Jumat, 05 Juli 2019

BAHAS BUKU: SENI MENUANGKAN GAGASAN A. WIDYAMARTAYA





SENI MENUANGKAN GAGASAN
A.       WIDYAMARTAYA

YOGYAKARTA: PENERBIT KANISIUS
Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahwashshalatuwassalamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du.
A.       INTRO>>>>>>>
Rekan pengunjung dan pembaca laman anassekuduk yang berbahagia, pada tulisan kali ini aku akan sedikit menulis beberapa tips karang-mengarang yang disarikan dari buku karya A. Widyamartaya berjudul “Seni Menuangkan Gagasan”. Buku berketebalan 154 halaman ini tercatat kufoto kopi di toko Azzah seberang kampus, bersamaan dengan buku Filsafat Iqbal senilai 20.103 . Tulisan kali ini disajikan dalam bentuk pointer, sehingga untuk ide utuh dan komprehensif, silakan rekan pengunjung dan pembaca rujuk ke buku ini.
anassekuduk


B.      THE CONTENT>>>>>>>

Mengarang......
Mengarang adalah kegiatan yang kompleks. Mengarang dapat dipahami sebagai “keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami tepat seperti dimaksudkan oleh pengarang” (definisi Akademisi Kepengarangan)
Dapat dibedakan 3 bidang dalam kegiatan mengarang: Zat (Substance), Siasat (Strategy), dan Gaya (Style). Yang dimaksudkan dengan Zat atau Substansi kegiatan mengarang adalah unsur-unsur atau bagian-bagian integral atau bahan-bahan pembentuk karangan. Dan yang dimaksudkan dengan Siasat atau Strategi kegiatan mengarang adalah tindakan-tindakan yang kita atur langkah demi langkah untuk mencapai sesuatu maksud. Bahan-bahan tersebut harus dapat kita siasati sehingga terwujud hasil karangan yang baik. Adapun yang dimaksudkan dengan Gaya dalam kegiatan mengarang adalah penampilan dari hasil karangan tersebut berserta corak penuturan yang mendatangkan daya guna, yaitu sanggup menyampaikan pengalaman batin dengan efek sebesar-besarnya. Jadi, gaya dalam tulis-menulis akan menyangkut ejaan, pilihan kata, perhubungan kata, susunan kalimat, perhubungan kalimat, majas/kiasan, aspek, pengharkatan, susunan paragraf, perhubungan paragraf, penyajian, dan perwajahan.

