بسم الله الرحمن الرحيم
[Pada edisi unggahan kali ini, ada sedikit yang
berbeda bahkan istimewa. Saya sangat berbahagia sekali
karena dalam unggahan kali ini, anassekuduk memperoleh kehormatan untuk
menerbitkan resensi dari salah satu rekan sejawat dan guru dengan spesialisasi dan
mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di tempat kami mengabdi. Selain itu,
beliau juga adalah salah satu adik junior alumni di PPMBI Sambas,
yang juga telah menjadi penulis dan aktif di dunia literasi, yaitu adinda Siwi Anisa. Untuk
Dik Siwi Anisa, saya ucapkan terima kasih karena telah sudi meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya untuk merampungkan resensi buku yang bergizi ini. Maaf
dan terima kasih atas kesabarannya menanggapi “paksaan” dan “perintah gane”
dari saya, tak lain tak bukan permintaan kali ini karena keinginan dari saya
agar pembaca dan pengunjung blog ini mendapatkan sebuah resensi yang
benar-benar digarap dengan serius dan ditangani oleh seorang ahli di bidangnya.
Makaseh dek, kate pepatah: “hutang uang dapat dibayar, hutang budi dibawa mati”,
jazakillah...Allah Swt-lah sebaik-baik pemberi balasan atas segala kebaikan
yang telah diberikan kepada kami, rekan pembaca di ruang blog ini. Makaseh daon
keladi, lain kali bolehlah minta kesudiannye lagi, hehe... Selamat membaca. Anassekuduk, 6 Agustus 2019..2 3.53..]
Guru sebagai
Profesi Induk
Resensator:
Siwi Annisa, S.Pd.
Guru Bahasa
Indonesia di Mts. M. Basiuni Imran Sambas
Judul Buku : Menjadi Guru
Hebat Zaman Now
Penulis : Robert
Bala
Penerbit : Grasindo
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2018
ISBN : 9786020504094
Harga Buku :Rp. 63.500,00
Buku
yang berjudul “Menjadi Guru Hebat Zaman Now” adalah buku yang ditulis
dengan tujuan mengembangkan keprofesionalan guru pada masa kini. Robert Bala,
penulisnya adalah seorang guru yang juga pernah berkarya di Madrid, Spanyol. Selain menjadi guru, ia juga
seorang dosen bahasa Spanyol dan pengajar filsafat di Universitas Trisakti dan
Binus International School. Robert Bala juga sering mengirim tulisannya artikel
opini Kompas, Media Indonesia, dan lain-lain. Selain buku “Menjadi Guru Hebat
Zaman Now”, Robert Bala juga menulis beberapa buku tentang filsafat dan
pengembangan diri.
Buku
“Menjadi Guru Hebat Zaman Now” membahas banyak hal yang seharusnya
dilakukan oleh setiap guru pada zaman sekarang. Untuk menjadikan siswa hebat,
maka gurunya harus mencari ilmu untuk terus menggali potensi siswa-siswanya.
Dalam buku ini, sebenarnya secara prinsip ada tiga kriteria kemampuan guru yang
harus kuat, yaitu memahami konsep (written curriculum), metodologi
mengajar (taught curriculum), dan evaluasi (assessed curriculum).
Konsep adalah hal yang dimiliki guru dalam bentuk pengetahuan dan pengalaman
yang didapatkan selama masa pendidikan dan terus diperbaharui dalam proses
belajar, dalam hal itu juga termasuk pengetahuan psikologis siswa. Metode
mengajar adalah jembatan yang mengantar pengetahuan guru kepada siswa yang
dikemas berdasarkan hasil pengamatan guru terhadap potensi dan realitas siswa.
Tes atau evaluasi adalah indikator ketercapaian materi yang telah disampaikan
secara tepat dengan menggunakan metode
yang tepat. Ujian bagi siswa mestinya juga menjadi ujian bagi guru. Prestasi
siswa menjadi indikator bagi guru karena
siswa yang hebat dilahirkan dari guru yang hebat dan menjadikan
pengalaman sebagai proses pribadi yang hebat.
Bagian
pertama buku ini membahas kemampuan guru memahami konsep. Guru harus menguasai
konsep karena guru menyandang profesi induk bagi segala profesi, yaitu menjadi
inspirasi lahirnya generasi dengan aneka wajah profesi. Namun, menguasai konsep
dalam hal ini bukanlah guru harus sempurna, manusia tidak ada yang sempurna
termasuk seorang guru. Hal yang penting dalam pemahaman konsep adalah guru
harus memiliki kemampuan membaca untuk mencapai tingkat pemahaman yag baik.
Selain itu, pemahaman psikologis siswa juga sangat urgen bagi seorang guru
sehingga mendorong untuk terus memperdalam ilmu psikologi yang menghasilkan
konsep pedagogis yang tepat. Tentunya, pemahaman konsep tidak lepas dari
kurikulum (silabus, RPP, dan ujian). Seorang guru seharusnya tidak melihat
kurikulum sebagai beban, tetapi sebagai alat bantu untuk mengarahkan
pembelajaran.
Bagian
kedua buku ini membahas tentang metode pembelajaran yang hebat. Guru
menggunakan sejumlah metode yang dapat membantunya untuk dapat menyampaikan
pesan secara tepat kepada siswanya. Intinya menjadi guru adalah menjadi sosok
yang menyenangkan bagi siswanya dengan cara guru mengenali karakter kelas dan memahami
kebutuhan kelasnya. Guru seharusnya tidak memberikan nuansa serius dan
menakutkan ketika mengajar, sebaliknya guru harus mampu membuat humor dan
mengubah ruang kelas bak suatu pertunjukan. Sesungguhnya, yang akan diingat
oleh siswa bukanlah nilai di atas kertas, tetapi sejauh mana hati mereka
tersentuh, pendidikan itu menyentuh batin. Pembelajaran yang hebat dimulai dari
apersepsi. Apersepsi bukanlah sebuah awal yang menegangkan dengan mengambil
buku absen lalu memeriksa PR siswa satu persatu. Apersepsi adalah hal paling
dasar dalam memusatkan perhatian siswa, perlu perhatian lebih karena membuka
pelajaran adalah seni yang kerap terlupakan.
Bagian
ketiga buku ini berisi tentang evaluasi diri seorang guru. Dianalogikan bahwa
seorang pengrajin kayu selalu giat bekerja setiap hari, tetapi suatu waktu
hasil pekerjaannya berkurang padahal dari sisi semangat selalu sama saat awal
dulu bekerja. Ternyata hasil pekerjaannya berkurang karena alat yang ia gunakan
tidak pernah lagi dipertajam. Seperti itu jugalah semangat dan komitmen menjadi
guru, ilmu harus terus diperbaharui dengan membaca, ikut pelatihan, dan seminar.
Buku
ini mencoba membuka pikiran seorang guru menjadi sosok yang professional.
Sesungguhnya seperti itulah laiknya seorag guru dalam kehidupan. Menebar
inspirasi, disenangi siswa, dan terus menjadi manusia pembelajar, serta mampu
menyesuaikan diri dengan generasi sekarang yang sudah menajdi generasi Z.
Setiap
buku pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan buku ini banyak sekali,
beberapa di antaranya ada poin-poin penting setelah penjabaran setiap materi
sehingga mengingatkan kembali apa yang sudah dibaca yang dilengkapi dengan
gambar-gambar menarik. Pertanyaan reflektif juga membuat guru yang membacanya
bisa mengevaluasi diri dalam diam. Kata-kata Mutiara juga diselipkan di antara
penjelasan yang berisi ilmu. Tidak hanya dalam bahasa Indonesia, kata mutiara
juga tertulis dalam bahasa Inggris sehingga memotivasi pembacanya untuk selalu
bersemangat melakukan perubahan yang dinamis sesuai tuntunan zaman, yakni
menjadi guru yang professional. Bahasa yang digunakan oleh Robert Bala adalah
bahasa yang sangat lugas dan mudah dipahami pembaca. Beberapa analogi juga
muncul, namun penjelasan Robert mampu menyibak kerumitan dalam pikiran. Sampul
buku yang berwarna biru mencolok juga menjadi daya tarik sendiri. Tak ada
gading yang tak retak, sebuah buku pasti ada kekurangannya, yaitu tidak ada
contoh perencanaan materi secara utuh yang bersifat lebih teknis yang bisa
menjadi acuan guru. Selain itu, gambar yang ada di sampul juga tidak
menggambarkan proses pembelajaran. Gambar
tersebut mungkin lebih cocok menggambarkan mahasiswa yang mengerjakan tugas
dengan tumpukan buku di belakangnya atau penulis yang sedang menyelesaikan
tulisannya.
Buku
ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua jenjang guru, baik calon guru, guru
muda, maupun guru senior. Calon guru harus membaca buku ini karena
menggambarkan tantangan dan tanggung jawab guru sesungguhnya. Guru yang sedang
menjalani masa tanggung jawab seharusnya diwajibkan membaca buku ini. Buku ini
membuka wawasan serta pikiran pembacanya untuk selalu berkembang secara dinamis
menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Diharapkan setelah membaca buku
ini terjadi perubahan pada diri guru untuk menjadi pribadi yang lebih
professional dalam mengemban tugas sebagai profesi induk yang melahirkan aneka
wajah profesi lain.
Resensator: Siwi Annisa, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia di Mts. M. Basiuni Imran Sambas
saya suka
BalasHapus