Ayat-ayat
dan Mukjizat Palsu dari Para Nabi Palsu
·
Thulaihah bin Khuwailid:
....” Walhammam, walhammam,
wash shurad ashu shuwwam, layablughunna mulkunal iraq wasy syam.” (Demi
burung merpati, demi burung tekukur dan demi burung shurad (burung pembawa sial) yang
tak mau makan dan minum, kerajaan kami akan sampai Irak dan Syam)
·
Kahmasy al-Kilabi:
Ia
mengaku menjadi nabi, dan ia mengklaim bahwa Allah telah berfirman kepadanya, “Ya
ayyuhal ja’i’, isyrab labanan tasyba’, wa la tadhribilladzi la yanfa’, fainnahu
laisa bi muqni.” (hai orang-orang yang lapar, minumlah susu kamu pasti
kenyang, dan jangan memukul sesuatu yang tak bermanfaat, karena itu tindakan
tidak berguna).
Untuk
membuktikan kenabiannya, ia dilemparkan ke tengah-tengah binatang buas tapi
mereka tidak mau memakannya. Padahal, sebelum itu ia telah memolesi dirinya
dengan olesan yang terdiri dari minyak pohon ghar (pohon beraroma harum,
berminyak serta bisa digunakan menghilangkan rasa sakit, penj.), landak bakar,
buih laut, rumah kerang bakar yang sudah ditumbuk serta sedikit dedaunan yang
pahit-pahit; tatkala mereka mendekat kepadanya dan mencium bau-bauan yang tak
menyenangkan itu, binatang-binatang itu pun melarikan diri.
· Hudzail
bin Ya’fur dari Bani Sa’d bin Zuhair
Al-Ashmu’i
menceritakan berita tentangnya: Hudzail telah membuat saingan surat Al-Ikhlas
yang berbunyi: “Qul huwallahu ahad, ilahun kal asad, jalisun ‘alarrashd, la
yafutuhu ahad.” (kakatakanlah: ‘Dialah Allah Yang Mahatunggal, Dia adalah
Tuhan seperti singa, Dia duduk di atas jalan, dan Dia menguasai semua orang).
Ia juga
membuat saingan surat Al-Kautsar: “Inna a’thainakal jawahir, fashalli
lirabbika wa jahir, fama yaruddannaka illa kullu fajir.” (kami telah
memberikanmu banyak mutiara, maka shalatlah kepada Tuhanmu dan keraskanlah
suaramu, dan hanya orang yang jahatlah yang menentangmu), kemudian As-Sanawi
memeranginya hingga ia tewas, dan sesudah ia disalib di atas tiang, seseorang
melintas di dekatnya dan mendendangkan, “inna a’thainakal ‘amud, fashalli
lirabbika min qu’ud, bila ruku’ wa la sujud, fa ma araka ta’ud.” (kami
telah memberimu tiang, maka shalatlah kepada Tuhanmu dengan cara duduk, tanpa
rukuk dan sujud, dan kami yakin kamu tidak akan kembali).
· Hanzhalah
bin Yazid Al-Kufi
Mengaku
sebagai nabi, bukti kenabiannya ia demonstrasikan dengan memasukkan sebutir
telur lembek ke dalam kotak kaca, lalu mengeluarkannya dalam kondisi keras.
Padahal, sebelum itu ia telah merendam telur tersebut di dalam cuka agar
kulitnya menjadi lentur, lalu ia menuangkan air ke dalam kotak kaca itu dan
memasukkan telur tersebut ke dalamnya, karena itu, bila telur bertemu dengan
air ia menjadi keras lagi.
Bukti Kebenaran Nabi Muhammad Saw
Bukti
kebenaran beliau Saw lebih terang dari matahari. Beliau muncul pertama kali
sebagai seorang miskin dan dimusuhi semua orang. Lalu beliau diberi janji oleh
Allah akan diangkat menjadi raja dan beliau benar-benar menjadi seorang raja.
Beliau diberitahu tentang sesuatu yang akan terjadi lalu benar-benar terjadi.
Pada saat menjadi nabi, jauh dari sifat rakus, cita-cita rendah, amanah, bersih
dan terhormat. Mukjizat-mukjizatnya diketahui orang terdekat hingga orang
terjauh.
Al-Qur’an
yang diturunkan Allah Swt kepadanya, membingungkan akal para pakar bahasa.
Membuat satu ayat menyamainya saja mereka tidak bisa, apalagi untuk membuat
satu surat. Tantangan sebagaimana firman Allah Swt dalam Yunus: 38 dan Al-Baqarah: 24. Dan sebagaimana
diberitakan, tak ada yang sanggup memenuhi tantangan ini.
Beliau juga menyampaikan firman Allah Swt, “Maka
inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu,”
(Al-Baqarah: 94-95), dan
ternyata memang tak ada seorang pun yang menginginkannya. Sebab, seandainya ada
yang mengatakan, “Aku telah menginginkannya,“ maka tantangannya ini sudah
terjawab. Pada malam Perang Badar, beliau telah mengatakan, “Besok si Anu akan
tewas di tempat ini!” Maka yang terjadi memang seperti yang dikatakannya. (bisa
dilihat di riwayat Muslim 1779).
Beliau
juga mengatakan, “Bila Kisra (gelar raja Persia) yang ini telah binasa tak akan
ada Kisra lagi, dan jika Kaisar (gelar raja Romawi) yang ini telah meninggal
tak akan ada Kaisar lagi.” (Bukhari Muslim) Ternyata sesudah mereka memang tak
pernah ada lagi penguasa yang kuat dan mampu bertahan lama.
Salah satu
bukti terbesar adalah beliau tak menginginkan dunia, biasa tidur dalam kondisi
lapar, memberi orang lain bila sedang punya, memakai pakaian bulu dan mengisi
malam-malam dengan berbagai macam ibadah. Penolakan beliau terhadap dunia ini
adalah bukti beliau memang orang yang mengajak manusia untuk mementingkan
akhirat.
Sekian,
salam takzim, anassekuduk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar