Senin, 29 Juni 2020

TIPS MEMBIASAKAN ANAK SHALAT [Kutipan dari Buku: “92 Cara Mudah Membiasakan Anak Shalat, Hana’ binti Abdul Aziz ash-Shunai, cet.IV, 2012”]


TIPS MEMBIASAKAN ANAK SHALAT
[Kutipan dari Buku: “92 Cara Mudah Membiasakan Anak Shalat, Hana’ binti Abdul Aziz ash-Shunai, cet.IV, 2012”]



  Keikhlasan Anda di dalam membiasakan anak-anak Anda untuk shalat, ketulusan untuk mencari Wajah Allah Swt dan negeri akhirat akan memancarkan kekuatan-kekuatan yang ada pada diri Anda dan menjadikan Anda seperti gunung yang tidak goyah oleh terpaan angin dan perubahan iklim terhadap anak-anak Anda.
  Bangunlah keyakinan pada diri mereka bahwasanya malaikat maut bisa datang kapan saja.
  Bekerjasamalah dengan tetangga-tetangga Anda. Ajak anak-anak mereka ke masjid pada suatu suatu waktu, dan pada kesempatan lain mereka mengajak anak-anak Anda ke masjid. Adakanlah perjanjian (untuk mengajak) anak-anak mereka shalat di masjid saat orang tua mereka tidak di rumah, dan mintalah mereka mengajak anak-anak Anda ke masjid saat anak-anak Anda ke masjid saat Anda tidak di rumah, atau saat mereka melihat anak-anak Anda bermain di jalanan di waktu shalat.
  Bila Anda mengajarkan firman Allah Swt:
اَلَمْ يَعْلَمْ بِاَنَّ اللهَ يَرَى (العلق: ١٤)
“Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya.” (Al-Alaq: 14), pada anak-anak Anda, maka dia akan shalat meskipun Anda tidak berada di dekatnya. Ini berarti bahwa Anda menumbuhkan pengawasan pribadi pada anak Anda dengan cara menumbuhkan ibadah ikhlas untuk Allah Swt semata, sehingga anak Anda tidak shalat karena takut kepada Anda, tapi karena cinta, mengagungkan, senang dan takut karena Allah Swt.
Jangan sampai Anda termasuk orang tua yang membiasakan anak atas dasar pengawasan Anda, sementara Anda berkeyakinan telah menanamkan ilahiyah pada diri anak-anak Anda, sehingga anak-anak Anda hanya mau mengerjakan shalat saat di hadapan Anda. Ini merupakan kesalahan fatal dalam mendidik anak. Untuk itu, senantiasalah menghubungkan mereka dengan Allah Swt, bukan dengan Anda.
  Jangan menampakkan rasa putus asa dalam memperbaiki anak di hadapannya, karena itu akan menguatkan keengganan anak, sebagaimana berputus asa dari Rahmat Allah Swt adalah sikap berburuk sangka kepadaNya yang menafikan kesempurnaan tauhid. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata, “Barang siapa berputus asa dari rahmat Allah Swt berarti dia telah berburuk sangka kepadaNya.”
  Wahai ayah yang sering bepergian dalam suatu pekerjaan, perjalanan, terbaring di rumah sakit atau karena perceraian! Awasi anak-anak Anda melalui telepon agar mereka merasa betapa pentingnya shalat. Sebagian orang tua yang mendapat taufiq dari Allah Swt, saat bepergian untuk suatu pekerjaan dan semacamnya, dia menghubungi anak-anaknya, berbicara dengan masing-masing mereka secara langsung dan bertanya tentang shalat mereka.
Kesehatan, keamanan dan kenyamanan hidup, teman sahabat, ialah di antara sebagian kecil nikmat yang mesti disyukuri. "Sesungguhnya Kami telah memberimun nikmat yang banyak. Maka shalatlah karena Tuhanmu dan berkurbanlah! (Al-Kautsar: 1-2)" 
  Dahulukan masalah-masalah akhirat atas masalah dunia dalam segala kondisi dan kesempatan, agar anak Anda terbiasa bahwa tidak ada persaingan di antara keduanya. Menunaikan shalat pada waktunya lebih penting daripada melaksanakan tugas-tugas sekolah, mendapatkan 1 rakaat itu lebih utama daripada bermain sepak bola, dan memelihara waktu-waktu shalat itu lebih penting daripada menjaga hubungan dengan teman, berbincang-bincang dengan teman melalui telepon atau menonton acara televisi.
