SISTEM
SAPAAN BAHASA MELAYU SAMBAS
AR.
MUZAMIL, AHADI SULISSUSIAWAN, HARTONO, M. JUNUS
PUSAT PENGEMBANGAN BAHASA, JAKARTA.
XII + 120 HLM: 21 CM
Bismillahirrahmanirrahim,
alhamdulillahwashshalatuwassalamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du.
A. INTRO....
.....Cak
uncang , burong cak uncang, ape diuncang dalam tempurong.....
Kak uteh,
kak unning, usah nak supan..
Meliat bang
itam datang nak minnang.....
(petikan
lagu daerah Sambas: Cak Uncang)
Itulah di
antara kata sapaan yang dipakai di Sambas, dan terdapat dalam lagu Cak Uncang. Dalam tutur percakapan di Sambas juga kata
sapaan ini teramat sering digunakan, karena memanggil nama saja tanpa didampingi
kata sapa rasanya bisa dibilang suatu yang ganjil dan jarang dilakukan.
Jadi, apa
sajakah bentuk-bentuk kata sapaan yang digunakan dalam bahasa Melayu Sambas? Bagaimana
pola atau kaidah penggunaannya? Sebagiannye akan kitte bahas dan dapat dibace
same-same pade tulisan kali ittok.
........
....Long,
Ngah, pantau adekmu gi.........
....Ooooo
Bang De, Kak Ning....Oooo Pak Tam...Ape be Njang???
Jauh ku melangkah,
padamu kukembali jua. Mungkin ini ungkapan yang agak puitis, paling puitis yang
terpikir olehku saat memulai mengetikkan huruf demi huruf ini. +-23.15,
25.6.19 ini.
Kali ini
akan kukutipkan bahasan dengan tema kata sapaan dalam bahasa Melayu Sambas dari
sebuah buku yang kutemukan di salah satu rak divisi bahasa di Perputama UIN
Jakarta suatu ketika dulu. Nah, kitte mulekan bahasannye.......dengan catatan
tulisan kali ittok sifatnye ringkasan dari ringkasan, tapi tetap merujuk ke
buku yang dimaksud....
B. THE CORE.....
“Ape Be Ratinye Kata Sapaan Ye??”
Sebelumnye,
kitte berkenalan dolok dengan ape yang dimaksud dengan kata penyapa iye....
Kitte
mundor sikkit ke halaman 9 dari buku ittok.
2.6.
Pengertian Kata Penyapa
Istilah
kata penyapa diambil dari buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Kita mengenal
istilah kata sapaan. Menurut Kridalaksana (1982: 147), kata
sapaan adalah morfem, kata, atau frase yang dipergunakan untuk saling merujuk
dalam situasi pembicaraan dan yang berbeda-beda menurut sifat hubungan antara
pembicara itu.
Dalam
bagian lain dikatakan oleh Vhaer (1988: 136) bahwa kata sapaan adalah kata-kata
yang digunakan untuk menyapa, menegur, atau menyebut orang kedua, atau orang
yang diajak bicara.
Adapun
bentuk penyapa dalam bahasa Melayu Sambas pemakaiannya disesuaikan dengan
beberapa pertimbangan: 1. Kedudukan pembicara dan lawan bicara, 2. Jenis
kelamin dan lawan bicara, 3. Usia pembicara dan lawan bicara, 4. Kekeluargaan,
5. Situasi pembicaraan, serta 6. Urutan kelahiran.
Perbedaan urutan
kelahiran menyebabkan munculnya kata penyapa long atau along, ngah
atau angah, de atau ude, ning atau uning, cik
atau acik, teh atau uteh, tam atau itam, njang
atau anjang, nde’ atau ende’, ndah atau andah,
mok atau amok, lang atau alang, dan su atau usu.
Dalam bahasa Melayu Sambas, anak pertama disebut long/along, anak kedua
disebut ngah/angah, anak ketiga disebut de/ude, dan anak bungsu
disebut su/usu. Keempat sapaan tersebut merupakan sapaan yang
sifatnya tetap. Jika dalam satu keluarga hanya terdapat 1 orang anak,
anak tersebut disapa dengan nggal/unggal. Jika satu keluarga hanya
memiliki 2 anak, anak pertama disapa dengan long/along, dan anak kedua
disapa dengan su/usu. Jika di dalam satu keluarga memiliki 3 anak; anak
pertama disebut long/along, anak kedua disapa ngah/angah, dan
anak ketiga disebut su/usu. Jika suatu keluarga pada saat itu memiliki 3
anak, kemudian ayah atau ibunya kawin lagi dan memiliki anak dari perkawinan
yang baru, tidak lagi disapa su/usu, tetapi lang/alang; sedangkan
anak pertama dari perkawinan yang baru mengikuti urutan sebagaimana mestinya.
Sapaan lang/alang digunakan juga apabila anak terlahir dalam suatu
keluarga yang sebelumnya disapa su/usu mempunyai adik lagi (ibu
kandung). Berikut jabarannya satu per satu:
à Nggal
atau Unggal
Nggal merupakan bentuk singkat dari unggal yang
berarti anak tunggal. Penggunaan sapaan nggal atau unggal bisa diikuti nama
diri, atau bisa juga didahului sapaan seperti dato’, aki, uwan, pa’, ma’ bang
dan ka’ dan diikuti atau tidak diikuti nama diri, atau bisa juga hanya
digunakan sapaan nggal/unggal saja.
Contoh:
Nggal Amat balloman datang.
Dari mane be nggal?
à Long
atau Along
Long merupakan bentuk singkat dari along yang
berarti anak pertama (sulung, anassekuduk). Jika seorang adik hendak menyapa
kakaknya, dapat digunakan sapan kak long (diikuti nama diri), along (diikuti
nama diri), along, long, atau kak long. Penggunaan sapaan long atau along bisa
diikuti nama diri atau tidak, atau bisa juga didahului oleh sapaan seperti
(datok, aki, uwan, pak, mak, bang dan kak) diikuti atau didak diikuti nama
diri.
Contoh:
Long Ita mbali gule. /(Anak pertama) Ita membeli gula.
Pak long paggi ke pasar. /Paman (Anak pertama)
pergi ke pasar.
à Ngah
atau Angah
Ngah merupakan bentuk singkat dari angah yang
berarti anak kedua (biasanya merujuk kepada anak kedua , biasanya berada di
tengah, ngah, angah, anassekuduk). Ketentuan penggunaan sapaan ngah atau angah
sama dengan penggunaan sapaan long atau along.
Contoh:
Ngah Ita harus cappat balik./(Anak kedua) Ita harus cepat
pulang.
Bang ngah Sani datang pagi tadek./Bang (anak
kedua) Sani datang pagi tadi.
à De
atau Ude
De merupakan bentuk singkat dari ude yang berarti
anak ketiga. Ketentuan menggunakan sapaan de atau ude sama halnya dengan sapaan
long atau along.
Contoh:
Kude-kudean de Amir udah rusak./ Kuda-kudaan
(anak ketiga) Amir sudah rusak
Mak ude Maimun pandai njaik./ Bini (anak
ketiga) Maimun pandai menjahit.
à Ning
atau Uning
Ning merupakan bentuk singkat dari uning yang
digunakan jika kulit anak tersebut dianggap berwarna kuning. Ning atau uning
bukan menentukan anak tersebut merupakan anak keempat karena dalam bahasa
Melayu Sambas sapaan untuk anak keempat dan seterusnya bersifat mana suka. Penentuan
sapaan untuk anak keepat dan seterusnya biasanya didasarkan pada warna kulit
dan kondisi tubuh. Hanya, untuk anak terakhir selalu menggunakan sapaan su atau
usu. Ketentuan penggunaan sapaan ning atau uning sama halnya dengan sapaan long
atau along.
Contoh:
Ning Amat ballom bebini. /(Anak yang berkulit kuning) Amat
belum beristri.
Bang uning Hatta dah betunang./Bang (anak
berkulit kuning) Hatta sudah bertunang.
à Cik
atau Acik
Cik merupakan bentuk singkat dari acik, yang
digunakan jika badan anak tersebut kecil atau kurus. Ketentuan penggunaan
sapaan cik atau acik sama dengan long atau along.
Contoh:
Acik Dani bekayoh ke ulu./ (Anak yang berbadan kecil) Dani
bersampan ke hulu.
Uwan acik Ani agek besiser./Nenek (yang
berbadan kecil) Ani sedang bersisir.
à Teh
atau Uteh
Teh merupakan singkatan dari uteh yang digunakan
jika kulit anak tersebut berwarna putih. Ketentuan penggunaan sama dengan long
atau along.
Contoh:
Uteh Ana agek berias./(Anak berkulit putih) Ana sedang
berhias.
Mak uteh Mirna penakut./Bibi (Anak berkulit
putih) Mirna penakut.
à Tam
atau Itam
Tam merupakan bentuk singkat dari itam yang
digunakan jika kulit anak tersebut berwarna hitam atau dianggap hitam. Penggunaan
sama dengan long/along.
Contoh:
Itam Sudin perusak suasane./Sudin (anak yang berkulit
hitam) perusak suasana.
Itok pemerah biber mak tam./Ini pemerah bibir
bibi (yang berkulit hitam).
à Njang
atau Anjang
Njang merupakan bentuk singkat dari anjang digunakan
jika badan anak tersebut panjang atau tinggi. Ketentuan penggunaan sama dengan
long/along.
Contoh:
Aki anjang Ishak ngulittek sapi./Kakek (yang
panjang/tinggi) Ishak menguliti sapi.
Kuliat duit bang anjang Diman banyak./Kulihat
uang bang (yang tinggi/panjang) banyak.
à Nde’
atau Ende’
Nde’ merupakan bentuk singkat dari ende’ yang
digunakan jika anak tersebut pendek. Ketentuan penggunaan sama dengan long/along.
Contoh:
Ende’ Adi nak nonton./Adi (yang berbadan pendek) mau
menonton.
Urang gile ninju bang ende’ Jali./Orang gila
meninju bang (yang pendek) Jali.
à Ndah
atau Andah
Ndah merupakan bentuk singkat dari andah yang
digunakan jika badan anak tersebut rendah. Ketentuan penggunaan sama dengan
long/paklong.
Contoh:
Andah Adi nak nonton./Adi (yang berbadan rendah) mau
menonton.
Urang gile ninju bang ndah Jali./Orang gila
meninju bang (yang rendah) Jali.
à Mok
atau Amok
Mok merupakan bentuk singkat dari amok yang biasa
digunakan jika anak tersebut gemuk. Ketentuan penggunaan sama dengan long/along.
Contoh:
Amok Adi nak nonton./Adi (yang berbadan gemuk) mau
menonton.
Urang gile ninju bang mok Jali./Orang gila
meninju bang (yang gemuk) Jali.
à Lang
atau Alang
Lang merupakan bentuk singkat dari alang yang
digunakan jika anak tersebut tidak menjadi anak bungsu lagi (balang). Penggunaan
sama dengan long/along.
Contoh:
Lang Adi nak nonton./Adi (balang) mau menonton.
Urang gile ninju bang alang Jali./Orang gila
meninju bang (balang) Jali.
à Su
atau Usu
Su merupakan bentuk singkat dari usu yang berarti
anak bungsu atau terakhir. Penggunaan sama dengan long/along.
Contoh:
Usu Adi nak nonton./Adi (anak bungsu) mau menonton.
Urang gile ninju bang su Jali./Orang gila
meninju bang (anak bungsu) Jali.
....alhamdulillah
selesai, Sekuduk, 26-6.2019, 22.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar