
Titik2 artikulasi anda adalah saran untuk memfokuskan daya sadar anda pada persepsi tentang apa pun. Semakin banyak dan semakin sering anda mengartikulasikan persepsi, semkin anda mampu memfokuskan daya sadar anda padanya dan pada persepsi2 terkait lainnya.
Baik dalam evolusi maupun dalam evolusi anda sendiri sejak dari kandungan hingga sekarang, arah alamiah arus artikulasi anda bersifat ekspresif, ke luar.  Pada umumnya sekolah2 kita sekarang (menurut author) mencoba melakukan itu semua dala  arah kebalikannya.  Mereka mengajar anda bukan dari apa yang anda katakan tetapi dari apa yang mereka katakan. H.107
Apa yang anda ungkapkan 10 hingga 100 x lebih produktif bagi proses belajar anda daripada apa yang diungkapkan kepada anda. Namun, 99% dari sekolah yang ada beserta pengajarannya dewasa ini berupa usaha2 untuk memasukkan informasi “ke dalam pikiran’ siswa melalui struktur2 pemprosesan kata yang sama. (dan hebatnya hanya melalui struktur2 tersebut, sementara seni dan musik serta saluran pengalaman non-verbal lainnya banyak dan semakin banyak dipangkas karena keterbatasan anggaran!).
·         Akibatnya, tanpa kesempatan yang cukup untuk mengungkapkan sesuatu kepada orang lain dari persepsi anda sendiri, telah menambahkan lalu-;intas yang belum tercerna banyak masuk ke dalam otak siswa, dan mengakibatkan kemacetan lalu-lintas dalam titik artikulasi anda dengan dampak sama seperti dalam kasus rapat, di mana anda ingin sekali mengemukakan sesuatu yang mendesak tapi harus menunggu kesempatan. Dalam kemacetan lalu-lintas itu anda mengalami “penderitaan” menumpuk akibat kurangnya peluang/kemampuan mempersepsi, memahami dan belajar. Ini bukanlah pengamatan baru, seperti yang diamati oleh Plato dan Sokrates 2000 tahun silam, sekalipun boleh jadi merupakan kabar baru bagi sebagian besar pengajar. Yang lebih akrab bagi pendidik mungkin temuan2 serupa oleh O.K. Moore, Maria Montessori, dan para pendidik terkemuka lainnya, yaitu: pembelajaran paling efektif terjadi apabila bentuknya berupa umpan balik dari kegiatan2 yang dilakukan pembelajaran itu sendiri. Yang lebih mendasar, Santiago Ramony Cajal, Bapak Anatomi Otak, penulis buku Neurogenesis dan Histology of the Brain menemuka: bukan hanya pembelajaran, tapi pertumbuhan dan perkembangan fisik otak seseorang bergantung terutama pada umpan balik dari kegiatan2 orang itu sendiri.  108
·         Ada sesuatu yang menarik tentang artikulasi ekspresif yang berkaitan dengan bahasa, selain dari cara artikulasi lain seperti membuat  sketsa, melukis atau menari misalnya yang mampu membawa elemen2 lautan luas persepsi tak sadar ke fokus nyata real kita. Dijelaskan bahwa kata2 dan bahasa verbal agaknya menjadi ‘lingkungan’ terkaya di mana Cara Artikulasi kita dapat melayani keperluan dan kepentinga kita.
Tugas dominan bahasa ini diperlihatkan oleh pengalaman luar biasa psikolinguis (ahli psikolonguistik) berkebangasaan Rusia, Lev Vygotsky. ia mengumpulkan beberapa anak yang masih sangat belia untuk membuat sketsa sayap kupu2. Anak2 yang mempunyai kosa kata tertentu dalam perbendaharaan kata mereka seperti “titik”, “segitiga”, “garis miring” dan semacamnya sanggup membuat sketsa sayap kupu2 lebih baik bahkan dari memorinya. Biasanya, anak2 yang tidak mengenal kosakata tersebut, tidak mampu menggambar bahkan ketika sambil melihat kupu2. Meneruskan eksperimennya, ia mengambil separo anak2 yang tidak mampu membuat sketsa sayap kupu2 tadi dan dalam konteks yang sepenuhya berbeda mengajarkan kepada mereka kata2 tersebut. Pada tahap akhir eksperimen, anak2 ini kemudian diminta untuk membuat sketsa lagi. Ternyata mereka yang sekarang mengenal kosakata tsb mampu membuat sketsa secara efektif bahkan dari memori dibanding anak lain yang belum mengenal kosa kata.
Tentu saja alam semesta jauh lebih besar dan lebih kaya daripada kata2 yang dimiliki, Jerome Bruner, dalam bukunya A Study of Thinking, melihat bahwa manusia biasanya dapat membedakan dengan mata telanjang 7 juta warna yang berbeda, tetapi hanya memiliki beberapa lusin kata yang berkaitan dengan warna yang dengannya kita memahami wana2 tersebut. (ide: tak heran para malaikat harus sujud menghormati Bapak Kita; Adam as setelah diajar oleh Allah asma a kullaha,,yaitu nama tiap sesuatu yang ada di jagad ini). H.110-111
Kualitas bahasa kita yang ada juga menghasilkan perbedaan yang sangat nyata dalam kualitas kesadaran (persepsi) sadar kita, seperti dinyatakan oleh Basil Bernstein. Para pembicara yang fasih cenderung memakai pertimbangan (penalaran), alasan,  dan daya pengamatan yang baik, sementara para pembicara yang gagap tida memakai itu. Sebaliknya mereka yang bahasanya kurang lancar cenderung bergantung pada otoritas dan/atau “otot” untuk menentukan benar atau salah. Jelas bahwa seeorang yang bahasanya terlalu canggung dan lambat untuk mampu mengikuti penalaran orang lain, tidak akan mempunyai cukup kesempatan dan peluang untuk mengalami terciptanya penalaran, dan, karena itu cenderung tidak menciptakan penalarannya sendiri.  (ide: ini tentunya harus dibuktikan kesahihannya, namun menurut resensor ada benarnya juga yang diungkapkan oleh sang tokoh ini,,nb: tak heran Allah mengutus nabi2 dengan bahasa kaumnya dan memiliki kefasihan bahasa yang baik, bahkan Musa mendoa meminta ikatan lisan sebelum menghadap Fir’aun)
·         Penyebab kemerosotan keterampilan berbahasa. Menurut author penyebab dari merosotnya keterampilan berbahasa ialah pengajaran bahasa yang analitis di dalam kelas. H.114. keterampilan berbahasa ketika kita berbicara misalnya adalah terjadi dengan menekankan pada kandungan makna dari apa yang kita katakan, meskipun bila dalam bentuk tulisan kita bisa mengulangi dan menyentuhnya dengan [perbaikan2. Author juga melihat, model berbahasa tak sadar yang kita miliki ketika masuk ke dalam kelas yang dikendalikan dengan model analitis akan mengalami kemunduran. Hal ini terjadi karena kita setiap kali harus “mengoreksi” struktur2 yang salah, untuk membuktikan bahwa kita berhasil mengingat dan menghafal pelajaran mengeja dan/atau tata bahasa hari itu.
Untuk mengimbanginya, author menyarankan untuk mengembangkan kefasihan terlebih dahulu baru kemudia mengoreksi. Karena terkait dengan bahasa maka hal yang diperlukan ialah memperkaya bahasa /kosakata dan mengupayakan pengungkapan secara fasih. Menjadikan usaha belajar lebih alamiah, ekspresif dan artikulatif sesungguhnya merupakan usaha jangka panjang menuju kefasihan berbahasa dan perbaikan keterampilan berbahasa. Di samping itu medium yang lebih fasih daripada menulis itu ialah berbicara.
·         Suatu pesan yang sering diabaikan: resensor mengutip ini di halaman 172 buku author, ini merupakan suatu peringatan yang sering kita dengarkan namun sering sekali juga diabaikan yaitu tentang rokok.
Merokok dikatakan oleh author tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga pada kecerdasan anda. Dan ketika anda menyaksikan sebagian generasi muda kita berdada tipis menyedihkan yang pemahaman bacaannya sangat kurang memadai. H. 172
Hal ini dikemukakan penulis buku terkait hubungan antara pernapasan kita tingkat kesadaran, dan juga fokus perhatian dimana kita biasa menahan dan melepas napas pada momen2 tertentu, tergantung dari tingkat kesadaran dan fokus yang dibutuhkan dalam aktifitas tersebut.
Tak hanya itu, pentingnya pernapasan ini juga dikemukakan oleh author terkait dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan sebuah kalimat, baik ketika mencerap maupun mengungkapkan suatu kalimat. Oleh karena itu, author mengajukan saran untuk menyembuhkan gangguan ini melalui kegiatan aerobik seperti berlari, tarian aerobik, renang cepat dan latihan2 pernapasan tertentu yang akan meningkatkan kapasitas paru2 dan memperluas rentang kesadaran dan perhatian kita. Adapun salah satu kegiatan yang disarankn dan ditekankan oleh beliau adalah berenang di bawah air dengan menahan nafas. (ide: tak heran berenang masuk dalam kurikulum pendidikan Nabi terkait mengajari anak untuk berenang, selain dari memanah dan berkuda). H. 173
Bagaimana hubungan antara berenang di bawah air ini dengan kecerdasan, dalam halaman selanjutnya author menjelaskan lebih lanjut. Bahwa dampak lain dari berenang di bawah air dengan menahan nafas arteri 2 (pembuluh darah nadi) Karotid yang masuk (memasok karbondioksida) ke dalam otak.
Berenang dengan menahan nafas di bawah air meningkatkan karbondioksida dalam alira darah yang, pada gilirannya, memperlebar arteri2 Karotid yang menyuplai sirkulasi ke orak. Sejam yang dilakukan setiap harinya selama tiga pekan bisa memperlebar secara permanen arteri2 Karotid itu dan sirkulasi ke otak anda. Tidak saja dengan “kekuatan nafas” anda, berenang dengan menahan nafas di bawah air juga meningkatkan kondisi fisik anda. Ini adalah cara mudah untuk meningkatkan kecerdasan anda atau kecerdasan siapapun.
Yang membuat pengayaan CO2 menjadi terapi otak yang berhasil dalam contoh2 yang relatif jarang terjadi ketika itu diterapkan –khususnya pada anak2 yang mengalami kerusakan otak- adalah berikut: berenang di bawah air, pernapasan longgat, latihan pernapasa khusus tertentu, atau dengan cara lain.
Jika kadar CO2 menjadi sangat tinggi dan sangat sering terjadi selama periode beberapa pekan, maka karotid tidak kembali menyempit. Mereka meregang menjadi lebih lebar secara permanen. Ini memungkinkan karotid secara permanen memasok tidak hanya lebih banyak O2 ke otak tetapi juga nutrisi dan energi makanan dan yang lebih penting, membersihkan badan dari toksi dan racun kelelahan. Itulah sebabnya mengapa kami menganjurkan setidaknya 1 jam efektif per hari, dalam waktu 3 pekan, untuk berenang di bawah air.
..dalam suasana tekanan (stress) seperti berada di kedalaman beberapa meter di bawah air misalnya, perilaku2 kimiawi dan biokimiawi berubah: membran2 sel menjadi lebih permeable (dapat ditembus) bagi oksigen yang bergerak ke satu arah dan CO2 dan eleminasi sampah beracun yang bergerak ke arah sebaliknya, sehingga manfaat fisiologis dari berenang dengan gaya tersebut, khususnya berenang membentuk CO2, aerobik, tampaknya cukup menonjol’. (ide: suatu tekanan (stress pada kondisi psikologis juga bisa membantu kecerdasan psikis manusia untuk menghadapi pelbagai permasalahan, membuatnya lebih tahan banting dan memberi dorongna untuk kreatif mencari pemecahan dan jalan keluar masalah)
Jadi, ada 3 alasan utama untuk melakukan berenang di bawah air dengan menahan nafas (dan ini menurut author merupakan teknik terbaik yang bisa mendukung kecerdasan dibanding berbagai metode lainnya):
1.       Meningkatkan kesadaran dan rentang-perhatian dengan cara meningkatkan rentang-pernapasan.
2.       Meningkatkan kecerdasan dengan cara meningkatkan kondisi fisik otak yang memperbaiki sirkulasi ke otak dengan memakai CO2 untuk memperbesar arteri2 karotid.
3.       Meningkatkan kecerdasan dengan cara meningkatkan kesehatan melalui sirkulasi yang lebih besar selama respons menyelam. Untuk mendapatkan rentang penuh manfaat ini, anda harus benar2 menyelam ke dalam air. 174-176
Manfaat lebih lanjut dari berenang di bawah air adalah: dengan total waktu 1 jam berada di bawah air, tiap 2-3 menit tanpa keluar darinya (menyelam selama 2-3 menit), tiap hari, selama 3 pekan, akan meningkatkan secara intensif angke kecerdasan, IQ, anda sebesar 5-100 dan suatu peningkatan kekayaan dan rentang kesadaran anda secara hampir langsung. Kekuatan personal sebagai individu juga akan meningkat secara mencolok, mampu menekankan pendapat dan pandangan anda, dan bisa lebih lama bersitahan dalam pendapat anda dari serangan orang lain, dan menjaga dengan mudah usaha2 yang tidak mampu dilakukan orang lain. Dalam rentang waktu seperti disebutkan di atas juga dapat menambah lingkar dada 1 inci setiap pekan, ini berarti menyumbang pada performa fisik. Selain itu dapat juga menambah kualitas pendengaran anda. Bagi orang tua, mereka bisa mengajak anggota keluarga untuk bermain di tempat (kolam) renang terdekat.
Jadi, manfaat berenang di bawah air ini resensor ulangi penjelasannya sekali lagi, ketika level CO2 meningkat di dalam aliran darah, karotid yang memasok makanan dan membersihkan otak otomatis terbuka lebih lebar untuk mengimbangi dan menjaga pasokan oksigen dan meningkatkan sirkulasi. Bila dilakukan cukup sering dan cukup keras, maka pengayaan CO2 ini akan secara permanen memperluas karotid, akibatnya penyingkiran toksin dan ampas pembersihan darah mungkin bahkan lebih vital daripada pasokan oksigen, energi makanan dan gizi  bagi otak. (di antara buku yang menarik perhatian author ialah buku Switching On karya Paul Dennison, Glendale, CA; Edu-Kinethetic, Inc, 1981, ttg trik2 sederhana berkaitan kbm).
Selain berenang di bawah air, tarin dan joging aerobik juga menikatkan level CO2  dan karena itu bisa pula membantu otak sampai taraf tertentu, begitu juga teknik pernapasan sesap. “pernapasan sesap” (yang bisa dijadikan sebagai alternatif pganti renang) setidaknya memperbaiki dan melengkapi efek CO2/karotid yang dicapai oleh berenang menahan napas di dalam air. Caranya adalah: mulailah dengan paru2 kosong udara, pertahankan. Persis sebelum anda megap2, katakanlah 15-20 detik, biarkan masuk sedikit udara tapi jangan membiarkan udara keluar. Di mana mungkin anda mampu menahan napas, hanya untuk satu menit, katakanlah, sebagai sarana untuk meningkatkan level CO2; dengan pernapasan sesap anda dapat menahan CO2 selam 3 menit atau lebih, akan memperkaya aliran darah dengan CO2 dibanding dengan hanya menahan napas (dengan cara biasa) saja. Sesi pernapasan sesap ini juga baiknya dilakukan 3 menit/hari=3 pekan. Dalam halaman2 selanjutnya author menambahkan berbagai teknik pernapasan lain, resensot menyarankan pembaca untuk merujuk ke buku tersebut untuk mendapat gambaran dan penjelasan lebih lanjut.
·         Sebuah motivasi untuk menulis dan mendeskripsikan pengamatan: menarik di halaman 288 diulas kembali tentang tokoh besar yang berpengaruh via tulisan2 mereka, sang author menuliskan sekali lagi pada halaman tsb. Resensor tertarik pula untuk mengutip kembali mutiara ini, kali ini secara utuh, moga memberikan nilai lebih bagi pembaca.
Coba datangilah perpustakaan lokal dan temukan hal yang mengejutkan: ternyata terdapat banyak buku riwayat hidup orang “besar” dalam sejarah.
Tidak seperti mayoritas orang, kebanyakan pemimpin, penguasa, pemikir, penemu, seniman besar, dan lain2nya menyimpan buku catatan atau buku harian dan/atau menulis banyak surat kepada teman2 mereka, di mana di dalamnya mereka dengan detail memaparkan secara panjang lebar segala hal yang terjadi di sekitar mereka dan atau di dalam diri mereka, biasanya masa kanak2.
Pertanyaannya: apakah orang2 terkemuka ini mengugkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang pelbagai hal, mulai dari awal masa kanak2 mereka, karena mereka tahu bahwa suatu saat kelak mereka akan menjadi orang2 besar dan mereka melakukan semua pengamatan ini demi anak  cucu mereka? Ataukah praktik membuat catatan, mengungkapkan dengan panjang lebar serta mencatat pengamatan mereka tentang pelbagai hal, mengembangkan, di dalam diri mereka, watak dan sifat yang mengantarkan mereka menjadi orang besar. Seluruh brevolusi ilmu pengetahuan datang kepada kita bukan dari “metode ilmiah” tapi dari segelintir indiividu yang sengaja membuat, mengungkapkan dengan panjang lebar dan mencatat pengalaman mereka tentang pelbagai hal. Sebagian pengamatan mereka membawa kepada temuan dan formula (rumusan) besar yang menyebabkan mereka dipandang sebagai ilmuwan besar.
Hampir semua temuan dan terobosan besar dalam ilmu pengetahuan maupun teknologi, ternyata dilakukan oleh orang2 “amatir” yang belum pernah diajar atau dididik untuk melakukan semua pengamatan hanya dalam prosedur sempit yang telah ditetapkan dan rutinitas laboratorium! Mereka berpikir luas dan memberikan perhatian pada segala hal, melakukan pengamatan di tempat mereka menemukannya. Mereka tidak puas dengan hanya sebiah catatan dan terpaku pada sederetan instrumen yang hanya diambil dari satu jenis interpretasi.
Mayoritas terobosan besar di dunia usaha dan politik, sebagaimana halnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, dilakukan oleh orang2 yang memang sengaja membuat, membrerikan respons terhadap, atau mencatat pengamatan2 mereka. Akibatnya, orang2 tersebut mampu melihat, ketika kesempatan muncul, dan mampu memanfaatkannya. Bertentangan dengan kebanyakan buku tentang subjek itu, keberuntungan atau “kebetulan”, hanya sedikit, atau tidak, berkaitan dengan terobosan2 besar tersebut.
“Kebanyakan manusia,” kata Winston Churchill, “tergagap dengan temuan2 besar. Tapi biasanya mereka tertegun dan pergi!”
                Memang benar, jika seseorang melihat dengan cukup teliti, mungkin ia akan “menyaksikan alam semesta di dalam sehelai rumput” –tapi hamppir tak seorang pun secara konvensional mampu melihat dengan cukup teliti untuk mengetahui banyak tentang sesuatu, tanpa bantuan sesuatu yang lain. Namun, “semua ini dan masih banyak lagi akan diberikan kepada anda,” andaikata anda mendeskripsikan dengan panjang lebar pengamatan anda yang tengah berlangsung  ke dalam sebuah alat perekan atau buku catatan.
                Perhatikan dan catat: permainan bayang2 pada dinding, tekstur batu bata yang kita injak atau bau batu bata dalam sinar matahari; perasaan lutut yang ditekuk dan diluruskan; sedikit perubahan sensasi di bahu, perut, leher dan wajah ketika menilai bermacam2 pilihan sebelum mengambil keputusan...,”Jika anda begitu memperhatikan hal2 kecil denga teliti, anda juga akan segera mempersepsi kekuatan2 yang menggerakkan dan membentuk hidup kita”.
·         Sekolah pertama kali diciptakan, bukan dengan tujuan mendatangkan pelajar atau pembelajar, tapi untuk tujuan mengumpulkan pendengar atau audiens. Para pemikir terkemukan memandu mereka untuk mengembangkan persepsi lebih jauh. Para pemikir yang lebih pintar akan berusaha mengangkat persepsi audien dan persepsi2 mereka sendiri. Sokrates, orang paling terkenal 2400 tahun lalu, mengembangkan sistem yang mampu merangsang para pendengar untuk berbicara. Ia mendorong para pelajar menemukan dunia yang jauh lebih luas dan lebih mendalam dengan menyelidiki persepsi2 interior dan eksterior mereka dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan di sana. Salah satu bagian dari sistem Sokrates adalah mengajukan pertanyaan2 tajam yang memancing pelajar untuk menyelidiki dan mendeskripsikan persepsi2 mereka dalam mencari jawaban.
Sistem Sokrates menghasilkan keajaiban2 persepsi, pemahaman dalam belajar dan perkembangan pribadi, sehingga sistem itu menjadi pendidikan selama lebih dari 2000 tahun. Semua praktisi utamanya, sejak Sokrates dan Plato, percaya bahwa semua pengetahuan dan pemahaman, entah bagaimana, sudah ada di dalam diri pelajar dan pembelajar dan hanya perlu diungkit dan diangkat (ditarik keluar) ke kesadaran melalui taktik2 “cari dan deskripsikan” tersebut. “Pendidikan” (education) itu sendiri dinamai berdasarkan konsep ini, akar katanya adalah “educare”, yang berarti “menarik keluar dari”. 290-291
·         Ketika menjelas tentang otak tak sadar, penglihatan (visual) dengan temuan2 dalam iptek, author memulai tentang betapa luasnya dan kayanya otak tak sadar sebagai sumber. Dijelaskan bahwa, hampir semua respons visual, yang dibuat di ke80% area otak ternyata bertepatan dengan area2 otak tak sadar kita. Data yang tersimpan di sana atau melintasi area itu, jika tidak ada faktor lain yang menghalangi, dapat muncul (memunculkan diri) pada respons visual. Biasanya, respons visual kita dirangsang oleh penglihatan eksternal. Kebanyakan waktu ketika penglihatan tidak bekerja, kita akan mengalami keadaan tidak sadar, tidur dan bermimpi. Hampir seluruh penggunaan selebihnya, sedemikian teratur sehingga persepsi yang lebih sensitif yang diturunkan secara tak sadar, kutang atau tidak mendapat kesempatan untuk “menembus” ke luar. Namun mereka ada di sana dan jika kita memformat sedemikian rupa sehingga membiarkan persepsi2 itu muncul, maka kita memiliki akses sangat langsung kepada sumber tak sadar kita dan kepada pemahaman lebih dalam.
Itulah sebabnya, temuan2 besar dalam iptek biasanya dihasilakn dengan bantuan visualisasi. Misalnya, teori relativitas Enstein hasil saat ia naik kereta api khayalan dalam seberkas cahaya. Elias Howe gagal dalam usaha merekayasa suatu mesin jahit sampai ia mengalami mimpi buruk di mana para kanibal menyerangnya dan ia melihat bahwa mata tombak para kanibal tsb memiliki lubang.
Kebanyakan terobosan itu dihasilkan oleh visualisasi . itu biasanya diketahui hanya melalui memoar atau wawancara personal. Sementara mereka berjuang memperoleh dukungan dari para kolega kerja atas temuan2 mereka, para penemu itu tampil di depan publik bahwa temuan mereka itu dihasilkan melalui penerapan ketat “metode ilmiah”. Jadi mereka seolah mengekalkan mitos yang masih berlaku tentang bagaimana ilmu pengetahuan lahir.
“metode ilmiah” masih tetap berharga dalam mencabuti rumput kesalahan dari taman kebenaran. Tetapi “metode ilmiah” jarang menjadi sumber bagi temuan baru; ia biasanya hanya dapat menentukan apakah suatu temuan dapat ditopang atau tidak. Temuan yang sesungguhnya biasanya lahir dari visualisasi-kadang2 disengaja, kadang2 spontan.297-298
Demikian ringkasan yang dapat disajikan kali ini, untuk lebih jelas dan gamblang tentang berbagai tknik lainnya, silakan dirujuk ke buku dengan tebal 448 halaman ini. Alhamdulillah khatam: 16:19@12-11-2013. Ciputat @kosan Pak KhoIr
·          
·          
·          
·          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...