  Silakah meng-hajr (dengan mendiamkan dan bersikap acuh kepada) anak bila hal itu berguna dan membawa manfaat, namun bila tidak berguna, maka jangan dilakukan.
  Berkomunikasilah dengan pihak sekolah dan bekerjasamalah dengan para guru agar mereka sering menjelaskan pentingnya shalat dan hukuman bagi yang  tidak shalat, dengan menanyakan murid-murid apakah mereka selalu menjaga shalat. Apa susahnya bagi guru untuk bertanya pada 3 orang setiap harinya secara tersendiri, “Apa engkau sudah shalat Subuh hari ini?”
  Apakah anak Anda melelahkan Anda saat membangunkannya untuk shalat?
Jangan sampai...!
Ada banyak solusi yang bisa Anda coba bersama anak Anda
·     Berbicara dengan lembut.
·     Menepuk punggung dan mengusap kepalanya.
·     Sampaikan kabar gembira padanya agar mau bangun dan kantuknya hilang, misalnya, “Hari ini kamu akan pergi ke.....”, “Di hari ini si fulan akan datang ke.....”, “Kamu berhasil dalam....”, “Fulan menghubungimu.....”.
·     Biarkan anak Anda tidur kembali, kemudian datangi lagi setelah 5 menit, 3 menit dan seterusnya bila waktu shalat masih lama.
·     Matikan AC.
·     Nyalakan lampu.
·     Percikkan air di mukanya bila diperlukan.
·     Doakan anak-anak Anda dengan mengucapkan, “Bangunlah, semoga Allah melapangkan dadamu,” dan semisalnya.
·     Tanamkan rasa cinta dan takut, buatlah anak Anda ingat pada Allah Swt, misalnya dengan mengatakan, “Shalat itu cahayamu di kuburmu”, “Bangunlah nak, yang ada di akhirat nanti hanya surga atau neraka.”
·     Tarik selimutnya, dan mulailah menggoyang tubuhnya dengan lembut dengan memanggilnya.
·     Berikan jam weaker dengan suara adzan untuk anak-anak Anda.
·     Jangan ucapkan, “Bangun, sekolah!” tapi ucapkanlah, “Bangun, shalat Subuh!”
·     Mesralah dan candailah (dengan cara positif) anak Anda di saat membangunkannya untuk shalat, dengan membacakan ayat-ayat berkenaan dengan shalat, hadits atau syair. Cara ini sangat manjur dan mujarab, dengan catatan Anda mengingatkan mereka dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits dengan rasa khusyu’ serta merenungi maknanya. Artinya, benar-benar dari lubuk hati Anda.
·     Berilah penghargaan kepada anak atau saudaranya yang membantu untuk bangun shalat.
·     Terakhir, bila cara-cara tersebut melelahkan Anda (tidak berhasil), silahkan Anda memukul (pukulan yang mendidik) anak Anda yang telah mencapai usia 10 tahun. Anda memukul mereka karena Anda menyayangi mereka, agar tubuh mereka tidak terbakar di neraka Jahannam.
   Wahai ayah, Anda memiliki wibawa di dalam diri anak-anak Anda yang mungkin tidak dimiliki seorang ibu saat Anda berada di rumah. Perintahkan mereka untuk shalat (oleh Anda) secara langsung, dan jangan bebankan seluruh tugas kepada ibu sendirian.
  Wahai kedua orangtua! Janganlah salah satu dari kalian mengandalkan yang lain dalam mendidik anak-anak untuk shalat, sebab masing-masing dari kalian menanggung beban taklif secara tersendiri, dan Allah Swt akan bertanya apa yang Anda lakukan? Bukan apa yang dilakukan orang lain. Untuk itu, persiapkanlah jawaban untuk pertanyaan ini.
Sebagian ayah berkata, “Ibu mereka tidak peduli dan meninggalkan tugasnya.” Sementara sebagian ibu bertutur, “Ayah mereka tidak membantuku dan melalaikan amanah.” Namun alasan ini tidak akan diterima di hadapan Allah Swt.
Berharaplah pahala dari Allah Swt di dalam mendidik anak Anda untuk shalat, dan untuk menunjukkan kebaikan kepada anak Anda. Rasulullah Saw bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ.
  “Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)
Coba perhatikan, berapa kali anak Anda shalat dalam hidupnya? Dan bagaimana pula bila Anda memiliki beberapa anak? Berapa banyak kebaikan-kebaikan yang akan mendatangi Anda 5 kali sehari? Itu belum termasuk shalat-shalat rawatib dan nafilah.  
     Pada permulaan membiasakan anak untuk shalat, sebaiknya hadiah diberikan secara langsung dari setiap shalat wajib yang dilaksanakannya. Hadiah bisa berupa permen dan semacamnya. Selanjutnya, hadiah bisa diberikan per hari bila anak menunaikan kewajiban 5 waktu secara keseluruhan. Saat anak Anda mulai mampu memelihara shalat karena dorongan sendiri, maka hadiah bisa diberikan per pekan, selanjutnya per bulan sesuai dengan kondisi yang tepat menurut Anda. Hadiah diberikan secara proporsional, dan anak perlu diingatkan bahwa shalat adalah taklif ilahi (kewajiban dari Allah Swt).
     Kaitkan antara cinta dan marah Anda terhadap anak-anak Anda dengan pemeliharaan shalat yang dilakukan anak-anak Anda. Anak yang paling Anda cintai dan paling dekat kepada Anda adalah yang mau shalat, dan minimnya cinta berdasarkan kemalasan anak Anda dalam mengerjakan shalat. Cara ini banyak dilakukan orang tua untuk (tujuan meraih) prestasi sekolah, namun shalat lebih utama untuk cara tersebut.
     Saat Anda meninggalkan anak-anak Anda atau sebaliknya, kirimkan SMS (pesan singkat) ke Hpnya untuk mengingatkan shalat saat tiba waktunya, dengan kata-kata indah dan menyentuh.
     Beritahukan kepada mereka bahwa shalat tidak gugur meski dalam kondisi perang, takut, dan sakit. Ajarkan shalat khauf kepada mereka, dan kalau bukan karena pentingnya shalat, tentu kewajiban shalat gugur bagi orang yang tengah berperang dan orang sakit, lalu bagaimana dengan orang yang sehat dan aman (tidak dalam perang)?!
     Pujian objektif untuk anak Anda saat berada di dekat kerabat, seperti kakek, paman, dan anak-anak seusianya, akan mendorong untuk shalat dan beramal shalih.    
     Meski orang tua bersikap ramah dan familiar, akan tetapi dia tetap harus memiliki wibawa saat memerintahkan anak untuk shalat, dan wajah orang tua harus merona merah karena Allah Swt saat melihat anak meremehkan shalat.
     Buatlah semacam perlombaan di antara anak-anak tetangga di dalam memelihara shalat di masjid, dan berilah hadiah yang menarik.
mengadakan lomba di masjid, atau mengisi Perayaan Hari Besar Agama Islam bisa dijadikan momen yang baik untuk memfasilitasi penumbuhan minat dan bakat anak dalam bidang agama, dok. 18.06.2016, Masjid Jamiatul Khairiyah, Sekuduk, Kec. Sejangkung, Kab, Sambas.
     Ceritakanlah kepada anak-anak Anda kisah tentang orang-orang yang tidak shalat, yang mereka kenali, bagaimana kehidupan mereka, akhlak mereka, mereka tidak mendapat taufik dan wajah mereka gelap.
     Berbincang-bincanglah berdua dengan mereka di kamarnya atau di kamar Anda, agar Anda dapat mengingatkannya untuk shalat. Hal ini bisa mendatangkan manfaat-manfaat yang baik dengan izin Allah Swt.
     Jadilah teladan baik bagi anak-anak Anda wahai ayah dan ibu, dengan menjadi pribadi yang paling memelihara shalat dan orang pertama yang shalat pada waktunya.
     Biasakan anak-anak Anda untuk saling mengingatkan shalat, dan jangan satupun yang merasa cukup dengan keshalihan dirinya sendiri, akan tetapi dia harus memikirkan kebaikan-kebaikan saudara-saudaranya secara khusus dan kaum muslimin secara umum.
     Teruslah untuk mengajukan pertanyaan yang sama berulang beberapa kali dalam sehari, dan jangan merasa bosan, karena Anda akan mendapat pahala. Namun hendaklah pertanyaan disampaikan dengan kata-kata lembut dan menyenangkan, misalnya “Sudah shalat, nak? Semoga Allah memberkahimu,””Sudah shalat, wahai mawarku? Semoga Allah menerangi hatimu.”
     Pikirkan cara untuk membiasakan anak-anak Anda shalat sebelum Anda menikah dan memiliki momongan! Ya, mulailah dari sini; memilih istri shalihah atau memilih suami shalih, agar pernikahan yang diberkahi ini mendatangkan keturunan yang baik, dengan izin Allah Swt.
     Biarkan anak-anak Anda melihat air mata Anda berlinang saat Anda mengingatkan mereka dari api neraka dan azab, dan saat Anda mengajak mereka menuju kebaikan dan surga, itu membuat mereka merasa bahwa kata-kata Anda  benar dan memiliki pengaruh yang mendalam pada diri mereka.
     Bila seorang ibu yang berperan secara langsung membiasakan anak-anak untuk shalat, maka Anda wahai para ayah harus bekerja sama dengannya, minimal pada saat ibu terhalang shalat secara syar’i (misalnya saad haid dan nifas), sebab pada masa ini, ibu biasanya lupa memerintahkan anak-anak untuk shalat. Ayah memiliki tanggungjawab besar di hadapan Allah Swt dan diperintahkan untuk memerintahkan anak-anak shalat. Bila ayah tidak ada di rumah, maka ibu tidak boleh menganggap remeh dan malas memerintahkan anak-anaknya shalat, sampai batas pada saat ada halangan syar’i untuk tidak shalat (haid dan nifas).
     Bacakan dan tafsir  dalil-dalil berkaitan dengan shalat, keutamaan dan ancaman meninggalkannya.
Masjid Mujahidin, Pontianak. 05.07.2018
     Jelaskan kepada anak-anak nikmat Allah Swt yang ada pada mereka. Sampaikan hal ini sesering mungkin kepada mereka secara detil. Usahakan untuk menarik perhatian mereka pada nikmat-nikmat yang biasanya tidak disadari oleh manusia, dan alangkah banyaknya hal itu. Selanjutnya, jelaskan kepada mereka bahwa nikmat-nikmat tersebut mengharuskan kita untuk mensyukurinya dengan menyembah Dzat yang memberi nikmat dan shalat untuknya.
Buat anak-anak Anda mencintai Dzat yang Memberi nikmat. Sebutkan bukti-bukti dari realita yang menunjukkan keagungan Allah dan hak prerogatifNya untuk disembah yaitu realita anak dan realita kehidupan secara umum, misalnya, “Siapa yang memberimu nikmat ibu dan ayah, dan menjadikan si fulan yatim? Siapa yang memberimu nikmat berjalan dengan kedua kaki dan menjadikan si fulan lumpuh? Siapa yang memberi kita nikmat rasa aman dan menjadikan negeri lain selalu dalam peperangan dan rasa takut beberapa tahun lamanya?”
Tetap menjaga shalat meskipun dalam perjalanan...Dalam perjalanan menuju Riam Pangar, Sanggau Ledo. dok. 11.07.2016
     Allah akan menghidupkan hati dengan doa. Untuk itu, doakan kebaikan untuk anak Anda, jangan mendoakan keburukan. Berdoalah untuknya saat Anda tidak berada di hadapannya, dan sesekali saat Anda berada di hadapannya.
