Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
oleh
Michael H. Hart
|
KOMENTAR MEDIA MASSA
Siapakah yang paling
berpengaruh dalam sejarah? Hart menyusun daftar urut (peringkat) seratus
tokoh dengan argumentasi yang meyakinkan, tetapi juga mengundang perdebatan.
Apa alasan Hart menempatkan
Nabi Muhammad pada peringkat pertama? Mengapa pula Nabi Isa menempati
peringkat ke-3, sedangkan Isaac Newton peringkat ke-2, John F. Kennedy
termasuk ke dalam seratus tokoh, tetapi mengapa Mahatma Gandhi tidak? Siapa
yang lebih berpengaruh, Karl Marx atau Kong Hu-Cu? `Umar bin Khattab atau
Alexander yang Agung?
Seratus Tokoh penuh dengan
argumentasi, penuh pula dengan humor, diterjemahkan dengan gaya kocak Mahbub
Djunaidi. Dan inilah antara lain pendapat pers:
Keseratus bahasan
riwayat hidup ini mudah dicerna, singkat-padat dan tajam; sedang bukunya
sendiri akan merupakan tambahan yang berharga bagi lemari referensi pembaca.
Roger Bonham, dalam Columbus
Dispatch
Cara Hart menempatkan
kedudukan seseorang tampaknya seperti keterlaluan bagi sementara orang …,
tetapi buku ini merangsang pikiran dan sangat mengasyikkan.
Douglas Cox, dalam Los
Angeles Times
Judulnya saja buku
Seratus Tokoh, tetapi nilainya bisa jadi paling sedikit sama dengan seribu
perbedaan pendapat. Dan justru itu yang diharapkan penulisnya.
Scholastic Magazine
Para pejuang hak-hak
wanita boleh mencatat kenyataan dicantumkannnya hanya dua orang wanita dalam
daftar Hart.
Do Carter, dalam Seattle
Post-Intelligencer
Buku Hart, disamping
merupakan rangkuman sejarah dunia yang bermanfaat, juga merupakan sumber
perdebatan sengit yang tak akan ada habisnya.
Detroit Free Press
Seratus Tokoh adalah
sebuah buku yang memuat peringkat tokoh-tokoh sejarah menurut ahli astronomi
Michael H. Hart, dan mengundang para pembaca untuk melawan pilihannya.
Kenneth L. Woodward, dalam Newsweek
Karya Hart mengagumkan
dalam hal tidak chauvinistisnya ... Sebuah buku tebal yang besar dan berat
penuh fakta-dan-pertentangan yang disebut Seratus Tokoh dan ditakdirkan untuk
menjadi sebuah buku yang laris.
Shaun Usher, dalam Daily
Mail
DASAR PEMIKIRAN
Dalam
bukunya Tentang Sastra Inggris, Voltaire --tatkala berada di negeri itu tahun
1726-- mendengar ada diskusi di kalangan cendikiawan perihal: siapa manusia
paling jempolan. Caesar? Alexander? Tamerlane? atau Cromwell? Salah seorang
peserta bilang, tak syak lagi pastilah Sir Isaac Newton jago bin jagonya.
Voltaire akur dengan pilihan ini dengan pertimbangan, "Memang dialah
yang membimbing kita punya pikiran dengan kekuatan kebenaran, bukan
membelenggunya dengan kekerasan. Karena itu sepatutnya kita menaruh hormat
dan salam ta'zim dan berhutang budi tak terperikan."
Apa betul
Voltaire yakin Sir Isaac Newton manusia terjempol di jagad, ataukah sekedar
mencoba, menampilkan permasalahan filosofis karena penunjukan itu akan
memancing pertanyaan-pertanyaan susulan: dari sekian milyar manusia yang
pernah lahir di dunia, siapa diantara mereka yang punya Pengaruh terhadap
jalannya sejarah?
Buku ini
merupakan jawaban saya. Ada seratus anak manusia dalam daftar yang saya susun
dan saya yakin keseratus orang itu menentukan arah jalannya sejarah. Perlu
saya tegaskan, mereka itu bukanlah manusia-manusia dalam artian
"terbesar," melainkan dalam arti paling berpengaruh dalam sejarah.
Misalnya, saya cantumkan Stalin dalam daftar, karena pengaruhnya dalam
sejarah, tak peduli dia itu bengis dan jahanam. Di lain pihak, orang suci dan
keramat seperti Bunda Carini, tidak.
Buku ini
semata-mata berurusan dengan pertanyaan siapa seratus orang itu yang telah
pegang peranan mengubah arah sejarah dunia. Dari seratus orang itu saya susun
urutannya menurut bobot arti pentingnya, atau dalam kalimat lain: diukur dari
jumlah keseluruhan peran yang dilakukannya bagi ummat manusia. Kelompok
seratus orang istimewa ini saya susun dalam daftar saya, tak peduli apakah
dia seorang bijak bestari atau terkutuk, tak peduli apakah dia kesohor atau
gurem, gemerlapan atau biasa-biasa saja. Yang jelas, kesemua mereka adalah
anak-anak manusia yang telah memberi bentuk kepada kehidupan kita, meraut
lonjong-bulatnya wajah dunia.
Sebelum
menyusun daftar urutan, tentu saja perlu ada patokan dasar, siapa yang layak
dicantumkan dan atas alasan apa. Patokan dasar pertama sudah barang tentu
memang manusianya benar-benar pantas. Tetapi, patokan dasar ini tidak
selamanya mudah. Misalnya: apakah pujangga bijak Lao Tzu dari Cina
betul-betul pernah hidup di dunia? Apakah bukannya sekedar tokoh dongeng?
Bagaimana pula tentang Homer, tentang Aesop yang kesohor dengan julukan
penulis kisah dunia binatang? Menghadapi masalah musykil seperti itu,
terpaksa saya menempuh jalan dugaan --saya harap bukan duga sembarang duga--
karena saya pun menghimpun informasi dari sana-sini seberapa bisa.
Pribadi-pribadi
anonim juga di luar hitungan. Boleh jadi penemu roda --jika benar roda
dirancang oleh seorang individu-- tidak bisa tidak layak digolongkan tokoh
yang tak kalah pentingnya dengan mereka yang tercantum dalam daftar, tetapi
diukur dari patokan dasar yang saya letakkan, saya sisihkan dari bahan pertimbangan.
Tak kecuali penemu cara tulis-menulis.
Dalam
penyusunan daftar ini saya bukan semata memilih tokoh paling kenamaan dan
kemilau dalam sejarah. Ketenaran, bakat, kedermawanan, tidaklah bisa
disamakan dengan pengaruh. Karena itu, nama-nama seperti Benjamin Franklin,
Martin Luther King Jr., Babe Ruth, bahkan Leonardo da Vinci tidak termasuk
dalam seratus tokoh saya, walau beberapa diantaranya saya cantumkan dalam
kelompok "Tokoh-tokoh Terhormat" sesudah Seratus Tokoh. Lagi pula,
apa yang saya sebut pengaruh tidaklah mesti selalu berkaitan dengan
kelembutan, baik hati, belas kasih. Itu sebabnya keparat jenius seperti
Hitler masuk syarat kelompok Seratus Tokoh.
Atas dasar
pertimbangan yang dimaksud pengaruh itu mesti mengandung jangkauan mondial,
pribadi-pribadi hebat, politikus-politikus lokal tidaklah masuk hitungan.
Tetapi bisa juga terjadi --misalnya pada diri Peter Yang Agung dari Rusia--
biarpun pengaruh utamanya tertuju pada negerinya sendiri, namun riaknya bisa
terasa ke luar batas tanah airnya. Alasan ini mendorongnya bisa masuk daftar
saya.
Saya tidak
semata membatasi daftar pada tokoh-tokoh yang punya pengaruh terhadap peri
kehidupan kemanusiaan masa kini. Pengaruh atas generasi masa lampau saya
anggap punya harga sama, dan saya perhitungkan.
Bagaimana
tentang masa depan? Dalam kerja penyusunan tingkat-tingkat urutan daftar ini,
baik menyangkut pria maupun wanita, saya anggap pengaruh karya dan cipta
mereka juga menyentuh generasi dan peristiwa masa depan. Berhubung
pengetahuan kita tentang masa depan teramatlah terbatasnya, terang tak
sanggup saya mereka-reka kesinambungan pengaruh mereka dengan segala
kepastian. Sementara itu, rasanya aman kalau saya meramalkan bahwa listrik
--misalnya saja-- masih tetap punya arti penting lima ratus tahun mendatang,
karena itu persembahan pendekar ilmu seperti Faraday dan Maxwell akan tetap
punya pengaruh terhadap peri kehidupan keturunan kita di masa jauh mendatang.
Dalam hal
memutuskan di mana tempat pribadi seseorang, saya cenderung pada pertimbangan
sejauh mana sumbangsihnya pada gerakan-gerakan historis. Secara umum,
perkembangan historis besar tak pernah dilontarkan oleh perbuatan seseorang
semata-mata. Hanya karena buku ini membahas dan berurusan dengan individu,
dengan pengaruh perbuatan pribadi, saya mencoba memisah-misahkan sejauh mana
peranan seseorang dalam proporsi peranan yang telah diperbuatnya. Oleh sebab
itu, pribadi-pribadi tidaklah diletakkan pada tempat yang setara melainkan
berkaitan dengan sejauh mana mereka terlibat dalam arti penting kejadian atau
perkembangan. Karena itu, bisa terjadi seseorang yang secara nyata
bertanggung jawab terhadap sesuatu peristiwa atau perkembangan, saya
tempatkan pada urutan tingkat lebih tinggi daripada seseorang yang kurang
pegang peranan walau berada dalam suatu gerakan penting.
Contoh
paling menyolok dapat disaksikan pada pilihan saya menempatkan Nabi Muhammad
dalam urutan tingkat lebih tinggi ketimbang Nabi Isa. Ini sebagian pokoknya
lantaran saya percaya Muhammad punya pengaruh pribadi lebih besar dalam hal
pembinaan Agama Islam dari pada Nabi Isa terhadap Agama Kristen. Ini --tentu
saja-- bukan lantas berarti saya menganggap Nabi Muhammad itu merupakan
manusia lebih besar dibanding Nabi Isa.
Banyak
kejadian dan perkembangan penting yang melibatkan peranan sejumlah besar
orang. Namun tak seorang pribadi pun layak dipandang paling terdepan diantara
mereka. Misal terbaik tampak pada dunia bahan peledak dan senjata api. Atau
dalam perkara gerakan kebebasan kaum wanita. Atau sekitar masalah lahir dan
berkembangnya Agama Hindu. Betapa pun kesemua perkembangan itu menyimpan
makna amat penting, tetapi jika tingkat kedudukan urutan mereka dibagi rata,
tak seorang pun akan masuk daftar.
Ataukah
ditempuh cara menunjuk salah seorang mewakili rekan-rekannya yang berada
dalam satu rangkuman peranan pengembangan? Atau menyepakati orang tersebut
menduduki tingkat urutan? Saya pikir tidak bisa. Dengan cara begini, filosof
Hindu Sankara bisa tampil hampir di puncak urutan selaku wakil Hinduisme.
Padahal, Sankara sendiri tidaklah tersohor, dia tak dikenal di luar India dan
dia bukanlah tokoh berpengaruh. Kesulitan serupa akan saya temui bilamana
menempatkan si slebor Richard Gatling --penemu senapan mesin-- pada urutan
diatas Albert Einstein, semata-mata atas pertimbangan bahwa perkembangan
senjata api jauh lebih penting ketimbang penemuan teori relativitas.
Menghadapi masalah-masalah macam begini, saya sudah berketetapan hati tidak
akan coba-coba memilih "Yang utama dari yang setara." Tiap orang
yang tercantum di buku ini sudah terpilih atas dasar pertimbangan pengaruhnya
yang nyata, dan tidak dari sudut wakil dari sesuatu perkembangan.
Bilamana
dua orang bekerja erat bersama menghasilkan sesuatu hasil karya kolektif,
saya gariskan suatu ketentuan spesial. Misalnya, Orville dan Wilbur Wright
bekerja berdua begitu dekatnya bahu-membahu menemukan pesawat terbang, dengan
sendirinya nyaris mustahil memisahkan peranan mereka sendiri-sendiri. Dalam
kasus macam ini adalah gegabah mencoba menetapkan jatah yang berimbang untuk
masing-masing mereka dan mengangkatnya secara terpisah-pisah dalam daftar.
Pemecahan yang ditempuh adalah keduanya diperlakukan sebagai suatu hasil
gabungan.
Hal yang
mirip dengan Wright bersaudara itu terjadi pula pada Karl Marx dan Friederich
Engels. Keduanya peroleh tempat urutan sama walau penyebutan nama dalam
daftar urutan jatuh pada Karl Marx. Saya anggap peranan Marx dalam hal ini
lebih menonjol. Ada banyak lagi kasus hasil kerja gabungan yang saya
perlakukan seperti itu. Perlu saya tandaskan, garis kebijaksanaan macam ini
tidaklah diperuntukkan hanya kepada mereka berkat bekerja dalam lapangan yang
serupa, tetapi semata-mata hanya dari segi kerjasamanya.
Ada pula
segi pertimbangan lain dalam hal penempatan daftar urutan ini yang perlu
diperhatikan. Mari sedikit menoleh ke masa lampau. Kita akan melihat,
andaikata Guglielmo Marconi tidak menemukan radio beberapa orang dalam
tahun-tahun yang tak begitu berjauhan akan menemukannya. Begitu juga halnya
dalam perkara Mexico. Andaikata Hernando Cortes tak pernah dilahirkan ibunya
ke dunia, toh Mexico ditaklukkan juga oleh Spanyol. Tak kecuali menyangkut
teori evolusi: tanpa adanya Charles Darwin pun teori itu akan terumuskan
juga. Tetapi, fakta menunjukkan memanglah karya itu diselesaikan oleh
Marconi, Cortes, dan Darwin. Itu sebabnya, ketiga orang itu tercantum dalam
urutan daftar selaras dengan hasil prestasi masing-masing. Dalih
"Kemungkinan lain bisa terjadi" bisa disisihkan.
Di segi
lain, sejumlah kecil orang-orang tertentu bertanggung jawab terhadap
terjadinya peristiwa besar yang tanpa peranan mereka tak akan pernah ada.
Dalam rangka penentuan urutan orang-orang ini --katakanlah kumpulan beragam
manusia-manusia istimewa termasuk didalamnya Jengis Khan, Beethoven, Nabi
Muhammad dan William Sang Penakluk-- prestasi khusus mereka memperoleh bobot
tersendiri, karena orang-orang ini secara pribadi memancarkan pengaruh yang
mendalam, dalam arti makna yang sesungguh-sungguhnya.
Dari
puluhan milyar manusia yang pernah ada di atas planit bumi ini, tak lebih
dari satu juta yang bisa masuk ke dalam buku biografi dalam arti luas. Dari
jumlah itu, mungkin cuma 20.000 orang yang hasil upayanya punya harga untuk
disebut dalam buku kamus biografi. Dan dari jumlah itu hanya 0,5% yang saya
cantumkan dalam daftar urutan saya. Ini artinya, menurut hemat saya --mereka
itu hasil perasan betul-betul, mereka itu manusia yang punya makna monumental
dalam sejarah kemanusiaan.
Pengaruh
peranan wanita terhadap peri kehidupan manusiawi, begitu pula peranan dan
sumbangsih mereka terhadap kebudayaan manusia, jelas lebih besar dari jumlah
mereka yang tercantum dalam daftar saya ini. Tetapi, kecemerlangan pengaruh
ketokohan merupakan hasil upaya gabungan dari sejumlah pribadi-pribadi, baik
dalam arti bakat maupun kesempatan untuk pemantapan pengaruh. Sepanjang
sejarah, peranan mereka umumnya disepelekan. Keputusan saya mencantumkan dua
tokoh wanita dalam daftar merupakan pencerminan dari rasa penyesalan terhadap
kebenaran. Saya tidak melihat faedahnya menutup-nutupi adanya fakta yang
bernada keengganan dan diskriminatif atas pencantuman mereka dalam daftar.
Buku ini tak lain tak bukan berdasar apa yang memang pernah terjadi di masa
lampau, dan bukannya apa yang harus terjadi, dan bukan pula sekedar berbuat
adil terhadap apa yang pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan. Pengamatan
serupa juga saya lakukan terhadap peranan pelbagai kelompok ras dan etnis
yang anggautanya telah dirugikan dan disia-sia di masa lampau.
Di atas
sudah saya tekankan bahwa soal pengaruh saya jadikan satu-satunya ukuran
dalam penyusunan daftar urutan tentang ikhtisar peranan pribadi-pribadi.
Tentu saja, bukan perkara sulit menyusun daftar "Orang-orang hebat"
dengan dasar pertimbangan lain seperti masyhur, berkarya besar, bakat, sarat
kesanggupan, bijak bestari.
Para
pembaca sendiri bisa bernafsu bikin percobaan menyusun daftar menurut selera
Tuan-tuan sendiri, apakah menyangkut manusia yang amat berpengaruh, atau
manusia yang termasyhur, atau tentang manusia-manusia langka yang punya
kelebihan di luar kelaziman pada bidang-bidang tertentu. Tentu saja saya
berpendapat, buku yang saya susun tentang seratus tokoh yang mempengaruhi
sejarah dunia ini bukan saja mempesona tetapi juga menarik. Berbarengan
dengan itu saya pun yakin Tuan-tuan pun dapat menikmati daftar tokoh yang
Tuan susun sendiri sebagai latihan keintelektualan. Daftar susunan Tuan itu
tak akan sama dan tak perlu sama dengan daftar susunan saya. Siapa tahu, Tuan
lebih cenderung menyusun daftar seratus tokoh yang masih hidup dan
berkeliaran di atas bumi ini, atau daftar seratus tokoh yang menyimpan
karisma ajaib. Tetapi, jika Tuan akan menyusun daftar seratus tokoh yang
paling berpengaruh, saya doakan latihan Tuan itu akan bermanfaat buat Tuan,
seperti halnya bermanfaat untuk diri saya, karena perbuatan itu akan membuka lebih
lebar cakrawala baru dalam sejarah.
[di sini,
Michael H. Hart terlihat memberikan suatu ide kepada para (calon) penulis
untuk menulis buku serupa dengan latar keilmuan atau sudut pandang yang
berbeda. Sehingga dari pengantar beliau dari tulisan ini, saya melihat beliau
telah memancing minat penulis selanjutnya untuk berkarya, mengembangkan ide
untuk menulis entah itu dengan menulis dengan tema yang senada, atau lebih
jauh menulis bebas lepas sesuai dengan disiplin yang diminati dan dikuasai,
anassekuduk]
|
|
Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978 Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982 PT. Dunia Pustaka Jaya Jln. Kramat II, No. 31A Jakarta Pusat |
01. NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)
Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad
dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin
mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain.
Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya
manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik
ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga
sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar
di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang
pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya,
pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari orang-orang yang
tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan
dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat
perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota
Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu
merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun,
dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber
Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru
mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang
janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak
tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu tak
memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah
kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari
merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa,
yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad
yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan
memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad hanya
menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala
memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi
sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya,
pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke
Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi
kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan titik
balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah
kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo
cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang
kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut
Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah
dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak
Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari
hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab
memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan
dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi
turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah
mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak
satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari
kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi,
Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan
kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan
penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab
berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri
Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan
ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan
pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat
menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut
dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia
dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di
Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran --di
bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab--
itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan
Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari
situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak
kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti mengira
pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732,
dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang
telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang
Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang
Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah
empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai
Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah
manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu
disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua penaklukan
wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap
penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab.
Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil
dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir
dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti
halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus
dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya
jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan
dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru
itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya:
adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang
paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama
juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu
sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat
dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua
kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda
tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok
yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting
dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani.
Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika
Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama
teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian
Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja
bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap
pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab
Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung
dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan
selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak
tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan
erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia
bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu
terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang.
Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil
bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah
besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh
Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata
mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah
kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda dengan
Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta
menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan
bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan
sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa sejarah,
orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari
seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan
mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon
Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak
penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad
dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil
tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah
manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan.
Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan
bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah
yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa
Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda besar
dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga
Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan
Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan.
Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa
Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak
terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi
sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam
beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi
perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa
bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang
kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak
ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974.
Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara
Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan,
penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan
penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya
menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi
yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad
dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar