RESUME
KISI-KISI QURHAD KELAS 9
1.
Pengertian
hadits: secara bahasa: khabar, berita, hal baru. Hadits menurut istilah: segala
sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw baik perkataan, perbuatan, taqrir
(persetujuan).
Macam-macam
hadits: 1. Qauliyah/qauli (berupa perkataan/sabda Nabi Saw), 2. Fi’liyah/fi’li
(berupa perbuatan Nabi Saw), 3. Taqririyah/taqriri (berupa persetujuan/diamnya
Nabi terhadap perbuatan sahabat yang menunjukkan persetujuannya).
Fungsi
hadits terhadap Al-Qur’an: menguatkan hukum yang sudah ada dalam Al-Qur’an,
menjelaskan hukum/hal umum dalam Al-Qur’an, menetapkan hukum yang tidak
tersurat dalam Al-Qur’an contoh: hadits yang melarang laki-laki memakai cincin
emas dan pakaian sutera.
2.
Fungsi
Al-Qur’an di antaranya:
Hidayah/petunjuk
hidup manusia untuk bahagia di dunia dan akhirat, sumber hukum yang pertama dan
utama, mukjizat Nabi Muhammad Saw, hakim pemutus perkara/masalah,
penguat/pengukuh kitab suci terdahulu.
3.
Pengamalan
Al-Qur’an di antaranya:
Mengimani
kebenaran bahwa ia diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril, membaca dan memahami, mengamalkan ajarannya: menghindari yang dilarang
dan melaksanakan apa yang diajarkan dalam Al-Qur’an.
4.
Tauhid uluhiyah= mengakui bahwa yang patut disembah
(ilahi=sembahan) hanyalah Allah.
Tauhid rububiyah= mengakui bahwa tempat memohon bantuan, yang
mengatur alam (rabbul alamin) hanyalah Allah.
Atau dapat dijelaskan bahwa: Allah sebagai tuhan yang disembah=
tauhid uluhiyah. Allah sebagai tuhan yang diikuti dan ditaati= tauhid
rububiyah.
Secara bahasa:
·
Tauhid: mengesakan.
·
Uluhiyah: sembahan.
·
Rububiyah: penciptaan, pemeliharaan, mengatur.
Contoh: Iyyaka na’budu_Al-Fatihah (hanya Engkau yang kami
sembah) = tauhid uluhiyah. Iyyaka nasta’in_Al-Fatihah (hanya
kepada Engkau kami mohon pertolongan) = tauhid rububiyah.
5.
Surat
Al-Ikhlas
Berisi
tentang: keesaan Allah, Allah tempat meminta sesuatu/pertolongan, Allah tidak
dilahirkan dan tidak beranak, tidak ada yang setara Allah.
Contoh
fenomena bertentangan Al-Ikhlas: syirik, mengakui ada Tuhan selain Allah,
perdukunan, meyakini adanya kekuatan yang menandingi kekuasaan Allah. Meyakini
Allah beranak atau diperanakkan.
6.
Surat
Al-Falaq
Berisi perintah untuk berlindung dari kejahatan:
makhluk, malam, perempuan penyihir, orang yang dengki.
7.
Surat
Al-Fatihah
Berisi
di antara lain: memulai aktifitas dengan bismillah, menyembah dan memohon
pertolongan hanya pada Allah, meyakini Allah sebagai penguasa hari
kiamat/akhir, memohon petunjuk/hidayah Allah kepada jalan yang lurus/benar.
8.
Qalqalah:
memantul/bergetar.
Secara
istilah= membunyikan huruf tertentu (ب-ج-د-ط-ق) secara memantul karena berbaris sukun/mati (ْ) atau
berbaris hidup tapi dibaca sukun/mati karena waqaf.
·
Qalqalah
sughra (kecil): bila huruf (ب-ج-د-ط-ق) berharakat sukun/mati (ْ) di
tengah kata/kalimat. Contoh: بِالصَّبْرِ – لَيَطْغَى –
تَقْوِيْمٍ – يَدْخُلُوْنَ – يَجْعَلْ
·
Qalqalah
kubra (besar): huruf (ب-ج-د-ط-ق) berharakat sukun asli di ujung kata/kalimat(ْ) atau
disukunkan karena waqaf dan berada di ujung kata/kalimat.
Contoh: اِذَا وَقَبَ() >
اِذَا وَقَبْ / وَلَمْ يُوْلَدْ()
9.
Hukum
Lam:
Tafkhim
(tebal)= membaca suatu huruf hingga memenuhi mulut.
Tarqiq
(tipis)= membaca suatu huruf tidak sampai memenuhi mulut (ringan)
Hukum
lam:
·
Lam
tarqiq > (1) semua huruf lam (apapun baris/harakatnya) selain lafal jalalah
(Allah) hukumnya tarqiq. Contoh: اَلْقَرِعَة –
لَعَلَّكُمْ – لِرَبِّ – لُمَزَة
(2) lafal Allah yang didahului huruf
berharakat kasrah (baris bawah). Contoh:
بِالله – - بِاِذْنِ الله
·
Lam
tafkhim > lafal Allah yang didahului huruf berharakat fathah (baris
atas) atau dhammah (baris bawah).
Contoh: خَتَمَ الله – فَضْلُ الله
10.
Hukum Ra
·
Ra dibaca
tafkhim (tebal) bila=
ü Berharakat fathah/fathataih = رَ / رً contoh خَيْرً – رَبِّهِمْ
ü Berharakat dhammah/dhammatain= رُ / رٌ contoh نَصْرُ – رُزِقْنَا –
شَهْرٌ
ü Ra sukun didahului harakat fathah atau dhammah,
contoh: يُرْزَقُوْنَ – اَرْجُوْنٌ
ü Ra dibaca sukun, didahului oleh huruf sukun dan
sebelumnya berharakat fathah atau dhammah contoh : (wal ‘Ashr) وَالْعَصْرِ (dibaca Khusr) خُسْرٍ..ra
dibaca tebal.
·
Ra dibaca
tarqiq (tipis) bila=
ü رِ – رٍ – يْرْ – اِرْ - بِكْرْ
11.
Hukum Nun
sukun dan Mim sukun
·
Izhar
halqi (hukum nun sukun (نْ) / tanwin (ً – ٍ - ٌ) bertemu huruf halqi
(ا/ء – ع – غ – خ ح – ه)
- - مِنْهُمْ
– اَنْعَمْتَ -
·
Izhar
syafawi (hukum mim sukun (مْ)bertemu
selain huruf mim dan ba (ب & م)
عَلَيْهِمْ نَارٌ - اَلَمْ نَشْرَح- مَالَمْ يَعَلَمْ
·
Idgham
bila ghunnah (hukum nun sukun (نْ) / tanwin (ً – ٍ - ٌ) bertemu huruf
& ل ر. Contoh:
مِنْ رَبِّهِمْ – مَنْ لَمْ - خَيْرٌرَازِقِيْنَ
·
Idgham
mutamasilain (mimi) (hukum mim sukun (مْ)bertemu huruf mim (م)
Contoh:
12.
Mad
shilah
·
Mad
shilah thawilah dibaca 5 harakat/2,5 alif.
·
Mad
shilah thawilah terjadi ketika= ha dhamir bertemu huruf hamzah yang hidup.
Contoh:- يَرَهُ اَحَدٌ عِلْمِهِ اِلَّا
- مَالَهُ اَخْلَدَهُ
·
Mad
shilah qashirah dibaca 2 harakat. فَاُمُّهُ هَاويَةِ - مَوَازِيْنُهُ
فَاُمُّهُ- مَوَازِيْنُهُ فَهُوَ
13.
Mad lazim
mukhaffaf kilmi (huruf mad diiringi huruf mati, panjangnya 3 alif/6 harakat,
terdapat pada Yunus: 51 & 91 pada lafal > آلْاَنَ
14.
Surat
Al-Lahab
·
Makna
surat Al-Lahab
·
Sikap
yang harus dijauhi dalam surat Al-Lahab
15.
Surat
An-Nashr
·
Perintah
dalam surat An-Nashr: pada ayat 3= bertasbih memuji Tuhanmu (Allah) dan mohon
ampunlah, sesungguhnya Dia Maha Pemberi Taubat. Kejayaan Nabi Muhammad dalam
Fathu Makkah (Pembebasan Mekah) adalah kebesaran Allah, sehingga beliau
diingatkan untuk bertasbih dan memujiNya.
Mohon ampun karena selama berjuang baik di Mekah maupun Madinah (sebelum
Fathu Makkah) engkau (Muhammad) atau penganut engkau yang setia itu kecil hati,
ragu-ragu, kurang yakin, meskipun tidak dinyatakan, karena sudah begitu
hebatnya penderitaan namun pertolongan belum juga datang. Buya Hamka menjelaskan:
mohon ampunlah kepada Allah atas persaan tersebut agar hati kembali bersih, dan
kasih kepada Tuhan menjadi lebih mesra daripada dahulu. Karena sesungguhnya Dia
adalah Pemberi maaf (taubat).
16.
Surat
Al-Kafirun
ü Sikap sesuai Al-Kafirun ayat 2
ü Sifat dalam ayat 6
Dalam hal aqidah (keyakinan) tidak dapat
dicampur adukkan. Tidak ada toleransi dalam hal aqidah. Adapun perbedaan
keyakinan adalah realita kehidupan yang harus dihormati dengan membiarkan
panganutnya menjalankan syariat agama masing-masing. Namun tidak perlu
mengikuti atau terbawa arus atas nama toleransi.
17.
Al-Bayyinah
ü Menyempurnakan ayat dalam Al-Bayyinah
18.
Surat Al-Maun
dan Al-Kautsar
·
Ciri
pendusta agama dalam Al-Maun
ü Ayat 2 menghardik anak yatim/ ayat 3 tidak
menganjurkan memberi makan orang miskin/ ayat 4-5 orang yang lalai dalam
shalat/ ayat 6 orang yang riya’/ ayat 7 tidak mau menolong dengan barang
berguna.
·
Menunjukkan
salah satu ayat tentang ciri pendusta agama
·
Menyebutkan
ciri-ciri pendusta agama menurut Al-Maun
·
Disajikan
ayat, mengartikan lafaz
·
Keterkaitan
Al-Kautsar dan Al-Maun
ü Mendidik umat Islam peduli sosial
ü Kepedulian sosial dalam Al-Kautsar ditunjukkan
dengan menyembelih kurban dan membagikannya kepada orang yang memerlukan
terutama fakir miskin. Ayat 2.
ü Kepedulian sosial dalam Al-Maun ditunjukkan dalam
bentuk:
a.
Menyantuni
dan tidak menyiakan anak yatim
b.
Peduli
terhadap nasib atau keadaan orang-orang miskin
c.
Suka
membantu atau meringankan beban irang dengan memberikan sesuatu yang dapat
meringankan bebannya.
ü Keengganan membantu atau sifat kikir terhadap yang
membutuhkan merupakan bentuk pendustaan terhadap agama Islam. Al-Maun.
19.
Surat
Al-Qari’ah dan Az-Zalzalah
·
Fenomena
alam saat terjadinya kiamat menurut Al-Qari’ah: ayat 4 manusia seperti laron
yang beterbangan. Ayat 5 gunung-gunung bagai bulu yang dihamburkan.
·
Melengkapi
ayat dalam Al-Qari’ah
·
Ayat yang
berkenaan fenomena saat kini di antaranya:
ü Pada Al-Qariah ayat 5 dinyatakan bahwa
gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan. Sedang pada Az-Zalzalah ayat 1:
bumi diguncang dengan dahsyat.
