Jumat, 26 Juni 2020

RAHMAT ALLAH SWT DAN MENCINTAI RASULULLAH SAW [Minhajul Qashidin; Ibnu Qudamah]


RAHMAT ALLAH SWT DAN
 MENCINTAI RASULULLAH SAW
[Minhajul Qashidin; Ibnu Qudamah, Pustaka Alkautsar, cet. Xviii 2011]
     KELUASAN RAHMAT ALLAH
.....bacalah dengan rendah hati, pikiran yang tenang dan lapang,,,,berikut ialah merupakan kutipan langsung, rekan pengunjung bisa membaca bahasan ini di halaman 516 di buku tersebut....
cuplikan lomba kaligrafi @masjid Jamiatulkhairiyah Sekuduk
Kami akhiri uraian buku ini dengan menyebutkan keluasan rahmat Allah Swt, agar dengan begitu kita bisa mengharapkan karuniaNya. Sebab kita tidak mempunyai amal yang bisa kita harapkan ampunannya, selain dengan mengharapkan rahmat dan kemurahanNya. Allah berfirman:
قُلْ يَعِبَادِيَ الَّذِيْنَ أَسْرَفُوْا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. (الزمر:٥٣)
 “Katakanlah, ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)
Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda,

لَمَّا قَضَى اللهُ الْخَلْقَ كَتَبَ فِي كِتَابٍ فَهُوَ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ إِنَّ رَحْمَتِي غَلَبَتْ غَضَبِي.
 (رواه البخاري و مسلم والترمذي وأحمد)   
“Setelah Allah Azza wajalla menciptakan makhluk, maka Dia menulis di dalam sebuah Kitab, yang Kitab ini di sisiNya di atas Arsy, ‘Sesungguhnya rahmatKu lebih besar daripada kemurkaanKu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda,
إِنَّ لِلَّهِ مِائَةَ رَحْمَةٍ أَنْزَلَ مِنْهَا رَحْمَةً وَاحِدَةً بَيْنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالْبَهَائِمِ وَالْهَوَامِ فَبِهَا يَتَعَاطَفُوْنَ وَبِهَا يَتَرَاحَمُوْنَ وَبِهَا تَعْطِفُ الْوَحْشُ عَلَى وَلَدِهَا وَأخَّرَ اللهُ تِسْعًا وَتِسْعِيْنَ رَحْمَةً يَرْحَمُ بِهَا عِبَادَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
 (رواه البخاري و مسلم)     
“Sesungguhnya Allah mempunyai 100 rahmat. Dia menurunkan 1 rahmat yang dari 100 itu di antara manusia, jin, serangga dan binatang. Dengan 1 rahmat itu mereka saling berkasih-kasihan dan saling menyayangi. Dengan 1 rahmat itu binatang buas mengasihi anak-anaknya. Dia menangguhkan 99 rahmat, yang dengannya Dia merahmati hamba-hambaNya pada Hari Kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
 Dari Ibnu Abbas, dia berkata, Rasulullah Saw bersabda,
“Sesungguhnya Rabb kalian Tabaraka wa Ta’ala Maha Pengasih. Siapa yang berniat mengerjakan kebaikan dan belum sempat mengamalkannya, maka ditetapkan 1 kebaikan baginya. Jika dia sudah mengamalkannya, maka ditetapkan 10 kebaikan hingga 700 kali baginya. Siapa yang berniat mengerjakan keburukan dan belum mengamalkannya, maka ditetapkan 1 kebaikan baginya, dan jika dia mengamalkannya, maka ditetapkan 1 keburukan baginya atau Allah menghapuskannya, dan tidak ada yang membinasakan terhadap Allah melainkan dia akan binasa.”
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi Saw, bahwa ada seorang laki-laki yang melakukan dosa lalu dia berkata, “Wahai Rabb-ku, aku telah melakukan dosa, maka ampunilah aku!”
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “HambaKu tahu bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumnya. Aku telah mengampuni dosa hambaKu.”
Kemudian hamba itu diam seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian dia melakukan dosa lagi, lalu dia berkata, “Wahai Rabb-ku, aku telah melakukan dosa, maka ampunilah aku!”
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “HambaKu tahu bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukumnya. Aku telah mengampuni dosa hambaKu.”
Kemudian hamba itu diam seperti yang dikehendaki Allah. Kemudian dia melakukan dosa lagi, lalu dia berkata, “Wahai Rabb-ku, aku telah melakukan dosa, maka ampunilah aku!”
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “HambaKu tahu bahwa dia memiliki Rabb yang mengampuni dosa hambaKu. Maka hendaklah dia berbuat menurut kehendaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di dalam “Ash-Shahihain” dari hadits Umar bin Khattab ra dia berkata, “Ketika ada beberapa tawanan dibawa ke hadapan Rasulullah Saw, ada seorang wanita yang mondar-mandir ke sana kemari hingga pada akhirnya dia menemukan seorang bayi di antara para tawanan. Lalu wanita itu mengambil bayi tersebut, mendekapkannya di perut lalu menyusuinya. Lalu Rasulullah Saw bertanya, ‘Apakah menurut kalian wanita ini akan melemparkan anaknya ke kobaran api?’
Kami menjawab, “Tidak, demi Allah.”
Beliau bersabda, “Allah lebih menyayangi hamba-hambaNya daripada wanita ini yang menyayangi anaknya.”
Disebutkan pula di dalam “Ash-Shahihain” dari hadits Abu Dzar ra dari Nabi Saw beliau bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ قُلْتُ وَ إِنْ زَانَى وَ إِنْ سَرَقَ؟ قَالَ وَ إِنْ زَانَى وَ إِنْ سَرَقَ, قُلْتُ وَ إِنْ زَانَى وَ إِنْ سَرَقَ؟ قَالَ وَ إِنْ زَانَى وَ إِنْ سَرَقَ ثَلَاثًا ثُمَّ قَالَ فِي الرَّبِعَةِ عَلَى رَغْمِ أَنْفِ أَبِي ذَرٍّ.
(رواه البخاري و مسلم)     
“Tidaklah seorang hamba berkata, ‘La ilaha illallah’, kemudian dia mati berdasarkan perkataannya itu melainkan dia masuk surga.’ Aku bertanya, “Sekalipun berzina dan mencuri?” Beliau menjawab, “Sekalipun berzina dan mencuri, sekalipun berzina dan mencuri, sekalipun berzina dan mencuri”. Kemudian pada keempat kalinya beliau bersabda, “Sekalipun Abu Dzar merasa keberatan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits Utbah bin Malik ra, Nabi Saw bersabda,
إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهَ.
(رواه البخاري و مسلم)     
“Sesungguhnya Allah mengharamkan api atas orang yang berkata, ‘La ilaha illallah’, yang dengan perkataan itu dia mencari Wajah Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ شَعِيْرَةً ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً ثُمَّ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَكَانَ فِي قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذَرَّةً.
(رواه البخاري و مسلم)     
“Akan keluar dari neraka orang yang berkata, ‘La ilaha illallah’, dan di dalam hatinya ada kebaikan sekalipun seberat satu biji jelai. Kemudian akan keluar dari neraka orang yang berkata, ‘La ilaha illallah’ dan di dalam hatinya ada kebaikan sekalipun seberat satu biji gandum. Kemudian akan keluar dari neraka orang yang berkata, ‘La ilaha illallah’ dan di dalam hatinya ada kebaikan sekalipun seberat dzarrah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
إِذَا كَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَمْ يَبْقَ مُؤْمِنٌ إِلَّا أُتِيَ بِيَهُدِيٍّ أَوْ نَصْرَانِيٍّ حَتَّى يُدْفَعَ إِلَيْهِ يُقَالُ لَهُ هَذَا فِدَاؤُكَ مِنَ النَّارِ.
(رواه مسلم وأحمد و البغوي)     
“Pada Hari Kiamat tidak ada seorang mukmin pun yang menyisa melainkan didatangkan seorang Yahudi atau Nasrani, sehingga dia didorong ke hadapannya, seraya dikatakan, ‘Ini tebusanmu dari api neraka’.” (HR. Muslim, Ahmad, dan Al-Baghawi)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash, dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wajalla membebaskan seseorang dari umatku di hadapan semua makhluk pada Hari Kiamat, lalu menebarkan 99 kerikil di atasnya. Setiap kerikil dapat terlihat mata. Kemudian Allah bertanya, “Apakah kamu mengingkari sedikit pun dari hal ini? Adakah para malaikatKu yang menjaga telah berbuat zhalim kepadamu?”
Hamba itu menjawab, “Tidak wahai Rabbi.”
Allah bertanya, “Apakah engkau mempunyai alasan atau kebaikan?”
Hamba itu kebingungan, lalu dia menjawab, “Tidak wahai Rabbi.”
Allah berfirman, “Baiklah. Sesungguhnya kamu mempunyai 1 kebaikan di sisi Kami. Tidak ada kezhaliman atas dirimu pada hari ini.” Lalu ada kartu yang dikeluarkan, yang di atasnya tertulis, ‘Asyhadu alla ilaha illalah wa anna Muhammad abduhu wa rasuluh’. Allah berfirman lagi, “Datangkan dia.”
Hamba itu bertanya, “Apa maksud kartu dan kerikil-kerikil ini?”
Dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya engkau tidak akan dizhalimi pada hari ini. Kemudian kartu diletakkan di satu telapak dan kerikil-kerikil itu di letakkan di telapak lain. Kerikil-kerikil itu lebih ringan dan kartu itu lebih berat. Tidak ada yang lebih berat bersama asma Allah.” (Diriwayatkan Tirmidzi, Ibnu Majah, Hakim, Ibnu Hibban, Al-Baghawi)[1]
Al-Fudhail bin Iyadh melihat tasbih yang dilakukan manusia dam tangis mereka pada hari Arafah. Lalu dia berkata, “Apakah menurut pendapat kalian andaikan mereka mendatangi seseorang yang bodoh dan meminta kepadanya, apakah orang itu akan menjawab permintaan mereka?”
Ada yang menjawab, “Tidak.”
Al-Fudhail berkata, “Demi Allah, ampunan di sisi Allah itu lebih mudah daripada pemenuhan orang bodoh terhadap permintaan mereka.”
Dari Ibrahim bin Adha,. Dia berkata, “Aku menyempatkan diri untuk thawaf pada malam yang gelap gulita dan turun hujan yang deras. Namun begitu aku tetap thawaf hingga waktu sahur. Kemudian aku mengangkat tangan ke langit seraya berkata, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu untuk melindungiku dari segala yang Engkau benci.” Tiba-tiba ada suara dari udara, “Engkau meminta perlindungan kepadaKu dan setiap makhluk meminta perlindungan kepadaKu. Jika Aku melindungimu, lalu kepada siapa Aku memberikan karunia?”
Semua hadits ini, ditambah lagi dengan apa yang disebutkan dalam pasal keluasan rahmatNya. Kami berharap kepada Allah agar tidak memperlakukan kita menurut hak yang kita tuntut dan agar melimpahkan karunia kepada kita sesuai dengan kelayakannya. Kami memohon kepada Allah dari perkataan kami yang tidak selaras dengan perbuatan kami, dari segala kepura-puraan yang biasa dilakukan manusia, dari segala ilmu dan amal seperti yang kita kehendaki, kemudian bercampur dengan hal-hal yang mengotorinya. Dengan kemurahanNya kami memohon kemurahanNya, sesungguhnya Dia Mahadekat lagi Maha Mengabulkan. Segala puji bagi Allah Rabbul Alamin dengan pujian yang banyak, baik lagi penuh barakah, seperti yang yang dicintai dan diridhai Rabb. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada pemimpin kita, Muhammad, kerabat dan para sahabatnya.

     MENCINTAI RASULULLAH
Jadilah orang yang mencintai Rasulullah Saw selagi engkau berada di dunia dan mengagungkan sunnah beliau, agar beliau memberikan syafaat kepadamu di akhirat. Sesungguhnya beliau mempunyai syafaat yang didahulukan daripada semua nabi. Beliau memohonkan ampunan kepada Allah bagi umatnya yang melakukan dosa besar, lalu Allah pun menyelamatkan mereka. Maka perbanyaklah mencari teman-teman yang shalih, karena setiap orang mukmin juga mempunyai syafaat. Janganlah sekali-kali engkau tertipu dengan sikap santai dan menunda-nunda, yang dianggap sama dengan harapan. Orang yang mengharap tentunya akan mencari. Hindari kezhaliman. Sesungguhnya orang yang melakukan suatu kezhaliman lalu dia mati sebelum sempat mengembalikannya, maka orang-orang yang dizhalimi akan mengepungnya. Yang satu berkata, “Ini dia yang menzhalimiku.” Yang lain berkata, “Ini dia yang mengolok-olokku.” Yang lain berkata, “Ini yang telah menipuku.” Engkau tidak akan selamat dari kejaran mereka. Jika engkau menganggap engkau bisa melepaskan diri, maka akan dikatakan, “Hari ini tidak ada kezhaliman.”
Dari Abu Said Al-Khudri, dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda,
يَخْلُصُ الْمُؤْمِنُوْنَ مِنَ النَّارِ فَيُحْسَبُوْنَ عَلَى قَنْطَرَةٍ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَيُقَصُّ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ مَظَالِمُ كَانَتْ بَيْنَهُمْ فِى الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا هُذِّبُوا وَنُقُّوا أُذِنَ لَهُمْ فِى دُخُوْلِ الْجَنَّة.
(رواه البخارى وأحمد والبغاوي)
“Orang-orang mukmin selamat dari neraka pada Hari Kiamat, lalu mereka tertahan di atas jembatan antara surga dan neraka. Sebagian di antara mereka meminta qishash dari yang lain atas kezhaliman di antara mereka selagi di dunia, hingga setelah mereka bersih dan suci, mereka pun diizinkan masuk surga.” (HR. Bukhari, Ahmad, dan Al-Baghawi)
Dari Abu Hurairah ra bawa Nabi Saw bersabda,
أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لَا دِرْهَامَ لَهُ وَ لَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَ يَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَ أَكَلَ مَالَ هَذَا وَشَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ.
(رواه مسلم والترمذي وأحمد)    
“Tahukah engkau siapa orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab, “Orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak lagi mempunyai dirham dan barang dagangan.” Beliau bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku ialah yang datang pada Hari Kiamat dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, sementara dia telah mencaci maki ini, menuduh ini, memakan harta ini, menumpahkan darah ini, memukul ini. lalu diberikannya dari kebaikan-kebaikannya kepada orang yang dizhaliminya dan jika kebaikan-kebaikannya sudah habis sebelum habis pengadilan atas dirinya, maka dari kesalahan-kesalan mereka diambil lalu dilemparkan kepadanya, kemudian dia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ahmad)
Dari Abu Hurairah ra dari Nabi Saw, beliau bersabda,
لَتُؤَدُّنَّ الْحُقُوْقَ إِلَى أَهْلِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ.
(رواه البخاري و مسلم والترمذي وأحمد)   
“Kamu benar-benar akan memenuhi hak kepada orang yang berhak menerimanya pada Hari Kiamat, sehingga seekor kambing yang tidak berbulu akan digiring sebagai ganti dari domba yang bertanduk.” (HR. Bukhari, Muslimm Tirmidzi dan Ahmad)
Semua hadits ini terdapat dalam kitab-kitab hadits shahih. Maka perhatikanlah baik-baik, semoga Allah memberikan taufiq kepadamu, dan telitilah lagi keselamatan kebaikan-kebaikanmu dari riya’ dan ghibah. Bangunkan dirimu dan jangan buang-buang waktu. Sesungguhnya orang yang perlu dikasihani adalah orang yang lebih mementingkan kelezatan yang pasti akan berakhir dan membeli azab yang pedih dengannya. Kita memohon keselamatan dan taufiq kepada Allah.



[1] Yakni hadits bithaqah (kartu) syahadat “Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq kecuali hanya Allah dan bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusannya”. Haditsnya diriwayatkan Tirmidzi 2/106, Ibnu Majah 4300, Ahmad 2/213, al-Hakim 1/6. (Lihat Ash-Shahihah al-Albani no. 135)
Teks Hadits:
إِنَّ اللهَ سَيُخْلِصُ رَجُلاً مِنْ أُمَّتِي عَلٰى رُءُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَنْشُرْ عَلَيْهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ سِجِّلاً كُلُّ سِجِّلٍ مِثْلُ مَدِّ الْبَصَرَ ثُمَّ يَقُوْلُ أَتُنْكِرُ مِنْ هٰذَا شَيْئًا أَظَلَمَكَ كَتَبَتِي الْحَافِظُوْنَ فَيَقُوْلُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُوْلُ أَفَلَكَ عُذْرٌ فَيَقُوْلُ لاَ يَا رَبِّ فَيَقُوْلث بَلٰى إِنَّ لَكَ عِنْدَنَا حَسَنَةٌ فَإِنَّهُ لاَ ظُلْمَ عَلَيْكَ الْيَوْمَ فَتَخْرُجُ بِطَاقَةٌ فِيْهَا أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ فَيَقُوْلُ احْضُرْ وَزْنَكَ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّ مَا هٰذِهِ الْبِطَاقَةُ مَعَ هٰذِهِ الْسِّجِلاَّتٌ فَقَالَ إِنَّكَ لاَ تُظْلَمُ قَالَ فَتُوْضَعُ الْسِّجِلاَّتُ فِي كَفَّةٍ وَالْبِطَاقَةُ فِي كَفَّةِ فَطَاشَتِ السِّجِلاَّتُ وَثَقُلَتِ الْبِطَاقَةُ فَلاَ يَثْقُلُ مَعَ اسْمِ اللهِ شَيْءٌ.
“Sesungguhnya Allah akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan manusia pada hari kiamat. Kemudian dibentangkan kepadanya sembilan puluh sembilan catatan [dosa]. Tiap catatan bagai pandangan sejauh mata. Kemudian Allah berfirman. “Apakah kamu memungkiri sesuatu dari catatan ini? Apakah para malaikat pencatat menganiayamu?” Orang itu menjawab, “Tidak wahai Tuhanku.” Allah bertanya lagi, “Adakah kamu mempunyai udzur?” Orang itu menjawab, “Tidak wahai Tuhanku.” Lalu Allah berfirman: “Benar. Sesungguhnya kamu di sisi-Ku mempunyai suatu kebaikan. Karena itu tidak ada penganiayaan atas kamu pada hari ini.” Kemudian dikeluarkan sepotong kertas yang di situ terdapat Asyahu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya). Allah berfirman: “Datangkanlah timbanganmu.” Orang itu berkata, “Apakah secarik kertas dibandingkan dengan catatan-catatan ini?” Kemudian Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu tidak akan teraniaya.” Nabi bersabda: “Lalu catatan-catatan itu diletakkan dalam neraca yang lain, maka catatan-catatan itu melayang dan secarik kertas itulah yang lebih berat, sehingga tidak ada sesuatu yang berat dibanding nama Allah.” (HR. Ibnu Majah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...