Senin, 03 Juni 2019

KOMILASI MUQTASHAR BUKU BERGIZI


Kompilasi fawaid
Judul: Terapi dan Detoksifikasi Pasien “Naza” Metode Dadang Hawari
Penerbit: UI Press
            Secara singkat program yang dijalankan adalah:
Detoksifikasi > Pasca Detoks > Rehabilitasi > Forum Silaturahmi > Program Terminal
Adapun prinsip dari Metode terapi  yang dilakukan adalah “berobat dan bertobat”.
·         Proses Detoksifikasi
Proses ini diawali dengan Block total (absentia totalis), yaitu pasien tidak boleh lagi menggunakan NAZA. Untuk menghilangkan gejala putus zat (withdrawal symptoms/sakau) digunakan obat penawar, bukan obat pengganti.
Terapi yang diberikan:
a.    Psikofarmaka jenis mayor tranqulizers yang nonadiktif.
b.    Obat anti depresan.
c.    Obat analgesik.
d.    Terapi somatik, bila ada kelainan fisik/komplikasi (terutama paru-paru dan liver).
e.    Mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
f.    Menghentikan merokok.
Proses yang terjadi selama fase ini adalah:
a.    Pasien lebih banyak ditidurkan.
b.    Gejala mental disorientasi muncul ketika bangun , seperti: mengigau, mencari-cari, dan sebagainya. (sekali lagi diingatkan bahwa dalam terapi ini, bahan adiktif dan NAZA serta turunannya tidak boleh digunakan sama sekali).
c.     Sakoi/sakau akan hilang hari pertama atau kedua: gejala disorientasi hilang pada hari ketiga dan keempat.
d.    Kesadaran penuh pada hari kelima dan keenam.
e.    Hasil tes urin akan bersih dari NAZA pada hari ketujuh (tergantung dosis, jenis atau kombinasi NAZA yang dipakai oleh pasien).
f.    Bila kemudian pasien menunjukkan hasil yang negatif, maka dilanjutkan dengan perawatan.
Peringatan:
a.    Selama perawatan, pasien ditunggu oleh keluarga, tidak boleh ditengok temannya (hal ini dilakukan untuk menghindari bujukan atau akses kembali ke penggunaan NAZA)
b.    Lakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan.
c.    Hentikan merokok.
d.    Hari 5, 6, 7 dan seterusnya pasien diajak dan dituntun shalat, do’a dan zikir. Bagi nonmuslim diserahkan pada rohaniawan sesuai dengan agama yang dianut pasien.

·         Rawat jalan
Minggu kedua dan ketiga berobat jalan untuk pemantapan. Minggu kedua sebaiknya tetap di rumah atau wisma. Selama waktu ini disarankan bagi pasien untuk:
a.    Tidak boleh keluar rumah (pasien istirahat total).
b.    Tidak boleh ada teman yang berkunjung.
c.    Tidak boleh ada telpon masuk maupun keluar.
d.    Hentikan merokok.
e.    Minum obat secara teratur sesuai resep.
f.    Memperbanyak ibadah seperti shalat, do’a, dan zikir.
(dalam interaksi sosial, usahakan pasien tidak mendapat akses tentang/terkait narkoba dalam bentuk apapun yang bisa menimbulkan keinginan untuk kembali menggunakannya)
g.    Memperbanyak do’a2 terapi, membaca buku keagamaan, buku/bacaan yang menguatkan iman, menyadarkan bahaya NAZA dan keharamannya, buku/bacaan psikologi dll).
h.    Hari ketujuh minggu kedua lakukan kontrol, evaluasi medik-psikiatrik dan tes urin; pasien diberi obat lanjutan dan psikoterapi serta psiko-religius.

·         Minggu ke-3
Pemantapan akhir:
a.    Pasien dapat keluar rumah didampingi keluarga.
b.    Tidak ada kontak dengan pemakai atau segala hal yang terkait dengan NAZA (transaksi dan sebagainya).
c.    Tidak boleh mengendarai motor dan mobil selama 3 bulan. (karena sistem saraf baru pulih setelah 3 bulan bebas secara total dari NAZA).
d.    Hari ketujuh pada minggu ketiga lakukan kontrol medik kembali.
e.    Masuk pesantren rehab Dadang Hawari 3 bulan.
f.    Keluarga harus mengupayakan terciptanya suasana religius dan sakinah.
Kekambuhan dapat terjadi pada tahap ini:
a.    Pasien bergaul kembali dengan pemakai atau bandar.
b.    Pasien tidak mampu menahan keinginan untuk memakai NAZA kembali, solusi yang dapat dilakukan memperbanyak shalat, do’a dan zikir untuk meredamnya (dapat pula dilakukan dengan cara2 lain yang relevan dengan program pemulihan).
c.    Pasien mengalami stress/frustasi (makanya diperlukan suasana lingkungan yang kondusif, bila terjadi hal2 yang tidak diinginkan segera bawa pasien ke dokter). Total waktu 3 minggu.
·         Bab II
Terapi pasca Detoksifikasi merupakan kegiatan lanjutan di wisma dan memiliki kurikulum khusus (kurikulum ini untuk lebih jelas dan lengkap dapat dirujuk langsung di dalam buku tersebut). Intinya adalah melanjutkan terapi medis, psikoterapi secara individual maupun kelompok, terapi psiko-religius, pendidikan jasmani, bagi orang tua/keluarga pasien akan menjalani program konsultasi keluarga dalam hal terkait tahapan ini.
Selama tahapan ini dapat meminta bantuan dari dokter ahli jiwa (psikiater), sarjana ahli jiwa (psikolog), asisten klinik (dokter umum), rohaniawan, atau sosial worker yang memiliki keahlian yang relevan dengan program ini.
·         Bab III
Pada bab ini dibahas rehabilitasi baik fisik, psikologi, sosial dan spiritual bagi pasien yang dilakukan di pesantren modern Dadang Hawari. Untuk melihat kurikulum yang diterapkan dapat dirujuk dalam buku tersebut.
·         Bab IV
Membahas forum silaturahmi dengan alumni pesantren beserta keluarganya.
·         Bab V
Program Terminal (Pasca Rehabilitasi) merupakan sarana pemantapan dan persiapan mantan pemakai sebelum akhirnya siap kembali dan agar diterima serta bersosialisasi kembali dengan anggota masyarakat. Mereka dibekali keterampilan sesuai minat dan bakat, kesiapan untuk bekerja atau melanjutkan belajar, mengembalikan kepercayaan diri, dan kekebalan baik fisik dan mental terhadap NAZA.
·         Daftar istilah
-pemakaian: Drag = Dragon (hirup lewat mulut), IV = intravena (suntik via pembuluh balik darah)
- bahan: opiat/opt = heroin (putaw), dihirup dan disuntikkan
Amp = ampethamin (sabu-sabu, ekstasy, inex), dihirup dan ditelan
Can =  cannabis (ganja), dihisap
·         4 sifat NAZA
Berikut adalah 4 sifat yang dimiliki dan ditimbulkan oleh pemakaian NAZA:
1.     Keinginan tak tertahankan terhadap zat yang dimaksud.
2.    Kecenderungan untuk menambah takaran/dosis.
3.    Ketergantungan psikis (di antara gejalanya: gelisah, murung, emosional)
4.    Ketergantungan fisik (munculnya gejala putus zat/sakoi)

·         3 kelompok penyalahgunaan/ketergantungan NAZA
1.     Ketergantungan primer: mereka yang mengalami gangguan kejiwaan (depresi/kecemasan) sehingga mereka mencoba mengobati diri sendiri dengan obat-obatan tanpa konsultasi dengan dokter/psikiater, dan kemudian mengalami ketergantungan/penyalahgunaan. Mereka ini tergolong pasien yang memerlukan terapi kejiwaan, bukan hukuman.
2.    Ketergantungan simtomatis. Kelompok ini adalah golongan antisosial/psikopatik/anorma. Mereka tidak hanya memakai, tapi juga menularkannya kepada orang lain. Mereka ini perlu diberikan sanksi/hukuman dan rawatansekaligus.
3.    Ketergantunga reaktif. Mereka ini menjadi pemakai karena dorongan ingin tahu pengaruh lingkungan dan kelompok pergaulan. Mereka terkategori sebagai korban yang membutuhkan perawatan dan rehabilitasi bukan hukuman.
·         Gangguan akibat NAZA:
-          GMO (gangguan mental organik)
-          GMP (gangguan mental perilaku)
·         Penyalahgunaan obat penenang/obat tidur
Pada hakikatnya obat-obatan itu berbeda jenis dan golongan. Adalah suatu kemestian bagi pengguna untuk mengetahui obat jenis apa yang sesuai dengan keluhan yang dihadapi. Oleh karena itu, dalam dalam memilih jenis obat atau konsultasi dengan dokter atau ahli farmasi merupakan cara yang paling aman dan efektif baik untuk mengobati keluhan atau menghindari penyalahgunaan yang tentunya akan membawa kerugian di kemudian hari.

Sebab2 Kematian (dikutip dari salah satu buku jalaluddin suyuthi):
a.    Karena pembunuhan, tertimbun, terbakar, atau tenggelam dan sebagainya. Ketika terjadi peristiwa itu, ruh secara mendadak kembali ke jantung semua dengan serentak. (mungkin maksudnya kematian karena kecelakaan –kutiper)
b.    Kelebihan salah satu dari 4 cairan tubuh (empedu kuning/shafra-i/choleris), darah (dam/sanguin), kelendir (balg hamy/pleghm) atau empedu hitam (sawda-i/melanchol) dan peristiwa ini bertepatan dengan ketetapan dari Allah Swt, maka akan musnahlah “al harakatul ghariziyah” sedikit demi sedikit, sehingga penyakit bertambah berat dan akhirnya keluarlah ruh.
c.    Mati alami dengan habisnya 4 keadaan manusia. Pada masa muda, panas dan lembab, sifatnya kehidupan dan berjalan sampai umur 15-20 tahun. Kemudian timbul kekeringan yang mengalahkan sifat panas, masanya 40 tahun yaitu tergolong masa muda. Kemudian menjadi dingin dan lembab, mulai tampak uban dan berkurangnya kekuatan, dalam kisaran umur 70-80 tahun. Kemudian muncul kering dingin maka zat tubuh menyusut sampat kemusnahannya pada usia kurang lebih 120 tahun.
(ditulis tgl 23nopember2013)

“9 Pilot Mencari Tuhan” Abdul Razaq: Miracle of Flight, Ahmad Bahar, Pena Multi Media, 2008
(dikutip@4nopember2010@Perpustakaan ImanJama, Lebak Bulus)

The sky is avast place but there is no room for error.
FYI:
Sebuah pesawat Boeing 747 berharga 300 juta dolar, menempuh rute Jakarta-Frankfurt selama 13-14 jam, menghabiskan bahan bakar 150 ton. Ketika take off di atas run way (landasan) dengan kecepatan 200 km/jam. Ketika cruising bisa mencapai kecepatan 1000 km/jam. Total beban sekitar 395 ton dan bisa memuat 405 kursi.
Matikan HP anda di dalam pesawat!
Berikut ini adalah beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan ponsel terhadap penerbangan anda:  
a.    Arah terbang melenceng.
b.    Indikator HSI (Horizontal Situation Indikator) terganggu.
c.    Bisa menyebabkan VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar.
d.    Gangguan sistem navigasi, gangguan frekuensi komunikasi, gangguan indikator bahan bakar, gangguan sistem komunikasi otomatis.
e.    Headset pengguna ponsel/atau alat2 elektronik lainnya dapat menyebabkan intruksi pengawas tidak terdengar oleh penumpang bersangkutan.
Sebuah ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio, tapi juga meradiasikan tenaga listrik untuk jangkauan BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjauh BTS dalam rentang jarak sejauh 35 km, akan tetapi pada ketinggian 3000 kaki (atau ketika terbang tinggi bagi penumpang pesawat) ia dapat menjangkau ratusan BTS di bawahnya.
Alat elektronik lain juga, seperti: CD player, gameboy, dapat mengganggu arah kompas komputer, gangguan indikator CDI (Course Deviation Jndicator) akibat gameboy.  
“We cannot change the wind, but we can change the wings”
Ditulis@23nopember2013, 5 pagi

Sempit perspektif
            Sempitnya standar ideal yang digunakan dalam memandang kecerdasan atau keberhasilan (prestasi) seorang pelajar menyebabkan kita tak dapat melihat potensi terselubung atau prestasi2 anak di bidang/hal2 lain. Contoh ketika kita menilai keberhasilan seorang anak pada prestasi akademik semata, sering kita lupa untuk melihat sisi positif (prestasi) lain, misalnya kemampuan komunikasinya, kemampuan musikalnya, atau bakat2/pencapaian lainnya. 23nop2013

Teaching & Learning Arts
-          Ada kemungkinan anak tidak senang belajar karena tidak tau manfaat/arah/tujuan proses belajar itu. Guru dapat mencari tahu tentang hambatan belajar ini dengan membuat daftar pertanyaan yg dijawab sendiri oleh murid ttg:
Bagaimana pendapat murid tentang (proses belajar) sekolah? Bagaimana/siapa/apa yang mendorong. Manfaat atau kerugian apa saja yang sudah dirasakan siswa setelah selama ini mengikuti kbm atau persekolahan. Harapan/keinginan mereka terkait guru/metode belajar/sekolah/buku paket/fasilitas/sarana prasarana pembelajaran di sekolah. Ingin jadi/mencapai apa mereka? Bantuan apa yang mereka harapkan/dapatkan dari pihak sekolah terkait apa yang ingin mereka capai itu?
Jika anak tidak dapat menentukan apa yang menjadi motivasi siswa, maka guru dapat membantu anak misalnya menjelaskan bahwa belajar dapat membantu menumbuhkembangkan potensi2 diri, mempersiapkan masa depan, menambah teman (baik sebaya, guru2 atau insan2 yang ada di lingkup lingkungan sekolah), bentuk ibadah dan cara membahagiakan ortu dpt mengutip ayat2 atau hadits ttg keutamaan menuntut ilmu) yg biasanya senang anaknya sekolah/berpendidikan lebih2 lagi bila dapat meraih prestasi cemerlang baik akademis maupun nonakademis, dan lain sebagainya.

-          SO:Trik memunculkan mood belajar murid:
a.    Mencari makna dari nama2 mereka, atau mcari tokoh yg memiliki nama sama/mendekati mereka.
b.    Ttl siswa, lihat peristiwa sejarah (baik internasional,nasional atau lokal (dekat dg kehidupan siswa di lingkungan tinggalnya)) bertepatan atau berdekatan ttl-nya tersebut.
c.    Mencari tahu ttl secara masehi atau hijry.
d.    Tulis cita2 (dan apa saja yg diperlukan untuk mendukung/mempercepat tercapainya cita2 tersebut).
e.    Tulis harapan2 setelah belajar/saran atau kritik konstruktif terhadap keseluruhan kbm hari itu.
f.    Membacakan hadits/ayat2/cerita2 positif (sebelum/ketika/setelah) sesi belajar.
g.    Lakukan stretching (sblm/ktika/stlh) kbm terlebih di jam2 akhir kbm hati tersebut.
h.    ....trik2 lain yg relevan,efektif,efisien.
-          Tiptrik menimbulkan kebiasaan islami pada siswa:
a.    Guru dapat melakukan simulasi (atau mungkin disebut teknik visualisasi Enstein jika merujuk Beyond Teaching & Learning) kegiatan sehari-hari dan menyelipkan do’a pada perbuatan tertentu. Contoh eksekusi: guru memulai dengan instruksi: “anak-anak, mari kita mencoba mempraktekkan do’a harian dengan cara melakukan visualisasi atau menggambarkan secara psikis  kegiatan2 kita sehari-hari. Oke, kita mulai. Bayangkan kita baru bangun tidur, apa yang do’a yang kita baca? ....anak2 menjawab. Oke, bagus, sekarang bersama-sama marilah kita melafalkan doa tersebut...membaca bersama. Begitulah, dilanjutkan dengan perbuatan2 lain yang padanya disunnahkan membaca do’a2..
b.     
-          ...

Alasan dan kemalasan...bagai dua sisi mata uang, kemalasan menyuburkan alasan, banyak alasan memupuk kemalasan. Dua-duanya saling mendukung, menghentikan langkah, memperlambat gerak pengemban salah satunya.

Beberapa poin tentang ekonomi:
-          Permasalahan mendasar ekonomi biasanya disandarkan kepada apa yang disebut dengan kelangkaan. Dari sudut pandang ekonomi Islam, kelangkaan ini bersifat relatif. Pandangan ini beranjak dari pemahaman bahwa Allah Swt telah menyediakan alam ini dalam keadaan memadai bagi pemenuhan kebutuhan manusia di dunia ini. Kelangkaan relatif yang terjadi pada dasarnya disebabkan oleh 3 hal pokok:
Ø  Ketidakmerataan/ketimpangan sumber daya (alam/manusia), misalnya ada daerah yang kaya potensi tenaga kerja tetapi miskin sumber daya alam.
Ø  Keterbatasan manusia terkait cipta, rasa, dan karsa manusia dalam upaya mengeksplorasi dan eksploitasi sumber daya yang ada.
Ø  Konflik antar tujuan hidup terkait jangka panjang (ukhrawi) dan jangka pendek (duniawi). Adakalanya kebahagiaan akhirat dapat tercapai dengan meninggalkan kesejahteraan dunia (bila berhadapan dengan opsi menghalalkan segala cara), misalnya: mengambil hak orang lain secara tidak sah (korupsi, mencuri misalnya) dapat meningkatkan kesejahteraan dunia, tapi beresiko terhadap kesejahteraan akhirat.
-          Kebijakan ekonomi ada dua: (1) fiskal: berkaitan pemasukan dan pengeluaran, dan (2) moneter: berkaitan jumlah uang yang beredar.
-          Tidak diakuinya sistem bunga dalam ekonomi Islam, (hikmahnya) adalah menjadi motivasi untuk berusaha lebih rajin kalau ingin mendapat tambahan yang halal dibandingkan untuk mendiamkan harta/uang tersebut di tangan dalam keadaan konstan (tidak produktif).
-          Dampak inflasi:
Ø  Menurunnya kesejahteraan karena menurunnya daya beli masyarakat, terlebih bagi mereka yang berpendapatan kecil dan tetap.
Ø  Pemilik pendapatan minim yang tetap akan terhimpit, sedangkan pemilik kekayaan tetap (seperti emas atau tanah) tetap dapat bertahan.
-          Pada perbankan syariah nasabah harus berusaha lebih untuk menambah jumlah tabungan dan bank juga harus berusaha lebih untuk mendapat keuntungan yang nanti akan dibagi dengan nasabah sesuai kesepakatan % keuntungan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...