Ayat 2: bumi memuntahkan isinya. Dalam fenomena masa kini dapat kita lihat pada
peristiwa gempa bumi, akan tetapi kejadian kiamt tentu jauh lebih dahsyat dari
apa kita saksikan selama ini.
ü Al-Qari’ah ayat 4 dinyatakan manusia pada hari
kiamat seperti laron yang beterbangan. Dalam Az-Zalzalah ayat 3 dinyatakan
manusia bertanya: Apa yang terjadi pada bumi ini? hal ini menunjukkan betapa
paniknya manusia menghadapi fenomena alam saat kiamat terjadi.
·
Menunjukkan
ayat bahwa manusia dimintai pertanggungjawaban
ü dalam Az-Zalzalah: ayat 7= kebaikan seberat
dzarrah akan diperlihatkan balasannya. Ayat 8= kejahatan seberat dzarrah akan
diperlihatkan balasannya.
ü Dalam Al-Qari’ah ayat 6= orang yang berat timbangan
(kebaikannya). Ayat 7= mendapat kehidupan memuaskan (senang). Ayat 8= orang
yang ringan timbangan (kebaikannya). Ayat 9= tempat kembalinya neraka Hawiyah
(api yang sangat panas, ayat 11).
·
Perilaku
orang yang mengimani isi kandungan Al-Qariah dan Az-Zalzalah:
ü Meyakini sepenuhnya bahwa alam semesta ciptaan
Allah dan Dia yang mengatur dan menguasainya
ü Semua fenomena alam terjadi mutlak atas
kehendakNya
ü Meyakini alam ini akan hancur= hidup tidak kekal
ü Meyakini semua amal manusia akan dipertanggungjawabkan
di hari kiamat
ü Memilih pergaulan yang baik dan menjaga diri agar
tidak terpengaruh mereka yang berbuat maksiat
ü Berusaha mengamalkan ajaran agama sesuai petunjuk
Rasulullah
ü Meningkatkan amal kebaikan dan menjauhi perbuatan
yang dilarang dan mohon ampun bila melakukan kesalahan/dosa
ü Berdoa mohon perlindungan dari kedahsyatan hari
kiamat.
20. Surat Al-Alaq dan An-Nashr
·
Seluruh
manusia merugi kecuali: (1) beriman dan beramal shaleh, (2) saling menasehati
dalam kebenaran (3) saling menasehati dalam kesabaran (sabar 3 macam: 1. Sabar
dalam ketaatan/perintah/berbuat baik. 2. Sabar dari maksiat. 3. Sabar
menghadapi musibah.
·
Al-Alaq
ayat 5: Allamal insana ma lam ya’lam.”(Dia (Allah) mengajarkan manusia apa-apa
yang tidak diketahuinya”> Manusia lahir ke dunia tidak mengetahui apa-apa.
Perlahan-lahan Allah menganugerahkan pendengaran dan penglihatan. Bertambah
hari, bertambah pula pengetahuan manusia. Dengan ditambah kemampuan membaca dan
menulis, manusia dapat mencapai berbagai macam ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu-ilmu
lainnya.
·
Penerapan
Al-Alaq:
ü Memiliki semangat keilmuan yaitu semangat menuntut
ilmu dan rasa hormat kepada mereka yang lebih berilmu
ü Rela berkorban (waktu, tenaga, pikiran, harta dll)
dalam usaha memperoleh ilmu
ü Mendukung seala usaha untuk menguasai suatu ilmu
ü Gemar terhadap majelis ilmu (sekolah, seminar,
kursus dsb)
ü Pandai membagi waktu untuk bekerja, belajar,
istirahat.
ü dsb
21.
Hadits
tolong menolong dan anak yatim
·
Mengartikan
hadits tentang tolong-menolong
·
Menyempurnakan
hadits tentang tolong-menolong
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ
كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ. وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ. وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ
اَخِيْهِ. (رواه مسلم عن ابى هريرة)
“Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari
suatu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di
hari kiamat. Barangsiapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan
meringankan penderitaannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa menutupi (aib)
seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan di akhirat. Allah
akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya. (HR.
Muslim dari Abu Hurairah)
·
Menyusun
potongan hadits tentang tolong menolong
·
Menunjukkan
kriteria rumah yang buruk menurut Rasulullah
خَيْرُ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ
فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَ شَرُّ بَيْتٍ فِى الْمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ
فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسآءُ اِلَيْهِ (رواه ابن ماجه)
Sebaik-baik
rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim dan di asuh
dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada
anak yatim yang diperlakukan dengan jahat. (HR. Ibnu Majah)
22. Hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
·
Menerjemahkan
hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
عَنْ اَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: لَيْسَ بِخَيْرِكُمْ مَنْ تَرَكَ
دُنْيَاهُ لِآخِرَتِهِ وَلَا آخِرَتَهُ لِدُنْيَاهُ حَتَّى يُصِيْبُ مِنْهُمَا
جَمِيْعًا فَاِنَّ الدُّنْيَا بَلَاغٌ اِلَى الْآ خِرَةِ وَلَا تَكُوْنُوْا كَلَّا
عَلَى النَّاسِ (رواه ابن عساكر)
Dari
Anas ra, bahwasanya Rasulullah saw telah bersabda: “Bukanlah yang terbaik di
antara kamu orang yang meninggalkan urusan dunianya karena (mengejar) urusan
akhiratnya, dan bukan pula (orang yang terbaik) orang yang meninggalkan
akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh
kedua-duanya, karena dunia itu adalah (perantara) yang menyampaikan ke akhirat,
dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.” (HR. Ibnu Asakir)
·
Menerjemahkan
makna keseimbangan hidup dunia akhirat
·
Menyusun
potongan keseimbangan hidup dunia akhirat
·
Menyimpulkan
hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
·
Menyempurnakan
hadits keseimbangan hidup dunia akhirat
23. Hadits menuntut ilmu dan menghargai waktu
·
Mengartikan
hadits tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ اَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيْرِ
الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ (رواه ابن ماجه)
Dari
Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Mencari ilmu itu wajib
bagi setiap orang Islam. Memberikan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (tidak
tepat), seperti orang yang mengalungi babi dengan permata, mutiara atau emas’.”
(HR. Ibnu Majah)
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِيْ فَقَالَ كُنْ فِيْ الدُّنْيَا كَاَ نَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ
عَابِرِ سَبِيْلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُوْلُ اِذَا اَمْسَيْتَ فَلَا
تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ وَ اِذَا اَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ وَخُذْ
مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكِ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رواه البخرى)
“Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata:
“Rasulullah saw memegang pundakku seraya bersabda: ‘Jadilah kamu di dunia ini
seakan-akan kamu orang asing atau orang yang melewati suatu jalan’,” Ibnu Umar
berkata: “apabila kamu berada di sore hari, janganlah kamu menunggu (melakukan
sesuatu) hingga pagi datang. Apabila kamu berada di pagi hari, janganlah kamu
menunggu (melakukan sesuatu) hingga sore datang. Gunakanlah waktu sehatmu untuk
menghadapi sakitmu dan waktu hidupmu untuk menghadapi matimu.” (HR. Bukhari)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى
الله عليه وسلم: اُطْلُبُوْا الْعِلْمَ وَلَوْبِالصِّيْنَ فَاِنَّ طَلَبَ
الْعِلْمِ فَرِيْضَةً عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ. اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ
اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًا بِمَا يَطْلُبُ (رواه عبد البر)
“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina,
karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya
para malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena
senang (rela) dengan apa yang ia tuntut.” (HR. Ibnu Abdil Bar)
·
Menyempurnakan
hadits menuntut ilmu dan menghargai waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar