Senin, 03 Juni 2019

RESUME DARI TABLOID UMMI


RESUME BERIKUT BERSUMBER DARI TABLOID UMMI
(didokumentasikan moga bisa menjadi sumber bacaan yang bermanfaat)

Rabu 11 12 13 start @3:33 a.m.
            Bismillahhir rahmanir rahim..Sebuah tulisan yang diperuntukkan sebagai pembuka bagi an45h_elibrary mail/wprdpress kali ini merupakan edisi spesial bagi para pasangan yang akan maupun telah menjadi manten/pasangan hidup sebagai tambahan wawasan dan ilmu. Adapun kali ini aku akan berbagi beberapa kutipan dari majalah Ummi edisi spesial Mei 2005/1426H yang mengangkat tema keluarga. Tulisan ini juga berhubung beberapa teman kelas/angkatan kuliah yang sudah dan akan melaksanakan akad nikah, sehingga tulisan2 kali ini di samping merupakan suatu rekaman ilmu bagi penulis, akan tetapi juga bisa menjadi bentuk sharing bagi teman2 yang berkunjung ke beranda rumah penulis di alam maya ini. Okelah, saatnya kita mulai membaca, cerna, menyaring dan serap nutrisi dari uraian berikut:
1.     Stop Kezaliman dalam Rumah Tangga
Undang-undang Kekerasan Dalam Rumah Tangga disahkan sudah. Sebagian masyarakat, utamanya kaum perempuan bersorak. Cukup melegakan bagi kaum perempuan memang. Harus diakui, angka kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan para suami terhadap istri-istri mereka diberitakan semakin meningkat saja tahun demi tahun.
Meski belum ada data statistik resmi, sumber-sumber independen dari berbagai lembaga memberi data cukup akurat. LSM Rifka Annissa Jogjakarta misalnya, menyebutkan telah menerima 994 laporan kekerasan suami terhadap istri sepanjang tahun 1994-2002 di Jogjakarta dan Jawa Tengah. Sementara LSM Mitra Perempuan Jakarta melaporkan angka 879 kasus pengaduan kekerasan terhadap perempuan untuk wilayah Jabodetabek.
Selama ini para perempuan yang teraniaya dalam rumah tangga mereka sendiri tak tahu harus berlaku apa dan bagaimana setiap kali mengalami tindak kekerasan dari sosok yang semestinya merupakan ‘orang kepercayaannya’. Konflik rumah tangga mereka selalu dikategorikan konflik dan aib internal yang tak patut diungkap ke tengah publik apalagi disolusikan oleh kalangan ketiga, keempat dan seterusnya.
Legalah kita bahwa kini, para istri bisa terlindungi karena mereka bisa melaporkan setiap tindak kekerasan yang diterima dari suami mereka bahkan dimungkinkan pula untuk menyeret suaminya masuk ke dalam penjara. Tak terlalu mengherankan karenanya bila kemudian ada komentar bahwa ini adalah awal kemenangan kaum perempuan untuk bisa terbebas dari penindasan dan kezaliman kaum ‘penguasa’ laki-laki.
Namun, kegembiraan ini agaknya terlalu meluap diungkap sehingga luput dari mata kita sebuah pertanyaan; kalaulah kekerasan dikategorikan dalam 4 jenis: verbal, ekonomi, seksual, dan fisik, sementara rumah tangga didefinisi sebagai unit terkecil masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain yang bernaung di dalamnya, lantas bagaimana bila seorang pembantu teraniaya oleh majikan perempuannya? Dicaci, dimaki, dipukul hingga disetrika?
Atau anak-anak yang semakin banyak mengalami depresi karena terhempas dari kasih sayang kedua orangtuanya yang sibuk bekerja dengan hanya mampu memberi mereka kemarahan dan tuntutan kesempurnaan di sedikit waktu jumpa mereka? Atau suami yang kerap diteriaki istri sebagai ‘tidak berguna’ atau ditolak ketika ‘mencari haknya’, adakah ini akan dikategorikan sebagai sebuah aksi kekerasan dalam rumah tangga.
Sesungguhnya setiap jiwa tak layak dibiarkan memperoleh kezaliman, apapun bentuknya, dari siapapun pelakunya. Dan setiap pelaku kekerasan dalam rumah tangga pastilah di dalam dirinya tengah berjangkit virus kezaliman yang harus segera dihentikan perluasannya. Hingga persoalan KDRT jangan lagi sampai hanya dikerucutkan pada aspek penindasan laki-laki perempuan, namun harus lebih difokuskan pada segala tindak kezaliman pada hakikat fitrah kemanusiaan.
“Sesungguhnya sebaik-baik mu’min adalah yang terbaik memperlakukan keluarganya. Dan sesungguhnya aku adalah orang yang paling baik memperlakukan keluargaku”. Demikian Nabi Saw bersabda.
Rumah tangga Nabi Saw bukanlah rumah tangga tanpa masalah dan konflik. Di dalamnya ada duka, marah, tuntutan juga kecemburuan. Namun di dalam rumah tangga Nabi tak ada kezaliman. Baik verbal, seksual, ekonomi apalagi fisik. Sebab, muaranya adalah satu; akhlak beliau adalah Al-Qur’an, firman Allah yang Maha Benar, tempat segala urusan dimuarakan. Karena itu, mengembalikan segala urusan kepada Al-Qur’an dan Sunnah adalah satu-satunya jalan untuk memberantas segala bentuk kezaliman, termasuk kezaliman rumah tangga.
Benar bahwa Allah berfirman bahwa lelaki adalah pemimpin, penegak, pengokoh dalam rumah tangga, tapi bukan untuk membuatnya kegeeran dan bisa berlaku sewenang-wenang, sebab setiap pemimpin kelak akan ditanya di hadapan Allah, Hakim seadil-adilnya, mengenai apa yang dipimpinnya.
Dan tak perlu seorang perempuan merasa menderita dengan fitrah keibuannya, yang untuknya Rasul tegaskan 3 kali keutamaan berbakti bagi seorang anak sebelum ditunaikan untuk ayahnya.
Suami yang jahat kepada istri, anak dan anggota keluarga lain adalah suami yang zalim dan harus diluruskan. Istri yang khianat kepada suami, anak dan anggota keluarga lain adalah istri yang zalim dan harus diluruskan. Bila ini bisa ditegakkan, baru kita bisa katakan telah dihapuskan segala macam kekerasan dalam rumah tangga. Dan ini adalah sebuah kemenangan untuk kita semua.  


2.    Berbeda Namun Setara

3.    Bad Guy Vs Good Girl
4.    Segalanya tentang Pria
5.    Lebih Dekat, Lebih Cinta
Bagaimana cara agar kemesraan bagi pasangan suami istribisa berlaku selamanya? Berikut beberapa tips yang dapat anda coba, agar lebih dekat dan lebih cinta dengan suami:
a.    Jatuh cinta lagi
Mungkin ini cukup membingungkan. Tetapi jatuh cinta lagi pada suami adalah peristiwa yang begitu menakjubkan. Bayangkan bagaimana uniknya hubungan kita dengan suami apabila kita terus merasa jatuh cinta padanya, setiap hari! Hanyutkanlah diri anda dengan perasaan cinta yang terus mengalir saat memandang wajahnya, mengingat kebaikannya, dan saat anda merindukannya. Kenanglah saat-saat indah anda bersamanya dan maklumi segala kekurangannya. Penting juga untuk selalu mengatakan pada diri anda sendiri, betapa anda mencintainya.
b.    Ungkapkan rasa cinta, kangen, sayang
Hal ini penting dilakukan, karena orang yang anda cintai harus mengerti hal itu. Dan pengungkapan ini pun menjadi peneguh bagi perasaan anda sendiri.
c.    Panggil pasangan dengan panggilan spesial
Panggillah suami anda dengan panggilan yang paling dia dan anda sukai. Seperti ‘sayang’, ‘abangku’ dan lain-lain.
d.    Kontak yang tak putus
Lakukan itu lewat telepon ataupun sms pada saat-saat suami tidak sibuk.
e.    Mengobrol yang asyik
Luangkanlah waktu untuk berbicara santai dengan suami anda, pilih topik-topik yang ringan, selipkan juga humor saat ngobrol.
f.    Sentuhan sayang
Membelai, mencium, berpegangan tangan, dan sentuhan lainnya adalah kontak fisik yang begitu mendebarkan. Lakukan itu dalam setiap kesempatan yang memungkinkan.
g.    Hubungan seks yang menyenangkan
Bila hubungan seks yang hanya sekedar rutinitas dan kewajiban semata, ini perlu diperbaiki. Anda perlu menghayati dan menikmati kebersamaan yang istimewa ini.
h.    Memberi hadiah dan surprise
Hadian dan kejutan merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kedekatan pada siapapun mereka, apalagi bagi suami istri.
i.      Bila terjadi konflik, selesaikan dengan manis
Jangan pernah memperpanjang sebuah konflik, apalagi mengaitkan dengan konflik sebelumnya. Bangun suasana santai dan romantis saat anda ingin menyelesaikan konflik, insyaAllah konflik terselesaikan dengan manis. Berikutnya lakukan hal-hal yang menyenangkan bersama suami, berdua saja! Seperti jalan-jalan, makan bersama, dan lain-lain.
j.     Bermohonlah pada Allah
Ini paling penting! Allah yang punya kuasa atas hati manusia, pun hati suami anda. Berdoa, dan bermohonlah agar Dia menjadikan anda dan suami dapat selalu merasa lebih dekat dan lebih cinta di sepanjang usia pernikahan anda.

6.    Kolom konsultasi
7.    Anak-anak: Sahabat Pemasang Iklan
8.    Fiqh Wanita
9.    Keuangan Keluarga: Lelaki dan Uang
10.  Psikologi Keluarga: Bekal Pendidikan Seks buat Si Buyung
11.  Kepemimpinan Laki-laki dalam Keluarga: Rambu-rambu Rumah Tangga dalam Islam
12.  Waspadai Aneka Gangguan Kesuburan pada Pria
Masa kesuburan pria memang panjang. Tapi kualitasnya kesuburannya tak selalu prima. Pencemaran lingkungan, penyakit gondongan, hingga hobi pakai celana ketat, adalah beberapa sumber gangguan kesuburan pria.
Hary (35 tahun) akhir-akhir ini begitu cemas memikirkan kondisi kesehatannya. Pasalnya, meski pernikahannya dengan Jihan (28) sudah memasuki tahun ke-8, sang istri tak kunjung hamil. Istrinya sudah bolak-balik memintanya memeriksakan diri ke dokter namun Hary kukuh menolaknya karena yakin dirinya tak punya masalah.
Kini ia tak mampu lagi menolak ajakan istrinya.
13.  Imam Syafi’i: Bekal Do’a dari Sang Ibu
Lelaki yang bernama Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i adalah sosok yang amat populer bagi kaum muslimin. Ia dikenal sebagai salah seorang dari 4 imam mazhab di bidang fiqh. Jika dirunut, garis keturunan Imam Syafi’i bertemu dengan Rasulullah Saw pada Abdi Manaf bin Qushay, kakek Rasulullah Saw yang ketiga.
Imam Syafi’i lahir pada 150 H di Gaza, sebuah kampung di Asqalan, Palestina. Sejak kecil ia sudah menjadi yatim. Kemiskinan pun selalu menyertai kehidupan keluarganya yang berasal dari kalangan petani. Namun semua itu tak jadi halangan baginya untuk maju. Terbukti, ia menjadi salah seorang ulama terkenal. Beberapa karyanya yang berpengaruh dalam dunia Islam antara lain kitab ar-Risalah yang mengupas ilmu ushul fiqh, dan al-Musnad yang berisi sandarannya dalam meriwayatkan hadits Nabi Saw.
Sepanjang hidupnya, seluruh waktu ia curahkan untuk menuntut ilmu. Kegemaran Imam Syafi’i pada ilmu tergambar dari prestasinya yang luar biasa, yang telah ia raih di masa muda. Pada usia 9 tahun, Imam Syafi’i sudah hafiz Al-Qur’an. Ia pun hafal isi kitab al-Muwaththa’ karya Imam Malik yang berisi 1.720 hadits, pada usia 10 tahun. Menginjak usia 15 tahun, Imam Syafi’i sudah menjadi mufti di kota Makkah. Dengan jabatan tersebut, ia memberikan fatwa dan menjadi guru besar yang mengajar ilmu fiqh, muamalah, jinayah, dan hukum-hukum, di Masjidil Haram. Sebelumnya, ia juga dikenal sebagai penyair, menguasai bahasa dan sastra Arab, serta mempunyai pengetahuan luas tentang adat istiadat asli bangsa Arab.
Kecintaan pada ilmu dan prestasinya tersebut tentu tidak terlepas dari peran sang Ibu yang melahirkan dan membesarkannya dengan sepenuh cinta. Sejak kematian suaminya, perempuan yang berasal dari suku Adz ini membesarkan Imam Syafi’i seorang diri. Sekuat tenaga ia berusaha agar anaknya dapat hidup lebih baik, dan lebih mengenak Penciptanya. Selangkah demi selangkah, ia tanamkan pada diri anak tercintanya itu kemandirian dan kegemaran pada ilmu.
Kehidupannya yang serba kekurangan tidak membuat ia menyerah dan tidak berdaya, lantas mengabaikan perkembangan dan pendidikan anaknya. Pun bukan penghalang untuk mengantarkan anaknya menjadi mujtahid, pencinta ilmu, agar meraih kemuliaan di hadapan Allah Swt.
Ketika Imam Syafi’i hendak berangkat menuju Madinah, demi memuaskan rasa haus akan ilmu, ibunya tidak mampu membekalinya dengan uang, hanya doa dan keridhaan yang ia dapatkan dari ibu yang sangat dikasihinya itu. “Ya Allah, Tuhan yang menguasai seluruh alam. Anakku akan meninggalkan aku untuk berjalan jauh, menuju keridhaan-Mu. Aku rela melepaskannya menuntut ilmu. Oleh karena itu, aku memohon kepada-Mu ya Allah, permudahkan urusannya, peliharalah keselamatannya, panjangkanlah umurnya, agar aku dapat melihat ia sepulangnya nanti dengan dada penuh ilmu pengetahuan yang berguna,” pinta sang ibu kepada Pemiliki alam semesta.
Doa seorang ibu sebenarnya sangat mustajab. Cukuplah doa dan keridhaan Sang Ibu menjadi bekal mulia buat Sang Imam untuk menguasai ilmu. Pada tahun 204 H/820 M, Imam Syafi’i wafat setelah memenuhi dunia dengan ilmu dan ijtihadnya.
14.  Info:
a.    Sarapan Sehat dan Seimbang
Sarapan memang penting dan ternyata memilih jenis sarapan tak kalah penting. Lemak, kalori, gula, dan yang manis-manis walaupun memberi energi besar, justru berbahaya jika kita memakannya setiap hari.
Ada 3 hal yang harus diperhatikan dalam memilih makanan yang tepat untuk sarapan yang tepat untuk sarapan yang optimal, yaitu: kombinasi dari sumber serat seperti gandum yang bisa kita temukan dalam roti gandum dan sereal, sepotong buah dan protein yang diwakili oleh telur atau ikan.
Sarapan dengan unsur serat tinggi sangat penting buat tubuh kita. Gandum ternyata dapat mencegah jantung koroner yang kebanyakan diderita pria. Sedangkan buah, sayuran dan sereal sebagai penyuplai antioksidan yang dapat mencegah penyakita jantung karena mengandung vitamin A, C, dan E. Dengan sarapan tepat dan seimbang ini, berat badan dan kolesterol jahat dalam darah juga akan turun.
Hindari makanan kalengan, makanan siap saji, makanan beku dan sejenisnya untuk sarapan. Hindari juga makanan seperti daging sapi atau ayam, sosis dan keju sebab selain tinggi lemak dan kolesterol juga berkalori tinggi.
b.    Komunikasi Suami Istri Cegah Penyakit
Buat pasangan yang stress dalam pekerjaan atau masalah apapun, jangan segan untuk berbagi dengan istri atau suami, walau hanya sekedar berbincang santai sambil minum teh. Sebuah penelitian Profesor Thomas W. Kamarck dari University of Pittsburgh, menggambarkan pasangan yang sudah menikah kemudian saling berbagi, bicara dari hati ke hati, dapat terlindungi dari berbagai resiko penyakit.
Para ilmuwan itu memonitor tekanan darah 120 orang dewasa yang sehat, telah menikah dan bekerja. Ternyata tekanan darah jadi lebih rendah saat mereka bersama pasangan mereka. Dukungan sosial dari pasangan ternyata bisa memberikan rasa aman dan nyaman terhadap suami atau istri. Terbukti pencegahan penyakit bisa diawali dengan berkomunikasi, mengobrol hal-hal ringan dan membahagiakan dengan pasangan. Mudah dan murah untuk dilakukan, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...