     Berusah payahlah selama 5 tahun dan selanjutnya bersenang-senanglah selama Anda hidup. Berbahagialah karena keshalihan anak-anak Anda, bila Anda membiasakan mereka untuk shalat dan amal baik di usia dini, terlebih anak pertama.
     Belilah jilbab dan sajadah untuk putri-putri Anda untuk mendorong mereka shalat. (Belikan anak-anak perlengkapan shalat untuk memotivasinya (misalnya sajadah, jilbab, tasbih, kopiah, ansskd)
     Bantulah anak-anak Anda untuk shalat tepat pada waktunya:
a.   Jangan jadikan makan siang di waktu Zuhur atau Ashar.
b.   Jangan jadikan makan malam di waktu Isya, tapi dahulukan atau akhirkan dari shalat Isya.
c.   Saat memilih rumah, usahakan berada di sekitar masjid.
d.   Sediakan air hangat di waktu udara dingin untuk anak-anak Anda.
e.   Berikan mereka waktu tidur secukupnya. Jangan berikan waktu tidur sesaat sebelum waktu shalat, sehingga tidak bisa dibangunkan untuk shalat.
mirror image. Masjid Abdurrahman, PPMBI Sambas..taken by: Ali Imam Murasyid, with Samsung J1 2016, 21 Maret 2020, 05.39 wib.
     Sampaikan kembali materi ceramah/buku bacaan atau lainnya kepada anak.
     Praktik lapangan. Kumpulkan kerabat-kerabat dekat dengan Anda dengan menyertakan anak-anak mereka, ajarilah mereka wudhu secara praktis, dan pada hari yang lain shalatlah berjamaah dengan mereka. Adakan lomba praktis shalat yang benar. Selanjutnya, adakan lomba tanya jawab dalam masalah fikih sederhana yang berkenaan dengan wudhu dan shalat. Sesungguhnya acara-acara yang bersifat praktis membuahkan pengajaran cepat, di samping informasi-informasi yang didapat tidak cepat dilupakan.
      Mintalah anak Anda yang lebih tua (abang atau kakaknya) untuk berperan serta mendorong adik-adiknya shalat, sebab pengaruhnya pada mereka terkadang lebih besar daripada pengaruh Anda.
     Awasilah anak kecil yang bertamu ke rumah Anda. Rasulullah Saw bersabda,
لَايُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِاَخِيْهِ مَا يُحِبَّ لِنَفْسِهِ.
“Tidakkah salah seorang di antara kalian beriman (dengan sempurna) hingga dia mencintai untuk saudaranya kebaikan yang dia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari)
Anda tentu suka bila anak Anda shalat. Karena itu, sukailah hal itu untuk anak-anak kaum muslimin.
     Carikan teman-teman yang baik untuk anak-anak Anda, dan bentuklah anak Anda agar menjadi anak yang gemar bergaul dengan orang-orang baik. Saat ibu tahu bahwa di keluarga fulan ada putri-putri yang sebaya dengan anaknya yang menaati syariat Allah Swt, hendaklah ia sering-sering mengunjunginya dengan membawa serta putrinya dan mengajak mereka sering berkunjung ke rumah. Ayah juga harus melakukan hal serupa untuk putrinya.
     Anda harus memiliki tekad bulat, jangan ragu, dan peliharalah idealisme Anda yang tinggi. 
Pada akhirnya, Anda akan berhasil (dengan izin Allah Swt) dalam membiasakan anak Anda untuk shalat. Dan jangan lupa bahwa Anda  tengah berjihad. Semua keletihan dan kesulitan yang Anda hadapi akan berbuah pahala. Oleh karena itu, janganlah bermalas-malasan atau berputus asa, sebab semua orang harus berjihad dalam mendidik anak mereka dan Allah Swt akan bersama Anda.  

Walhamdulillah, sekian, salam takzim, anassekuduk.
Selesai, Senin, 29 Juni 2020, 15. 33 wib.
      



2 komentar:

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...