Sabtu, 15 Juni 2019

Bahas Buku: BUKAN BUKU BEST SELLER INDARI MASTUTI & PRITHA KHALIDA


BUKAN BUKU BEST SELLER
INDARI MASTUTI & PRITHA KHALIDA

Inspiring.........
Yah, jika disuruh untuk memilih 1 kata untuk buku ini, menginspirasi, itu yang dapat kukatakan dan kuketikkan J. Buku terbitan Pena Matahari, Yogyakarta, setebal 169 ini, termasuk di jajaran buku yang sukses membuatku langsung jatuh cinta pada pandang dan baca pertama. Kulamar di Bintaro Plaza, Minggu, 10.3.2013, dengan mahar IDR 35.000,00. Desain covernya, menurutku oke. Isinya? Entah kenapa, aku langsung suka dengan gaya bahasa, yang kurasakan begitu mengalir dan seakan mengajak untuk duduk dan berbetah-betah bercengkerama dengannya. Yah, mungkin saja, ketika itu aku memang sedang dalam kondisi batin yang “demand” terhadap referensi tentang dunia kepenulisan, sementara “supply”nya dengan takdir Ilahi tersedia di saat bersamaan.
Secara singkat buku ini berisi tentang profesi menulis yang semakin diminati, tentang tren dan motivasi seseorang menulis, tentang pengaruh minat vs bakat dalam dunia kepenulisan, tips untuk menulis, menuju Best Seller, tips memilih dan menembus penerbit, hitung-hitungan royalti dari buku kita yang diterbitkan juga dijelaskan di sini, sharing dari rekan-rekan yang telah sukses dengan karyanya di bidang ini, kisah motivasi dari banyak tokoh Best Seller Internasional yang malang melintang memperjuangkan karya mereka, bahkan ada yang ratusan kali ditolak, namun akhirnya mampu menembus dan meraih penghargaan tinggi. Untuk lebih jelasnya, silakan rekan cari dan miliki buku ini, semoga sepertiku, teman akan mendapat manfaat dari buku yang bergizi ini, amin....
TIPS MENUMBUHKAN MINAT DAN BAKAT MENULIS
Baiklah, kali ini aku akan berbagi tips dari penulis buku untuk menumbuhkan bakat dan minat menulis yang dapat rekan rujuk di halaman 28 dan 29 buku ini:
1.       Jujurlah pada diri sendiri terkait keinginan untuk menulis. Galilah potensi menulis sekarang juga, atau dengan kata lain jangan menunda-nunda. Setiap saat adalah waktu yang tepat dan berharga untuk mulai menulis.
2.       Jangan hanya menulis. Seorang penulis membutuhkan “amunisi” untuk bahan tulisannya agar dapat menciptakan karya tulis yang bernas. Membacalah banyak buku dan berbagai referensi, berbicaralah dengan lebih banyak orang, dan perhatikan lebih seksama segala kejadian di lingkungan sekitar. Semua itu akan memperkaya wawasan. Dengan kemudahan akses informasi sekarang ini, sangat menyedihkan jika seseorang masih miskin ilmu. Bukalah mata dan telinga lebar-lebar.
3.       Cari tahu apa yang sangat diminati. Ciri bahwa bidang itu diminati adalah rasa ingin tahu yang selalu muncul setiap kali membaca atau berinteraksi dengan bidang tersebut. Dalami dan galilah bidang itu.
4.       Yakinkan diri akan kemampuan menulis. “Saya adalah calon penulis Best Seller!” tanamkanlah kalimat itu setiap bangun pagi di depan cermin. Pikiran positif akan mampu membawa seseorang menuju kenyataan yang sama dengan yang dibayangkan dan dicita-citakan.
5.       Mulailah menulis dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar. Misalnya, tentang got depan rumah yang tersumbat, tetangga yang kecurian, atau pengemis yang ditemui dalam perjalanan pulang ke rumah.
6.       Tingkatkan selalu motivasi untuk mengembangkan dan melatih kemampuan. Apa pun motivasinya. Bahkan, jika motivasi itu masih melulu terkait dengan materi, tidak jadi masalah. Gali terus motivasi tersebut.
7.       Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha atau keberhasilan kecil yang sudah dicapai. Misalnya, berhasil dimuat di media –bahkan kalaupun “hanya” sebuah opini pendek- semangatilah diri dengan memberikan pujian atau penghargaan.
8.       Fasilitasi diri dengan perangkat yang mendukung, di antaranya komputer yang memadai. Jika memang belum mampu memiliki fasilitas tertentu, tak usah berkecil ahti. Tanamkan saja semangat bahwa dengan hasil yang didapat dari menulis, suatu saat fasilitas-fasilitas yang diinginkan itu akan dimiliki.
9.       Jadikan berbagai kesulitan dalam menulis sebagai tantangan dan bukan hambatan. Jangan mudah menyerah hanya karena kritikan pedas. Kritik adalah bumbu penyedap dalam perjalanan menuju sukses dan sudah pasti akan semakin menyempurnakan buku kita, bahkan jija kritik itu menyakitkan. Kritik adalah guru terbaik. Semua orang sepakat dengan hal itu.
10.   Jalinlah hubungan baik dengan berbagai pihak yang dapat mendukung minat menulis. Misalnya, bergaullah dengan orang-orang yang terlibat di dunia penerbitan buku agar semakin paham akan seluk-beluknya.

selesai @sekuduk, 15.6.19...+- 1.1/5 pagi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...