HYPNOSIS:
The Art of Subconscious Communication
Adi
w. Gunawan
Bismillahirrahmanirrahim,
alhamdulillahwashshalatuwassalamu
‘ala Rasulillah, amma bad’du.
A.
Intro
Hai
rekan pembaca, pengunjung blog anassekuduk yang berbahagia. Pada coretan (ketikan
tepatnya) kali ini, lagi, alhamdulillah biidznihi, saya diberikan dorongan dan
daya untuk menulis sedikit pengenalan terhadap sebuah lagi buku dari seorang
penulis, yang menurut saya pribadi cukup bergizi, menginspirasi, dan sangat
menarik, karena di samping memberikan wawasan baru, materi yang disuguhkan juga
bersifat praktikal (dapat dipraktikkan/diterapkan). Buku ini membahas tentang
hipnotis. Kata hipnotis ini, dulu, bagi saya merupakan suatu kata yang
menakutkan, mengandung unsur mistis, subahat dengan makhluk jahat dari alam
ghaib, digunakan para pencuri, perampok, lelaki yang punya niat tak mulia
terhadap kaum perempuan dan lain-lain jenis bentuk tindak kriminal.
Akan
tetapi, setelah membaca buku ini saya mendapatkan suatu pemahaman yang mencerahkan
bahwa hipnotis itu hakikatnya sangat dekat dengan kita, bermanfaat, dan ilmiah.
Bahkan, mempelajari hipnotis dari cara pandang dan cara terap yang dijabarkan
oleh sang penulis: Adi w. Gunawan dengan sangat jelas, dan memudahkan pembaca
baru atau awam. Melalui buku berisi 174 halaman ini, kemudian saya mendapatkan
suatu pemahaman bahwa kata-kata memiliki kekuatannya yang tersendiri. Betapa
pikiran sadar, pikiran bawah sadar, apa yang kita pikirkan, apa yang kita
lihat, dengar, ucapkan, memiliki dampak yang berbeda-beda dan berpotensi entah
itu baik ataupun buruk tergantung dari apa yang kita luahkan atau kita serap
dan cerna.
Untuk
sedikit berbagi kisah singkat, ada salah satu siswi aliyah di tempat saya
bertugas, sebut saja namanya Nisa, yang mempraktikkan salah satu ilmu dari buku
yang juga membahas tentang sugesti, yang ada hubungan dengan REM menampakkan
hasil. Sugesti yang diberikan ialah mengingatkan agar salah satu adik kelasnya
untuk rajin shalat. Sugesti dicoba diberikan ketika sang adik kelas baru saja
tertidur. Sekian hari berselang, beberapa murid bercerita kepada saya bahwa
setelah kak Nisa mempraktikkan tips terapi dalam buku tersebut, adik kelas menjadi
lebih rajin dan memiliki kesadaran sendiri dalam hal menjaga shalat.
Insyaallah, kisah selengkapnya akan saya share setelah mendapat cerita
secara utuh dan konfirmasi dari Nisa nantinya.
B.
Deep Inside
Dapat saya sampaikan di sini, buku ini mengawali
bahasan dengan mengenalkan apa itu hipnotis, mengenal cara kerja pikiran,
gelombang otak, kemudian aplikasi dan tahapan-tahapan hipnotis.
Isi buku ini, dalam hemat saya sangat berguna bagi
siapapun yang dalam aktifitas harian berhubungan dengan ramai orang, misalnya
kalangan pengar: guru, dosen, pelatih, mentor. Dalam terapannya bahkan hipnotis
ini dapat digunakan kepada diri sendiri dengan memasukkan input positif untuk
menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya.
Sedikit saya kutip di sini tentang cara menembus
filter mental, atau menembus alam sadar untuk masuk ke alam bawah sadar dengan
tujuan menyampaikan pesan atau meng-install program baru kepada seorang
individu.
1.
Pengulangan/repetisi
Segala
sesuatu yang secara konsisten/berulang akan masuk ke pikiran bawah sadar dan
menjadi kebiasaan. Contoh: saat belajar naik sepeda, belajar menyetir mobil.
{contoh lain misalnya: kebiasaan kita memikirkan kita orang gagal, pesimis,
kebiasaan tidak yakin kemampuan dan kelebihan diri. Begitu juga, kebiasaan
optimis, kebiasaan disiplin, dan lain-lain. Pendek kata, kebiasaan kita dapat
masuk ke dalam alam bawah sadar, lalu menjadi suatu “program” yang terus
mempengaruhi sikap kita, self opinion blogger}
2. Identifikasi
kelompok/keluarga
Kita
hidup dalam keluarga yang memiliki latar belakang budaya tertentu. Kita akan
mengikuti kebiasaan yang ada dalam keluarga atau masyarakat. Contoh: cara
berbicara, cara sembahyang, cara berpakaian. (jika boleh saya tambahkan di
sini, cara bertutur, cara bergaul, cara merespon suatu kejadian. Di sinilah
pentingnya kita membentuk lingkungan yang sehat. Memilih sahabat yang baik,
agar kita terbentuk dengan nilai-nilai yang sehat dan baik)
3. Ide yang disampaikan
oleh figur yang dipandang memiliki otoritas
Apa
yang disampaikan oleh seseorang yang dipandang memiliki otoritas, seorang
pakar, atau seseorang yang kita hormati atau kagumi akan dapat dengan mudah
diterima oleh pikiran bawah sadar.
4. Emosi yang intens
Setiap
kejadian yang kita alami, bila disertai dengan intensitas emosi yang tinggi,
baik itu emosi positif maupun negatif, akan sangat membekas di pikiran bawah
sadar. (Misalnya seseorang yang takut ketinggian karena di masa kecil pernah
terjatuh hingga terluka parah, atau bahagianya seseorang yang bisa membantu
orang lain, misalnya orang yang merasa bahagia setelah memberi sedekah,
biasanya ia akan berusaha untuk memberi sedekah kepada orang lain di berbagai
kesempatan karena rasa bahagia itu telah mendalam dalam batinnya)
5. Hipnosis
Hipnosis
menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi yang mampu melewati
pikiran sadar. (hal. 50)
Adapun untuk lebih jelas, pemahaman yang lebih
komprehensif, silakan merujuk kepada buku tersebut.
[alhamdulillah, diselesaikan pengetikan ini 00. 44,
sekuduk, 13.6.19, salam takzim Nasrullah: anassekuduk]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar