BAB II
PEMBAHASAN
SEMESTER I MA KELAS 11
D. Materi Pokok Pembelajaran
1. Surah al-Isra’ (17):
23-24
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا (٢٣)
وَاخْفِضْ
لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا
رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤)
23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau
Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang
mulia[850].
24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".
[850] Mengucapkan kata Ah kepada orang tua
tidak dlbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan
mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Surah al-Isra’ ayat
23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter. Pada ayat 23
disebutkan bahwa yang pertama Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk
menyembah Dia semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang kedua kita harus berbakti
kepada orang tua. Pada ayat 24 disebutkan bahwa anak hendaknya mendoakan kedua
orang tuanya.
2. Surah Luqman (31): 13-17
وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)
وَوَصَّيْنَا
الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا
وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ
إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)
يَا
بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي
صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ
اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦)
يَا
بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku,
janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar".
14. Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180].
bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
16. (Luqman berkata): "Hai anakku,
Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam
batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha mengetahui.
17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
[1180] Maksudnya: Selambat-lambat waktu
menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.
[1181] Yang dimaksud dengan Allah Maha
Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.
Pada ayat 13
diperintahkan untuk merenungkan anugrah Allah kepada Luqman itu dan serta
mengingatkan kepada orang lain. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa antara
kewajiban orang tua kepada anak-anaknya adalah memberi nasehat dan didikan.
Pada ayat 14 menyatakan
dan kami wasiatkan yakni berpesan dengan amat kukuh kepada semua manusia
menyangkut kepada orang tuanya. Pada ayat 15 menerangkan bahwa jika orang tua
memaksa untuk mempersekutukan Allah, maka jangan mematuhinya. Setiap perintah
untuk perbuatan maksiat, maka tidak boleh ditaati.
Pada ayat 16 berkaitan
dengan masalah akhirat, dimana di dalamnya terdapat pahala yang adil dan
perhitungan yang cermat atas amal perbuatan manusia. Nasihat Luqman pada ayat
17 menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang puncaknya
adalah shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amar makruf dan
nahi mungkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari
kegagalan yaitu sabar dan tabah.
3. Hadits tentang perintah
hormat dan patuh kepada orang tua dan guru
Menghormati orang tua
sangat ditekankan dalam Islam. Hadits riwayat Bukhari Muslim menyatakan bahwa
seseorang harus berbuat baik dan menghormati orang tua, karena merupakan
perbuatan yang terpuji. Pentingnya seseorang minta ijin dari kedua orang tua
yang masih hidup pada setiap keinginan dan kegiatan, seperti melakukan jihad,
sebab ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua, dan murka Allah terletak
pada kemungkaran orang tua.
MATERI II
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah al-Anfal (8): 72
إِنَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ
بَعْضٍ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلايَتِهِمْ مِنْ
شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ
النَّصْرُ إِلا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا
تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (٧٢)
72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan
orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[624]. dan (terhadap)
orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban
sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi)
jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka
kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada
Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu
kerjakan.
[624] Yang dimaksud lindung melindungi
Ialah: di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan yang Amat teguh,
untuk membentuk masyarakat yang baik. demikian keteguhan dan keakraban
persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi
seakan-akan mereka bersaudara kandung.
Q. S. al-Anfal (8) ayat
72 mengandung pesan-pesan yang mulia, yaitu:
a. Peristiwa hijrah, ada
tiga golongan yang disebutkan dalam Q. S. al-Anfal ayat 72, yaitu :
1) Kaum Muhajirin.
Kaum Muhajirin yaitu
orang-orang yang berhijrah bersama Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.
2) Kaum Anshar.
Kaum Anshar yaitu
orang-orang Madinah yang beriman kepada Allah SWT, berjanji kepada Nabi
Muhammad SAW dan kaum Muhajirin untuk bersama-sama berjuang di jalan Allah.
3) Kaum Muslimin yang tidak
berhijrah ke Madinah.
Mereka tetap tinggal di
Makkah yang dikuasai oleh kaum Musyrikin. Mereka tidak dapat disamakan dengan
kaum Muhajirin dan Anshar karena mereka tidak berada dalam lingkungan
masyarakat Islam, tetapi hidup dilingkungan orang-orang musyrik.
b. Antara Muhajirin dan
Anshar saling melindungi, hidup berdampingan dan saling tolong menolong.
c. Muhajirin dan Anshar
melakukan jihad dengan harta dan jiwanya atas dorongan keimanan kepada Allah
SWT.
d. Allah SWT Maha Melihat
dan Mengetahui apa yang dilakukan oleh hamba-Nya.
Q. S. al-Anfal (8) ayat
72 menjelaskan bahwa kaum Muhajirin dan Anshar telah memberikan teladan
dalam mujahadah al-nafs. Mujahadah al-nafs artinya
perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa nafsu atau bersungguh-sungguh
menghindari perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah SWT. Kontrol diri
merupakan salah perilaku terpuji yang harus dimiliki setiap muslim.
2. Surah al-Hujurat (49):
12
Q. S. al-Hujurat (49)
ayat 12 berisi tentang larangan berprasangka buruk. Berprasangka buruk (su’udzan)
merupakan perilaku tercela yang harus dihindari. Sebaliknya orang beriman
diperintahkan untuk berprasangka baik (husnudzan) , baik itu husnudzan
kepada Allah SWT, kepada sesama manusia, maupun kepada diri sendiri.
3. Surah al-Hujurat (49):
10
Ayat ini menegaskan
bahwa orang-orang mukmin itu bersaudara. Persaudaraan (ukhuwah) diantara
sesama mukmin adalah persaudaraan yang dilandasi oleh persamaan aqidah dan
keimanan kepada Allah SWT. Persaudaraan yang didasari oleh nilai-nilai Islam
dikenal dengan istilah ukhuwah Islamiyah.
MATERI III
LARANGAN PERGAULAN BEBAS
DAN PERBUATAN KEJI
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah al-Isra’ (17) ayat
32
وَلا
تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا (٣٢)
32. Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk.
Secara umum Q. S.
al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
a) Larangan mendekati zina.
2. Surah an-Nur (24) ayat 2
الزَّانِيَةُ
وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ وَلا
تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَائِفَةٌ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ (٢)
2. Perempuan yang berzina dan laki-laki
yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera,
dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang
beriman.
Isi kandungan Q. S. an-Nur (24) ayat 2
adalah:
a) Perintah Allah SWT untuk
mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus kali.
b) Orang yang beriman
dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah SWT.
c) Pelaksanaan hukuman
tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.
MATERI IV
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah al-kafirun: 1-6.
قُلْ
يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (١)
لا
أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (٢)
وَلا
أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٣)
وَلا
أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ (٤)
وَلا
أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (٥)
لَكُمْ
دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ (٦)
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku."
Ada beberapa poin yang
menjelaskan tentang kandungan surah al-Kafirun ayat 1-6 diantaranya adalah:
a) Penegasan bahwa Tuhan
yang disembah oleh Nabi Muhammmad dan kaum muslimin tidaklah sama dengan Tuhan
yang disembah oleh orang-orang kafir (musyrik), begitu juga dalam cara
peribadahannya.
b) Mengisyaratkan tentang
gagalnya semua usaha dan harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi
Muhammad meninggalkan dakwahnya.
c) Penolakan Nabi Muhammad
dan umat Islam terhadap kaum kafir untuk mencampuradukkan keimanan dan
peribadahan yang diajarkan agama Islam dengan agama kaum kafir.
d) Anjuran untuk saling
bertoleransi dan menghormati dalam memeluk suatu keyakinan atau akidah.
2. Surah Yunus: 40-41.
وَمِنْهُمْ
مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ
بِالْمُفْسِدِينَ (٤٠)
وَإِنْ
كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا
أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (٤١)
40. Di antara mereka ada orang-orang yang
beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak
beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat
kerusakan.
41. Jika mereka mendustakan kamu, Maka
Katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri
terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu
kerjakan".
Kandungan surat Yunus (10) ayat 40-41
antara lain:
a) Ada golongan umat
manusia yang beriman terhadap al-Qur’an dan ada yang tidak beriman kepada
al-Qur’an.
b) Allah SWT mengetahui
sikap dan perilaku orang-orang yang beriman yang bertaqwa kepada Allah SWT dan
orang-orang yang tidak beriman yang berbuat durhaka kepada Allah SWT.
c) Orang-orang yang beriman
kepada Allah SWT (umat Islam) harus yakin bahwa Rasul Allah SWTyang terakhir
adalah Nabi Muhammad SAW dan al-Qur’an adalah kitab suci yang harus dijadikan
pedoman hidup umat manusia sampai akhir zaman.
3. Surah al-Kahfi: 29.
وَقُلِ
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ
يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ
الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (٢٩)
29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu
datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir".
Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan
diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Kandungan surah al-Kahfi (18) ayat 29
antara lain:
a) Kebenaran itu datangnya
dari Allah SWT, sedangkan yang salah datangnya dari selain Allah.
b) Manusia baik segala
individu maupun kelompok, memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan
terhadap agama yang dianutnya.
c) Manusia yang memilih
agama salah yakni yang tidak berasal dari Allah dan mengandung unsur
menyekutukan Allah dianggap zalim dan balasan bagi orang yang zalim adalah
neraka.
4. Surah al-Hujurat: 10-13.
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (١٠)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا
خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ
وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ
الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
(١١)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ
الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ
أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا
اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (١٢)
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ
شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya
bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman,
janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi
yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan
perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih
baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan Barangsiapa yang tidak bertobat,
Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu
dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan
satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal.
[1409] Jangan mencela dirimu sendiri
Maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti
satu tubuh.
[1410] Panggilan yang buruk ialah gelar
yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang
yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan
sebagainya.
Isi kandungan surah al-Hujurat ayat 10-13
adalah sebagai berikut:
a) Allah SWT menegaskan
bahwa sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara seperti hubungan
persaudaraan antara orang-orang seketurunan karena sama-sama menganut unsur
keimanan yang sama dan kekal.
b) Allah SWT memperingatkan
kaum mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang
diperolokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat.
c) Dilarang pula memanggil
dengan gelar yang buruk.
d) Allah SWT memberi
peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari
su’udzan/ prasangka buruk terhadap orang-orang beriman.
e) Allah menjelaskan bahwa
manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa dan suku supaya saling mengenal
dan saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat.
5. Hadits tentang toleransi
dan etika pergaulan.
Hadits riwayat Ahmad berisi tentang:
a) Orang yang lebih muda
harus menghormati yang lebih tua.
b) Orang yang lebih tua
harus menghargai orang yang lebih muda.
SEMESTER GENAP
MATERI I
D. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah At-Tahrim (66): 6
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (٦)
6. Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ
عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
(١٣٢)
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki
kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa.
وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ
لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ
تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلا
شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ
أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا
كَانُوا يَكْفُرُونَ (٧٠)
70. Dan tinggalkan lah orang-orang yang
menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka
telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487]
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
[485] Yakni agama Islam yang disuruh mereka
mematuhinya dengan sungguh-sungguh.
[486] Arti menjadikan agama sebagai main-main dan
senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan perintah-perintah dan
menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak sungguh-sungguh.
[487] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan
sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang
lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi
orang-orang kafir.
Di dalam surah At-Tahrim
ayat 6 Allah memerintahan kepada umat manusia yang percaya kepada Allah dan
Rasul-Nya agar mereka menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka yang
bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, yaitu dengan taat dan patuh
melaksanakan perintah dan meeninggalkan larangan-Nya dan mengajarkan kepada keluarganya
supaya mereka melaksanakan perintah agama dan meninggalkan apa yang
dilarangnya, sehingga merea selamat dari api neraka.
2. Surah An-Nisa’ (4) : 9
وَلْيَخْشَ
الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا
اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٩)
9. Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.
Di dalam surah An- Nisa’
ayat 9 Allah menjelaskan kepada kita agar tidak meninggalkan keturunan yang
lemah-lemah dan akan menjadi beban masyarakat, baik lemah jasmani maupun rohani,
Allah memerintahkan kepada kaum muslimin terutama orang tua agar mereka
memikirkan, memperhatikan, tidak lalai dan tidak meninggalkan keturunan yang
lemah-lemah yang akan menjadi beban masyarakat, baik dalam kaitannya dengan
hidup di dunia maupun hidup diakhirat kelak.
3. Surah At- Thoha (20) :
132
فَأَلْقَاهَا
فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠)
20. Lalu dilemparkannyalah tongkat itu,
Maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat.
Di dalam Surah At-Thoha
ayat 132 Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar menyeru kepada
keluarganya untuk melaksanakan sholat, sebagaimana perintah mendirikan sholat
kepada dirinya sendiri. Dalam perintah untuk tidak tergiur kepada kekayaan dan
kenikmatan orang- orang kafir.
4. Surah Al- An’am (6) : 70
وَذَرِ
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ
دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لا يُؤْخَذْ
مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ
حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (٧٠)
70. Dan tinggalkan lah orang-orang yang
menjadikan agama[485] mereka sebagai main-main dan senda gurau[486], dan mereka
telah ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah (mereka) dengan Al-Quran itu
agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at[487]
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.
[485] Yakni agama Islam yang disuruh mereka mematuhinya
dengan sungguh-sungguh.
[486] Arti menjadikan agama sebagai
main-main dan senda gurau ialah memperolokkan agama itu mengerjakan
perintah-perintah dan menjauhi laranganNya dengan dasar main-main dan tidak
sungguh-sungguh.
[487] Syafa'at: usaha perantaraan dalam
memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat
bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at
bagi orang-orang kafir.
Di dalam Surah Al- An’am
ayat 70 Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang beriman agar
meninggalkan dan memutuskan hubungan dengan orang-orang yang menadikan agama
mereka sebagai main-main dan senda gurau dengan memperolok-olokkan agama itu,
mengerjakan perintah-perintahnya dan menghentikan larangan-larangannya atas
dasar main-main dan tidak dengan sungguh-sungguh.
5. Surah An-Nisa’ (4) : 36
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang
dekat dan tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295] dan hamba
sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
[294] Dekat dan jauh di sini ada yang
mengartikan dengan tempat, hubungan kekeluargaan, dan ada pula antara yang
Muslim dan yang bukan Muslim.
[295] Ibnus sabil ialah orang yang dalam
perjalanan yang bukan ma'shiat yang kehabisan bekal. Termasuk juga anak yang
tidak diketahui ibu bapaknya.
Di dalam surah An-Nisa’
ayat 36 menjelaskan kepada kita adanya dua jenis bentuk ibadah yaitu ibadah
khusus (ibadah madhoh) dalam bentuk pengabdian dan penghambaan kepada Allah dan
tata caranya telah diatur seperti shalat, puasa, naik haji dll. Kemudian yang
kedua ibadah umum (ibadah ghoirul madhoh) yaitu semua pekerjaan yang baik yang
dikerjakan dalam rangka patuh kepada Allah SWT saja bukan karena yang lain.
6. Surah Al- Huud (11) :
117- 119
وَمَا
كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (١١٧)
وَلَوْ
شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
(١١٨)
إِلا
مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ
جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (١١٩)
117. Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan
membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan.
118. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu
Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih
pendapat,
119. Kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan: Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka
Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.
Di dalam Surah Al-
Huud ayat 117-119 menjelaskan bahwa Allah tidak akan membinasakan suatu negeri,
jika penduduk negeri tetap suka beramal shaleh dan tidak berbuat
kedholiman. Oleh karena itu Allah memperingatkan kepada umat Islam agar jangan
menadikan agama sebagai main-main dan senda gurau
7. Hadits tentang tanggung
jawab manusia terhadap keluarga dan masyarakat
Di dalam Hadits telah dijelaskan
bahwa setiap manusia di beri tugas memimpin atau menjaga. Baik kaitannya dengan
dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Tugas adalah amanat, apapun jabatan
yang ada pada diri seseorang, dia harus mempertanggung jawabkan tugas yang di
bebankan kepadanya di hadapan yang dipimpin dan di dalam pengadilan Allah
kelak. Oleh karenanya, dia harus benar-benar waspada dan hati-hati serta harus
bersikap adil dan bijaksana dalam menjalankan tugasnya.
MATERI II
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah Al-Baqarah ayat
148
وَلِكُلٍّ
وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَمَا تَكُونُوا يَأْتِ
بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (١٤٨)
148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya
(sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dalam Surah Al-Baqarah
ayat 148 Allah memerintahkan umat Islam untuk senantiasa berlomba- lomba dalam
mengerakan kebaikan (fastabiqul khairat). Menghadap ke kiblat (ka’bah) bukanlah
tujuan tapi harus di pahami bahwa umat Islam adalah satu. Dan kandungan ayat
ini yang dapat kita ambil maknanya adalah hendaknya kita giat bekerja serta
berlomba dalam segala bentuk kebaikan. Kita harus berkompetisi dalam melakukan
hal- hal yang positif. Dampak positif yang dihasilkan yaitu terciptanya kondisi
kehidupan yang dinamis, maju dan senantiasa bersemangat untuk berkreasi dan
berinovasi.
2. Surah Al- Fatir ayat 32
ثُمَّ
أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ
ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ
بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (٣٢)
32. Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada
orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka
ada yang Menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang
pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat
kebaikan[1260] dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang Amat
besar.
[1260] Yang dimaksud dengan orang yang
Menganiaya dirinya sendiri ialah orang yang lebih banyak kesalahannya daripada
kebaikannya, dan pertengahan ialah orang-orang yang kebaikannya berbanding
dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang yang lebih dahulu
dalam berbuat kebaikan ialah orang-orang yang kebaikannya Amat banyak dan Amat
jarang berbuat kesalahan.
Dalam surah Al-Fatir
ayat 32 diterangkan bahwa Al-Qur’an diturunkan sebagai pedoman hidup umat
manusia, ada tiga kelompok yang menyikapi hal tersebut, kelompok paertama
adalah mereka yang menzalimi dirinya sendiri, yaitu orang-orang yang
meninggalkan perintah Allah dan mengerjakan yang diharamkan. Kelompok kedua
adalah mereka yang bersikap pertengahan, yaitu mereka melaksanakan kewajiban
dan menjauhi larangan, namun terkadang mereka meninggalkan perkara-perkara yang
disunahkan dan melakukaan perkara yang di makruhkan. Kelompok yang ketiga yaitu
mereka yang melakukaan kebaikan-kebaikan dengan izin Allah, mereka senantiasa
mengerjakan perbuatan yang diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi perkara
yang diharamkan dan dimakruhkan.
3. Surah An-Nahl ayat 97
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ (٩٧)
97. Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya
akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik[839] dan Sesungguhnya akan Kami
beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.
[839] Ditekankan dalam ayat ini bahwa
laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal
saleh harus disertai iman.
Dalam Surah An-Nahl ayat
97 dijelaskan bahwa perbuatan seseorang dapat dikatakan baik dengan diukur
bagaimana ia menafkahkan hartanya tersebut. Apabia ia telah mampu mendermakan
sebagaian harta yang dicintainya atau barang yang ia sendiri masih menyukainya
berarti ia akan memperoleh kebaikan yang sempurna dihadapan Allah. Hal ini
tentunya disertai niat semata-mata karena Allah.
4. Hadits tentang bertaubat
sebelum meninggal
Dalam Hadits dijelaskan
agar orang- orang Islam segera bertaubat sebelum meninggal, karena pada
hakekatnya yang mengetahui tentang umur manusia hanyalah Allah semata. Dan
dijelaskan pula agar setiap musim rajin menyambung silaturahmi dan memperbanyak
shodaqah baik secara terang- terangan maupun sembunyi. Apabila dilaksanakan
maka akan memperoleh rizki dengan jalan yang mudah dan dapat pertolongannya
MATERI III
ETOS KERJA
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah Al- Jumu’ah ayat
9-11
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ
كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩)
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٠)
وَإِذَا
رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ
مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ (١١)
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru
untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah
dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.
10. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung.
11. Dan apabila mereka melihat perniagaan
atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu
sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih
baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi
rezki.
[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik
mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib
bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya.
Dalam surah Al-Jumu’ah
ayat 9-11 dijelaskan bahwa orang beriman diwaibkan untuk melaksanakan sholat
jum’at dan meninggalkan semua kegiatan urusan perniagaan dan kegiatan lain
untuk fokus mengerjakan sholat jum’at saat datang panggilan untuk sholat
jum’at. Allah juga memerintahkan agar orang-orang beriman memperbanyak dzikir
dan manusia juga harus berhati-hati untuk tidak tertipu dengan gemerlapnya
duniawi, sehingga memprioritaskan urusan duniawi dari pada urusan ukhrawi.
2. Surah Al-Qhasas ayat 77
وَابْتَغِ
فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ
إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (٧٧)
77. Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
Dalam surah Al-Qhasas
ayat 77 Allah menjelaskan bahwa Allah akan menganugerahkan kebaiakan diakhirat
apabila umat manusia berbuat baik dan tidak berbuat kerusakan dimuka bumi.
3. Hadits tentang etos
kerja
Dalam hadits ini
merupakan motivasi dari Nabi Muhammad SAW kepada kaum muslimin untuk memiiki
etos kerja yang tinggi. Kita dilarang untuk bertopang dagu dan berpangku tangan
mengharap rizki datang dari langit. Kita harus giat bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidup diri dan keluarga. Bahkan dikatakan oleh Nabi bahwa tidak ada
yang lebih baik dari usaha seseorang kecuali hasil kerjanya sendiri. Dan
Rasulullah juga menegaskan agar manusia mengembangkan usaha untuk keperluan
hidup didunia dan usaha untuk menyiapkan bekal diakhirat nanti.
MATERI IV
MAKANAN YANG BAIK DAN
HALAL
C. Materi Pokok
Pembelajaran
1. Surah Al-Baqarah ayat
168- 169
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (١٦٨)
إِنَّمَا
يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا
تَعْلَمُونَ (١٦٩)
168. Hai sekalian manusia, makanlah yang
halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu.
169. Sesungguhnya syaitan itu hanya
menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui.
Dalam Surah Al-Baqarah
ayat 168-169 dijelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada segenap manusia agar
memakan makanan yang halal dan baik, dan juga memperingatkan kepada manusia
agar tidak mengikuti langkah syaitan, karena syaitan selalu berupaya
menyesatkan manusia untuk melakukan perbuatan yang jahat dan keji.
2. Hadis pertama (HR. Abu
Dawud)
Dalam hadits dijelaskan
mengenai salah satu ciri atau karakteristik hewan yang tidak halal untuk
dikonsumsi yakni hewan buas yang bertaring selain itu Rasul juga menyebutkan
secara spesifik yang diharamkan Allah yakni keledai jinak, barang temuan dari
orang kafir mu’ahad.
3. Hadis kedua (HR.
Tirmidzi)
Dalam hadits dijelskan
bahwa makanan yang baik adalah makanan yang diperoleh dari hasil usahanya
sendiri dengan jalan bekerja dan orang mukmin tidak boleh menggantungkan
hidupnya kepada pemberian atau belas kasihan orang lain.
MATERI V
MENSYUKURI NIKMAT ALLAH
1. Surah Az-Zuhruf ayat 9-
13
وَلَئِنْ
سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ
الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (٩)
الَّذِي
جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلا لَعَلَّكُمْ
تَهْتَدُونَ (١٠)
وَالَّذِي
نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا
كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (١١)
وَالَّذِي
خَلَقَ الأزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالأنْعَامِ مَا
تَرْكَبُونَ (١٢)
لِتَسْتَوُوا
عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ
عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ
مُقْرِنِينَ (١٣)
9. Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada
mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka
akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui".
10. Yang menjadikan bumi untuk kamu
sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu
supaya kamu mendapat petunjuk.
11. Dan yang menurunkan air dari langit
menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
mati, seperti Itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
12. Dan yang menciptakan semua yang
berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu
tunggangi.
13. Supaya kamu duduk di atas punggungnya
kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan
supaya kamu mengucapkan: "Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini
bagi Kami Padahal Kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
Dalam surah Az-Zuhruf
ayat 9- 13 menjelaskan bahwa semua sumber daya alam yang ada merupakan rizki
dan nikmat dari Allah yang tak terhitung nilainya dan dikaruniakan Allah kepada
manusia, oleh karena itu manusia seharusnya pandai-pandai mensyukurinya dan
salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan beribadah kepadanya,
memelihara alam dan tidak merusaknya.
2. Surah Al-Ankabut ayat 17
إِنَّمَا
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ
تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ
اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (١٧)
17. Sesungguhnya apa yang kamu sembah
selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta[1146]. Sesungguhnya
yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka
mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah
kepada-Nya. hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan.
[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa
berhala-berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka disisi Allah dan ini
adalah dusta.
Dalam Surah Al-Ankabut
ayat 17 menegaskan bahwa rizki adalah wewenang yang mutlak yang hanya dimiiki
oleh Allah saja. Karena itu dianjurkan kepada manusia untuk memohon rizki dan
penghasilan itu hanya kepada Allah saja. Dan manusia akan dimintai pertanggung
jawaban atas segala amal perbuatan dan juga tentang nikmat yang diberikan
Allah.
3. Hadits tentang syukur
nikmat
Dalam hadis ini
dijelaskan bahwa manusia harus bersikap syukur terhadap nikmat yang diberikan
Allah dan manusia harus sadar bahwa, kedudukan atau pangkat serta harta dan
kekayaan yang lebih tinggi yang dimiliki orang lain itu merupakan ujian,
sehinnga manusia lebih selamat memandang kebawah dalam hal tersebut. Sehingga
terhindar dari sikap mengandai-andaikan yang menimbulkan manusia jauh dari rasa
syukur nikmat.
OLEH:
IHDA ROSYIDATUL ULUM
ZUNISA’ IFFATUR
RIZQIYYAH
MANSUR TOYYIBI
MOH. KAMALUDDIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar