Kamis, 30 Mei 2019

RESUME KISI-KISI QURHAD KELAS 9



RESUME KISI-KISI QURHAD KELAS 9
1.     Pengertian hadits: secara bahasa: khabar, berita, hal baru. Hadits menurut istilah: segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw baik perkataan, perbuatan, taqrir (persetujuan).
Macam-macam hadits: 1. Qauliyah/qauli (berupa perkataan/sabda Nabi Saw), 2. Fi’liyah/fi’li (berupa perbuatan Nabi Saw), 3. Taqririyah/taqriri (berupa persetujuan/diamnya Nabi terhadap perbuatan sahabat yang menunjukkan persetujuannya).
Fungsi hadits terhadap Al-Qur’an: menguatkan hukum yang sudah ada dalam Al-Qur’an, menjelaskan hukum/hal umum dalam Al-Qur’an, menetapkan hukum yang tidak tersurat dalam Al-Qur’an contoh: hadits yang melarang laki-laki memakai cincin emas dan pakaian sutera.
2.     Fungsi Al-Qur’an di antaranya:
Hidayah/petunjuk hidup manusia untuk bahagia di dunia dan akhirat, sumber hukum yang pertama dan utama, mukjizat Nabi Muhammad Saw, hakim pemutus perkara/masalah, penguat/pengukuh kitab suci terdahulu.
3.     Pengamalan Al-Qur’an di antaranya:
Mengimani kebenaran bahwa ia diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril, membaca dan memahami, mengamalkan ajarannya: menghindari yang dilarang dan melaksanakan apa yang diajarkan dalam Al-Qur’an.
4.     Tauhid uluhiyah= mengakui bahwa yang patut disembah (ilahi=sembahan) hanyalah Allah.
Tauhid rububiyah= mengakui bahwa tempat memohon bantuan, yang mengatur alam (rabbul alamin) hanyalah Allah.
Atau dapat dijelaskan bahwa: Allah sebagai tuhan yang disembah= tauhid uluhiyah. Allah sebagai tuhan yang diikuti dan ditaati= tauhid rububiyah.
Secara bahasa:
·         Tauhid: mengesakan.
·         Uluhiyah: sembahan.
·         Rububiyah: penciptaan, pemeliharaan, mengatur.
Contoh: Iyyaka na’budu_Al-Fatihah (hanya Engkau yang kami sembah) = tauhid uluhiyah. Iyyaka nasta’in_Al-Fatihah (hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan) = tauhid rububiyah.
5.     Surat Al-Ikhlas
Berisi tentang: keesaan Allah, Allah tempat meminta sesuatu/pertolongan, Allah tidak dilahirkan dan tidak beranak, tidak ada yang setara Allah.
Contoh fenomena bertentangan Al-Ikhlas: syirik, mengakui ada Tuhan selain Allah, perdukunan, meyakini adanya kekuatan yang menandingi kekuasaan Allah. Meyakini Allah beranak atau diperanakkan.
6.     Surat Al-Falaq
Berisi  perintah untuk berlindung dari kejahatan: makhluk, malam, perempuan penyihir, orang yang dengki.
7.     Surat Al-Fatihah 
Berisi di antara lain: memulai aktifitas dengan bismillah, menyembah dan memohon pertolongan hanya pada Allah, meyakini Allah sebagai penguasa hari kiamat/akhir, memohon petunjuk/hidayah Allah kepada jalan yang lurus/benar.
8.     Qalqalah: memantul/bergetar.
Secara istilah= membunyikan huruf tertentu (ب-ج-د-ط-ق) secara memantul karena berbaris sukun/mati (ْ)  atau berbaris hidup tapi dibaca sukun/mati karena waqaf.
·       Qalqalah sughra (kecil): bila huruf (ب-ج-د-ط-ق)  berharakat sukun/mati (ْ)  di tengah kata/kalimat. Contoh: بِالصَّبْرِ – لَيَطْغَى – تَقْوِيْمٍ – يَدْخُلُوْنَ – يَجْعَلْ
·       Qalqalah kubra (besar): huruf (ب-ج-د-ط-ق) berharakat sukun asli di ujung kata/kalimat(ْ)  atau disukunkan karena waqaf dan berada di ujung kata/kalimat.
Contoh:  اِذَا وَقَبَ() > اِذَا وَقَبْ  / وَلَمْ يُوْلَدْ() 
9.     Hukum Lam:
Tafkhim (tebal)= membaca suatu huruf hingga memenuhi mulut.
Tarqiq (tipis)= membaca suatu huruf tidak sampai memenuhi mulut (ringan)
Hukum lam:
·         Lam tarqiq > (1) semua huruf lam (apapun baris/harakatnya) selain lafal jalalah (Allah) hukumnya tarqiq. Contoh:              اَلْقَرِعَة – لَعَلَّكُمْ – لِرَبِّ – لُمَزَة
(2) lafal Allah yang didahului huruf berharakat kasrah (baris bawah). Contoh:
 بِالله – - بِاِذْنِ الله 
·         Lam tafkhim > lafal Allah yang didahului huruf berharakat fathah (baris atas)  atau dhammah (baris bawah). Contoh: خَتَمَ الله – فَضْلُ الله
10.   Hukum Ra
·         Ra dibaca tafkhim (tebal) bila=
ü Berharakat fathah/fathataih = رَ / رً  contoh             خَيْرً – رَبِّهِمْ
ü  Berharakat dhammah/dhammatain=  رُ / رٌ  contoh     نَصْرُ – رُزِقْنَا – شَهْرٌ
ü  Ra sukun didahului harakat fathah atau dhammah, contoh: يُرْزَقُوْنَ – اَرْجُوْنٌ
ü  Ra dibaca sukun, didahului oleh huruf sukun dan sebelumnya berharakat fathah atau dhammah contoh : (wal ‘Ashr) وَالْعَصْرِ  (dibaca Khusr)  خُسْرٍ..ra dibaca tebal.
·         Ra dibaca tarqiq (tipis) bila=
ü رِ – رٍ – يْرْ – اِرْ - بِكْرْ
11.   Hukum Nun sukun dan Mim sukun
·        Izhar halqi  (hukum nun sukun (نْ) / tanwin (ً – ٍ - ٌ) bertemu huruf halqi
(ا/ء – ع – غ – خ  ح – ه) -        -  مِنْهُمْ – اَنْعَمْتَ -
·         Izhar syafawi (hukum mim sukun  (مْ)bertemu selain huruf mim dan ba (ب & م)
عَلَيْهِمْ نَارٌ      - اَلَمْ نَشْرَح- مَالَمْ يَعَلَمْ
·        Idgham bila ghunnah (hukum nun sukun (نْ) / tanwin (ً – ٍ - ٌ) bertemu huruf
& ل ر. Contoh: مِنْ رَبِّهِمْ – مَنْ لَمْ - خَيْرٌرَازِقِيْنَ
·         Idgham mutamasilain (mimi)  (hukum mim sukun  (مْ)bertemu huruf mim (م)
Contoh:
12.   Mad shilah
·         Mad shilah thawilah dibaca 5 harakat/2,5 alif.
·       Mad shilah thawilah terjadi ketika= ha dhamir bertemu huruf hamzah yang hidup. Contoh:- يَرَهُ اَحَدٌ  عِلْمِهِ اِلَّا -  مَالَهُ اَخْلَدَهُ
·       Mad shilah qashirah dibaca 2 harakat.   فَاُمُّهُ هَاويَةِ - مَوَازِيْنُهُ فَاُمُّهُ- مَوَازِيْنُهُ فَهُوَ
13.   Mad lazim mukhaffaf kilmi (huruf mad diiringi huruf mati, panjangnya 3 alif/6 harakat, terdapat pada Yunus: 51 & 91 pada lafal > آلْاَنَ
14.   Surat Al-Lahab
·         Makna surat Al-Lahab
·         Sikap yang harus dijauhi dalam surat Al-Lahab
15.   Surat An-Nashr
·         Perintah dalam surat An-Nashr: pada ayat 3= bertasbih memuji Tuhanmu (Allah) dan mohon ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi Taubat. Kejayaan Nabi Muhammad dalam Fathu Makkah (Pembebasan Mekah) adalah kebesaran Allah, sehingga beliau diingatkan untuk bertasbih dan memujiNya.  Mohon ampun karena selama berjuang baik di Mekah maupun Madinah (sebelum Fathu Makkah) engkau (Muhammad) atau penganut engkau yang setia itu kecil hati, ragu-ragu, kurang yakin, meskipun tidak dinyatakan, karena sudah begitu hebatnya penderitaan namun pertolongan belum juga datang. Buya Hamka menjelaskan: mohon ampunlah kepada Allah atas persaan tersebut agar hati kembali bersih, dan kasih kepada Tuhan menjadi lebih mesra daripada dahulu. Karena sesungguhnya Dia adalah Pemberi maaf (taubat).
16.   Surat Al-Kafirun
ü  Sikap sesuai Al-Kafirun ayat 2
ü  Sifat dalam ayat 6
Dalam hal aqidah (keyakinan) tidak dapat dicampur adukkan. Tidak ada toleransi dalam hal aqidah. Adapun perbedaan keyakinan adalah realita kehidupan yang harus dihormati dengan membiarkan panganutnya menjalankan syariat agama masing-masing. Namun tidak perlu mengikuti atau terbawa arus atas nama toleransi.
17.   Al-Bayyinah
ü  Menyempurnakan ayat dalam Al-Bayyinah
18.   Surat Al-Maun dan Al-Kautsar
·         Ciri pendusta agama dalam Al-Maun
ü  Ayat 2 menghardik anak yatim/ ayat 3 tidak menganjurkan memberi makan orang miskin/ ayat 4-5 orang yang lalai dalam shalat/ ayat 6 orang yang riya’/ ayat 7 tidak mau menolong dengan barang berguna.
·         Menunjukkan salah satu ayat tentang ciri pendusta agama
·         Menyebutkan ciri-ciri pendusta agama menurut Al-Maun
·         Disajikan ayat, mengartikan lafaz
·         Keterkaitan Al-Kautsar dan Al-Maun
ü  Mendidik umat Islam peduli sosial
ü  Kepedulian sosial dalam Al-Kautsar ditunjukkan dengan menyembelih kurban dan membagikannya kepada orang yang memerlukan terutama fakir miskin. Ayat 2.
ü  Kepedulian sosial dalam Al-Maun ditunjukkan dalam bentuk:
a.     Menyantuni dan tidak menyiakan anak yatim
b.     Peduli terhadap nasib atau keadaan orang-orang miskin
c.     Suka membantu atau meringankan beban irang dengan memberikan sesuatu yang dapat meringankan bebannya.
ü  Keengganan membantu atau sifat kikir terhadap yang membutuhkan merupakan bentuk pendustaan terhadap agama Islam. Al-Maun.
19.   Surat Al-Qari’ah dan Az-Zalzalah
·         Fenomena alam saat terjadinya kiamat menurut Al-Qari’ah: ayat 4 manusia seperti laron yang beterbangan. Ayat 5 gunung-gunung bagai bulu yang dihamburkan.
·         Melengkapi ayat dalam Al-Qari’ah
·         Ayat yang berkenaan fenomena saat kini di antaranya:
ü  Pada Al-Qariah ayat 5 dinyatakan bahwa gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan. Sedang pada Az-Zalzalah ayat 1: bumi diguncang dengan dahsyat. Ayat 2: bumi memuntahkan isinya. Dalam fenomena masa kini dapat kita lihat pada peristiwa gempa bumi, akan tetapi kejadian kiamt tentu jauh lebih dahsyat dari apa kita saksikan selama ini.
ü  Al-Qari’ah ayat 4 dinyatakan manusia pada hari kiamat seperti laron yang beterbangan. Dalam Az-Zalzalah ayat 3 dinyatakan manusia bertanya: Apa yang terjadi pada bumi ini? hal ini menunjukkan betapa paniknya manusia menghadapi fenomena alam saat kiamat terjadi.
·         Menunjukkan ayat bahwa manusia dimintai pertanggungjawaban
ü  dalam Az-Zalzalah: ayat 7= kebaikan seberat dzarrah akan diperlihatkan balasannya. Ayat 8= kejahatan seberat dzarrah akan diperlihatkan balasannya.
ü  Dalam Al-Qari’ah ayat 6= orang yang berat timbangan (kebaikannya). Ayat 7= mendapat kehidupan memuaskan (senang). Ayat 8= orang yang ringan timbangan (kebaikannya). Ayat 9= tempat kembalinya neraka Hawiyah (api yang sangat panas, ayat 11).
·         Perilaku orang yang mengimani isi kandungan Al-Qariah dan Az-Zalzalah:
ü  Meyakini sepenuhnya bahwa alam semesta ciptaan Allah dan Dia yang mengatur dan menguasainya
ü  Semua fenomena alam terjadi mutlak atas kehendakNya
ü  Meyakini alam ini akan hancur= hidup tidak kekal
ü  Meyakini semua amal manusia akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat
ü  Memilih pergaulan yang baik dan menjaga diri agar tidak terpengaruh mereka yang berbuat maksiat
ü  Berusaha mengamalkan ajaran agama sesuai petunjuk Rasulullah
ü  Meningkatkan amal kebaikan dan menjauhi perbuatan yang dilarang dan mohon ampun bila melakukan kesalahan/dosa
ü  Berdoa mohon perlindungan dari kedahsyatan hari kiamat.
20.  Surat Al-Alaq dan An-Nashr
·         Seluruh manusia merugi kecuali: (1) beriman dan beramal shaleh, (2) saling menasehati dalam kebenaran (3) saling menasehati dalam kesabaran (sabar 3 macam: 1. Sabar dalam ketaatan/perintah/berbuat baik. 2. Sabar dari maksiat. 3. Sabar menghadapi musibah.
·         Al-Alaq ayat 5: Allamal insana ma lam ya’lam.”(Dia (Allah) mengajarkan manusia apa-apa yang tidak diketahuinya”> Manusia lahir ke dunia tidak mengetahui apa-apa. Perlahan-lahan Allah menganugerahkan pendengaran dan penglihatan. Bertambah hari, bertambah pula pengetahuan manusia. Dengan ditambah kemampuan membaca dan menulis, manusia dapat mencapai berbagai macam ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu lainnya.
·         Penerapan Al-Alaq:
ü  Memiliki semangat keilmuan yaitu semangat menuntut ilmu dan rasa hormat kepada mereka yang lebih berilmu
ü  Rela berkorban (waktu, tenaga, pikiran, harta dll) dalam usaha memperoleh ilmu
ü  Mendukung seala usaha untuk menguasai suatu ilmu
ü  Gemar terhadap majelis ilmu (sekolah, seminar, kursus dsb)
ü  Pandai membagi waktu untuk bekerja, belajar, istirahat.
ü  dsb
21.   Hadits tolong menolong dan anak yatim
·         Mengartikan hadits tentang tolong-menolong
·         Menyempurnakan hadits tentang tolong-menolong
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ. (رواه مسلم عن ابى هريرة)
“Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari suatu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya. (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
·         Menyusun potongan hadits tentang tolong menolong
·         Menunjukkan kriteria rumah yang buruk menurut Rasulullah
خَيْرُ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَ شَرُّ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسآءُ اِلَيْهِ (رواه ابن ماجه)
Sebaik-baik rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim dan di asuh dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat. (HR. Ibnu Majah)

22.  Hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
·         Menerjemahkan hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ دُنْيَاهُ لِآخِرَتِهِ وَلَا آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبُ مِنْهُمَا جَمِيْعًا فَاِنَّ الدُّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى الْآ خِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَلَّا عَلَى النَّاسِ (رواه ابن عساكر)
Dari Anas ra, bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: “Bukanlah yang terbaik di antara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.” (HR. Ibnu Asakir)
·         Menerjemahkan makna keseimbangan hidup dunia akhirat
·         Menyusun potongan keseimbangan hidup dunia akhirat
·         Menyimpulkan hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
·         Menyempurnakan hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
23.  Hadits menuntut ilmu dan menghargai waktu
·         Mengartikan hadits tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ (رواه ابن ماجه) 
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam. Memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (tidak tepat), seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara atau emas’.” (HR. Ibnu Majah)
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ كُنْ فِيْ الدُّنْيَا كَاَ نَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرِ سَبِيْلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ اِذَا اَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَ اِذَا اَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكِ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رواه البخرى)
“Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: “Rasulullah saw memegang pundakku seraya bersabda: ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan’,” Ibnu Umar berkata: “apabila kamu berada di sore hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga pagi datang. Apabila kamu berada di pagi hari, janganlah kamu menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore datang. Gunakanlah waktu sehatmu untuk menghadapi sakitmu dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْبِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمِ فَرِيْضَةً عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ (رواه عبد البر)
“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang (rela) dengan apa yang ia tuntut.” (HR. Ibnu Abdil Bar)
·         Menyempurnakan hadits menuntut ilmu dan menghargai waktu

 [diresume berdasarkan poin ktsp sekitar tahun 2015an.....anassekuduk]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...