Mencari dan menemukan ide induk
Menyusun karangan dapat kita ibaratkan memasak hidangan. Kita ingin memasak opor ayam? Tentu saja, terlebih dahulu kita harus menangkap ayamnya. Kita ingin mengarang? Tentu saja kita harus menangkap “ayam”-nya. Ini sering kali tidak mudah. Di dalam dunia batin kita, bermacam-macam “ayam” –yaitu gagasan_ berkecamuk atau beterbangan. Sukar untuk menangkap satu; sukar untuk menentukan pilihan. Langkah pertama dalam proses mengarang ini harus dapat kita atasi. Berikut ini disajikan beberapa petunjuk untuk menemukan ide induk atau pokok pembicaraan yang serasi.
1.         Topik harus berasal dari dunia penulis sendiri. Tidak dapat lain. Itu berarti:
a.       Carilah bidang-bidang yang banyak anda alami: pekerjaan, hobi, hi uran, sekolah, keluarga, organisasi.
Mungkin anda mengatakan, “Saya tidak punya pengalaman yang besar, semuanya biasa-biasa saja, tidak ada yang menarik.” Bagi anda yang mungkin tampak biasa, tetapi  bagi orang lain dapat sangat menarik. Tiap orang mempunyai hidupnya yang khas, tak ada duanya. Hidup tiap orang adalah sebuah “dokumen” tersendiri, maka pasti menarik bagi orang lain. Pendek kata, carilah topik dari apa yang telah anda saksikan dan anda lakukan.
b.       Carilah topik dari apa yang telah anda pikirkan dan anda rasakan. Selain pengalaman-pengalaman dengan dunia luar, anda juga mempunyai pengalaman-pengalaman batin, yaitu perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran pribadi anda. Kita dapat bertanya, misalnya:
-         Gagasan-gagasan apa yang pernah memberi ilham dan merangsangku?
Misalnya: Ungkapan Chairil Anwar “Sekali berarti, sudah itu mati”,
Atau:
Lidah manusia adalah senjatanya, dan wicaranya lebih kuasa daripada pedang.
-         Peristiwa apa yang telah berpengaruh mendalam di dalam hidupku?
Misalnya: Kesembuhan dari penyakit fatal.
-         Situasi mana yang telah menyalakan api imajinasiku?
Misalnya : Meletusnya Gunung Galunggung.
-         Sifat orang atau barang atau tempat yang bagaimana yang saya sukai dan tidak saya sukai?
Misalnya: Sifat “Nyonya Besar” atau keteledoran dalam periwayatan barang milik umum.
-         Pelajaran atau kursus apa yang saya minati?
Misalnya: Pelajaran Sejarah atau kursus karang-mengarang.
c.       Carilah topik dari apa yang telah anda pelajari secara tidak langsung dari buku, majalah, radio, TV, film, drama, wawancara atau percakapan-percakapan anda.
d.       Carilah topik yang mampu anda selidiki atau anda pelajari meskipun anda belum berpengalaman dalam bidang itu.
Misalnya: Cara berpidato (meskipun anda belum pernah berpidato, tetapi karena anda tertarik pada topik itu dan anda dapat mengumpulkan bahan-bahan tentang teknik berpidato dari buku-buku, maka anda dapat menggarap topik itu).
2.       Topik harus diselaraskan dengan pembaca yang dituju. Agar karangan kita dipahami pembaca, tidak boleh tidak faktor-faktor pembaca harus dipertimbangkan. Topik yang serasi kita cari dengan bertanya:
-         Bagaimana dengan usia, pendidikan, dan pengetahuan umum mereka. Bila topik yang kita pilih terlalu sulit, mereka akan bingung. Bila topik yang kita pilih lebih rendah dari tingkat pendidikan mereka, mereka akan merasa tersinggung.
-         Bagaimana kesukaan dan ketidaksukaan mereka, kecenderungan-kecenderungan mereka, prasangka-prasangka mereka? Bila topik tidak selaras dengan “nada” yang bergetar dalam diri mereka, komunikasi kita tidak akan berhasil.
-         Seberapa jauh kita mengenal atau akrab dengan mereka? Bila kita sudah akrab dengan pembaca, ruang lingkup topik dapat meluas; kita dapat memasukkan pengalaman-pengalaman yang sama-sama dipunyai.
3.       Pemilihan topik juga dapat disasarkan atas arti pentingnya. Misalnya, meskipun kegairahan menulis dalam masyarakat belum berkembang, tetapi karena pentingnya kegiatan mengarang kita dapat memilih topik itu.
4.       Untuk memilih topik yang serasi, kita juga perlu mempertimbangkan waktu atau kesempatannya. Waktu yang baik untuk berhasilnya sesuatu perlu selalu menjadi bahan pertimbangan. Berhasilnya sebuah karangan, yaitu diterima redaksi atau dibaca orang, ditentukan juga oleh kesempatannya. Bila waktunya sekarang orang suka membaca cerita detektif, maka topik-topik yang selaras untuk cerita detektif pasti sangat serasi untuk dikarang.
Selain itu, ruang dan waktu yang tersedia untuk sebuah karangan juga akan menentukan pemilihan topik yang serasi. Topik untuk karangan pendek yang harus diselesaikan dalam waktu setengah jam akan lain dengan topik untuk karangan panjang yang disediakan waktu 1 minggu untuk diselesaikan.
5.       Pertimbangan lain lagi untuk memilih topik yang serasi ialah kemudahan kita mendapatkan bahan-bahan informasinya. Topik yang bahan-bahan informasinya mudah dan cepat kita peroleh akan diutamakan daripada topik yang bahan-bahan informasinya ditak mudah dan tidak cepat kita dapatkan, misalnya karena harus bepergian ke luar negeri atau karena harus membahayakan hidup sendiri.  

Mengumpulkan bahan pembicaraan.
Ada 2 sumber pokok tempat kita mencari dan mengumpulkan bahan-bahan itu, yaitu (1) diri kita sendiri {berupa pengalaman-pengalaman langsung dan hasil-hasil pengamatan kita}, dan (2) dunia luar {berupa kesaksian-kesaksian (autoritas) orang lain dan anggapan-anggapan yang sudah diterima masyarakat sebagai hal-hal yang benar (aksioma)}.
Untuk mengumpulkan bahan pembicaraan, kita dapat menggunakan metode berikut:
1.         Brainstorming: cara menumbuhkan ide yang banyak dengan mencatat apa saja yang masuk ke dalam benak kita, yang ada hubungannya dengan butir pembicaraan, entah hubungannya erat entah longgar.
2.       Penelitian dengan membaca buku, mengadakan pengamatan di lapangan, mengadakan eksperimen. Hasil-hasil penelitian dicatat dalam buku tulis, lembar lepas atau dalam kartu-kartu catatan.
3.       Renungan.
4.       Rumus 5 w + 1 H {apa (what), siapa (who), di mana (where), bilamana (when), bagaimana (how)}.
5.       Rukun dramatistik (dramatistic pentad): bertanya tentang (1) Peristiwa (apa yang terjadi), (2) Pelaku (siapa yang berbuat), (3) sarana (bagaimana berbuat), (4) Tujuan (mengapa berbuat demikian), (5) Latar (di mana dan kapan terjadi).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...