BEBERAPA
TIPS KESEHATAN DAN OLAHRAGA
BUKU:
JALAN SEHAT DENGAN SPORTS THERAPY
dr.
MICHAEL TRIANGTO, SpKo
INTISARI
MEDIATAMA, 2005. Iv + 148
Bismillahirrahmanirrahim,
alhamdulillah washshalatuwassalamu
‘ala Rasulillah, amma ba’du.
Pada kesempatan kali ini, saya, selaku owner
dan admin (bahasanya cuy... :D) blog anassekuduk akan berbagi pointer-pointer
dari sebuah lagi buku yang bergizi. Sebagaimana tertera di atas, buku kali ini
berjudul “Jalan Sehat dengan Sports Therapy” yang ditulis oleh dr. Michael
Triangto, SpKo (perlu diingat, dr menunjukkan singkatan dari kata dokter,
ahli bidang kesehatan. Sedangkan Dr merujuk kepada gelar seseorang yang sudah
menyelesaikan program studi doktoral atau S3). Baiklah, to the point, berikut
kutipan tips yang akan kukutip dengan format pointer untuk rekan pengunjung
blog ini. Salam takzim, anassekuduk.
o
2 jenis olahraga: aerobik dan anaerobik
1.
Aerobik
Jenis olahraga ini membutuhkan oksigen sebagai sumber
energi utama bagi tubuh untuk bergerak. Definisinya adalah olahraga yang
bersifat ringan, gerakan yang dilakukan sama dan berulang-ulang, selain itu waktu
untuk melakukannya lama. Olahraga jenis ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan termasuk juga di dalamnya untuk menurunkan
berat badan berlebih. Misalnya: jalan cepat, jogging, renang, lari dan sepeda
jarak jauh.
2. Anaerobik
Jenis ini memerlukan asam laktat/asam susu sebagai
energi utama, definisinya: olahraga yang dilakukan dengan intensitas yang berat,
gerakannya tidak selalu harus dilakukan berulang-ulang dan waktu melakukannya
pendek. Tujuan olahraga ini adalah untuk meningkatkan penampilan fisik dan
meningkatkan prestasi atlet seperti membesarkan, menguatkan otot tubuh dan
menambah daya ledak (explosive power) otot. Misalnya: angkat besi, binaraga,
lari, dan sepeda jarak pendek/sprint.
o
Tips menghitung denyut jantung maksimal
Rumus
yang digunakan untuk mengukur denyut jantung maksimal ialah:
Denyut jantung maksimal: 220 –
usia (dalam tahun)
Jadi,
seorang pemuda berusia 16 tahun, denyut jantung maksimalnya adalah 220 – 16 =
204 denyut/menit. Seorang kakek berusia 67 tahun, maka denyut jantung
maksimalnya tentu lebih sedikit yaitu; 220 – 67 = 153 denyut/menit.
Adapun cara menghitung denyut
jantung latihan kita secara manual dapat dilakukan sebagai berikut: hitunglah
jumlah denyut nadi dalam 1 menit, atau dalam 10 detik x 6, atau 15 menit x 4. Akan
tetapi, perlu diketahui semakin singkat waktu yang digunakan untuk menghitung
denyut nadi, semakin besar kemungkinan kesalahannya. Misalnya: 10 detik
terhitung 12 denyutan sehingga dalam 1 menit diperoleh angka 12 x 6 = 72 denyut/menit,
sedangkan bila dalam 15 detik terhitung 20 denyut maka untuk 1 menit 20 x 4 =
80 denyut/menit. Penulis buku menyarankan untuk mengambil patokan 1 menit untuk
menghitung denyut nadi.
o
Perbandingan denyut jantung atlet dan orang awam (non
atlet)
Dengan melakukan olahraga jenis aerobik
maka frekuensi denyut jantung secara berangsur-angsur akan berkurang. Keadaan ini
merupakan tanda bahwa beban kerja pada jantung yang biasanya sudah memaksanya
untuk bekerja lebih keras dengan meningkatkan denyutnya, setelah jantung
terlatih, ternyata tidak lagi membuatnya harus berdenyut lebih sering karena
kemampuannya mengalirkan darah ke seluruh tubuh telah lebih baik dan efisien.
Itulah sebabnya pada jantung yang terlatih
secara aerobik jumlah denyutnya akan lebih sedikit dibandingkan dengan jantung
dalam kondisi belum terlatih. Bagi orang yang kebanyakan jumlah denyut jantung
per menit adalah berkisar antara 72-80 x/menit, namun bagi atlet bulu tangkis
berpengalaman seperti Bambang Suprianto jumlah denyut jantungnya hanya 50-60
x/menit saja. Menunjukkan kemampuan aerobik paru-parunya yang sangat baik. Lance
Armstrong, jagoan balap sepeda legendaris yang memenangkan Tour de France 7x
berturut-turut malah mempunyai denyut jantung 32-34/menit.
o
Tips membeli dan merawat sepatu
·
Tips membeli sepatu:
ü
Sepatu haruslah nyaman dipakai dan bukan sekadar bagus
dan menarik dilihat.
ü
Ringan sehingga tidak akan memberikan beban yang tidak
perlu pada kaki.
ü
Kelenturannya yang baik untuk menunjang dan mengikuti
gerakan-gerakan kaki saat berjalan.
ü
Kotak jari kaki harus memberikan ruang yang cukup bagi
jari-jari kaki untuk bergerak dengan baik, bebas dan nyaman. Diperlukan jarak
sepanjang dua jari tangan kita dari jari kaki yang terpanjang sampai ujung
bagian dalam sepatu.
ü
Pastikan ada lekukan achilles yang memiliki bantalan
yang baik agar tidak menimbulkan cedera dan tekanan pada tendon Achilles saat
kita berjalan lama.
ü
Periksalah apakah kotak jarinya cukup lapang? Beberapa
jenis sepatu memiliki kotak jari yang sempit dan hanya cocok bagi kaki dengan
bentuk jari yang kurus. Bagi kebanyakan orang sepatu yang begini akan
mengganggu gerakan jari-jari kakinya.
ü
Perhatikan apakah hak sepatu tidak terlalu tinggi agar
keseimbangan tubuh kita tetap terjaga dengan baik?
ü
Bantalan sol luarnya baik terutama pada daerah tumit
dan bagian depan kaki untuk memberikan kenyamanan selama berjalan dan
menghindari terjadinya cedera.
ü
Penopang lekukan kaki yang sesuai dengan bentuk
telapak kaki kita agar sepatu tersebut benar-benar dapat menyatu dengan seluruh
permukaan kaki kita.
ü
Reflektor merupakan bagian yang harus ada jika kita
biasa melakukan olahraga pada saat matahari belum terbit atau sudah terbenam.
ü
Ada baiknya jika sebelum membeli, kita mencoba
beberapa buah sepatu sebelum menjatuhkan pilihan, cobalah dipakai selama
beberapa menit jika memungkinkan. Perhatikan, jika dalam hitungan menit
singkat, sepatu menimbulkan rasa tidak nyaman, apalagi jika dipakai untuk masa
yang lama.
·
Tips merawat sepatu
ü
Segera keringkan jika sepatu basah, entah karena
keringat ataupun air. Caranya, pisahkan terlebih dahulu sepatu dari sol bagian
dalam. Dengan demikian sepatu akan kering dengan merata dan tidak menjadi
lembab pada bagian dalamnya.
ü
Bungkuslah bagian-bagian sepatu tersebut dengan kertas
koran agar cairan yang berlebih dapat diserap.
ü
Setelah dibungkus beberapa jam dan sepatu menjadi
lebih kering, koran boleh dilepaskan. Proses pengeringan selanjutnya haruslah
dilakukan secara perlahan-lahan.
ü
Jangan menggunakan bagian belakang lemari pendingin
(kulkas) atau pengering rambut untuk mempercepat keringnya sepatu. Gagasan yang
tampaknya logis dan praktis ini malah akan memudahkan terjadinya kerusakan pada
sepatu, seperti efek retak dan hilangnya kelenturan. Padahal bukankah
kelenturan itu sangat kita butuhkan?
ü
Jika sepatu kita berlumpur maka bersihkanlah dengan
lap basah atau air mengalir, dilanjutkan dengan proses pengeringan seperti di
atas.
ü
Jangan menggunakan mesin cuci untuk mencucinya karena
sepatu akan cepat rusak.
ü
Jika sepatu akan disimpan untuk waktu yang agak lama
maka hindari penggunaan kantung plastik. Letakkanlah sepatu di tempat yang
cukup mendapat sirkulasi udara.
ü
Jangan lupa untuk mengendurkan talinya saat kita akan
mengenakan sepatu agar tidak merusak lubang sepatu.
ü
Jika memungkinkan, belilah 2 pasang sepatu agar dapat
digunakan secara bergantian dan jadwal jalan sehat kita tidak akan terganggu.
ü
Gantilah sepatu setelah digunakan sejauh 800-1.000 km.
Sebagai gambaran, andaikan seminggu anda berjalan sehat 3 kali masing-masing
sejauh 4 km maka dalam setahun, sepatu Anda menempuh 52 x 3 x 4 km = 624 km. Artinya
jarak 800-1.000 km itu ditempuh setelah 1,3 -1,6 tahun. Sepatu yang sudah bertugas demikian
jauh tidak lagi memiliki kelenturan yang cukup baik. Kemampuannya dalam
melindungi kaki dan menyerap benturan juga sudah berkurang. Jangan menggunakan
sepatu hanya karena ia masih tampak bagus, namun gunakanlah karena ia masih
mampu berfungsi sebagai pelindung kaki yang baik.
NB: VVVVVVVVV
Adapun untuk gambaran singkat isi buku, sang
penulis mengawalinya definisi sehat, dilanjutkan dengan korelasi antara
olahraga dan kesehatan, penjelasan tentang sport therapy, jalan sehat, berbagai
persiapan baik fisik, kelengkapan pakaian, sepatu, perencanaan program,
motivasi, cedera dan penanganan, dan tindakan pasca cedera. Buku ini
kurekomendasikan untuk dimiliki jika rekan pembaca dan pengunjung berminat. Akan
tetapi buku ini bisa kukatakan termasuk buku lama. Di catatan cover buku,
kutandai bahwa buku ini kubeli di harga Rp. 12.000,00, -di cover buku tercatat
harga aslinya Rp. 23.000,00- kalau tidak salah di lesehan Pasar Terminal Senen
(memang biasanya jika ada tabungan untuk jatah buku, Pasar Senen adalah tempat “rekreasi”ku
beserta kawan-kawan dari kosan di Ciputat untuk berburu buku dengan harga agak
lumayan miring).
Selesai, Sekuduk, 23.06.19 @+-23.00....الحمدلله
Tidak ada komentar:
Posting Komentar