TARIKH KHULAFA’ (Sejarah Penguasa
Islam)
Imam Suyuthi
Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, cet.
I, 2000. Xxii+595 hlm.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد
Keterangan
dan Rahasia tentang Tidak Ditunjuknya Pengganti Rasulullah Saw
Al-Bazzar dalam Musnadnya berkata, “Abdullah bin Wahdhah
Al-Kufi berkata kepada kami, Yahya bin al-Yamani berkata kepada kami, Israel
berkata kepada kami dari Abi Al-Yaqzhan dari Abi Wail dari Hudzaifah berkata,
“Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menunjuk pengganti
yang memimpin kami sepeninggalmu nanti?” Rasulullah berkata,
اِنِّي اِنْ اَسْتَخْلِفُ عَلَيْكُمْ فَتَعْصُوْنَ خَلِيْفَتِيْ يَنْزِلُ
عَلَيْكُمُ الْعَذَابُ
“Sesungguhnya jika aku menunjuk penggantiku, aku khawatir kalian akan
menentang penggantiku itu dan Allah akan menurunkan azab atas kalian.” (HR.
Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, tetapi Abu Al-Yaqzhan haditsnya lemah).
[di catatan kaki disebutkan bahwa sanad yang diriwayatkan AL-Hakim itu
terdapat Syuraikh bin Abdullah dan Abu Al-Yaqzhan. Adz-Dzahabi berkata tentang
Syuraik; Syuraik adalah seorang seorang penganut madzhab Syiah dan haditsnya
lemah]
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa tatkala
dia berada di atas pembaringannya setelah ditusuk Abu Lu’luah, “Jika saya
menentukan penggantiku, maka telah ada orang yang lebih baik dari yang
melakukan itu (maksudnya Abu Bakar). Dan jika aku tidak menentukan penggantiku,
maka itupun telah dilakukan oleh orang yang lebih baik dari diriku (maksudnya
Rasulullah).”
....Al-Hakim meriwayatkan di dalam Al-Mustadrak dan dinyatakan shahih oleh
Imam Al-Baihaqi dalam Dalail an-Nubuwwah dari Abi Wail, dia berkata, Dikatakan
kepada Ali, “Tidakkah engkau menentukan pengganti yang memimpin kami?” Dia
menjawab, “Rasulullah tidak menentukan siapa penggantinya atas kami. Namun jika
Allah menginginkan kebaikan, niscaya Dia akan menghimpun manusia kepada orang
terbaik di antara mereka, sebagaimana Dia telah kumpulkan perkara ini kepada
orang terbaik setelah Nabi mereka.”
Adz-Dzahabi berkata, “Ada kebatilan-kebatilan yang datang dari kalangan
Rafidhah yang menyatakan bahwa Rasulullah mewasiatkan kepada Ali untuk menjadi
penggantinya. Mengenai hal ini, Hudzail bin Syarahbil berkata, “Apakah dengan
demikian Abu Bakar melakukan konspirasi kepada Ali, sebab Abu Bakar mengetahui
tentang adanya wasiat itu pada Ali lalu dia sumpat mulutnya dengan tali
kekang?” (HR. Ibnu Saad dan Al-Baihaqi dalam Dalail)
Ibnu Saad meriwayatkan dari Al-Hasan, dia berkata, Ali berkata, “Tatkala
Rasulullah wafat kita melihat bagaimana yang harus dilakukan setelah
meninggalnya Rasulullah. Setelah kami memandang dengan seksama maka kami
dapatkan Rasulullah telah mengutamakan Abu Bakar untuk menjadi imam shalat
sebagai penggantinya. Makanya kami rela menyerahkan urusan dunia kepada orang
yang Rasulullah sendiri rela menyerahkan urusan agama kami kepadanya. Lalu kami
majukan Abu Bakar sebagai pengganti Rasulullah.”
Imam Bukhari dalam buku Tarikhnya menyatakan: Diriwayatkan dari Ibnu Jamhan
dari Safinah bahwa Rasulullah berkata mengenai Abu Bakar, Umar dan Utsman: (هَؤُلَاءُ الْخُلَفَاءُ بَعْدِيْ)
“Mereka adalah para khalifah setelah aku.”
Imam Bukhari menyatakan: Namun hadits ini tidak bisa diikuti, karena Umar ,
Ali dan Utsman mengakatakan bahwa Rasulullah tidak menentukan penggantinya
setelah wafatnya.
Hadits yang disebutkan di atas diriwayatkan oleh Ibnu Hibban. Dia berkata,
Telah berkata kepada kami Abu Ya’la, telah berkata kepada kami Yahya AL-Jamani,
telah berkata kepada kami Hasyraj dari Said bin Jamhan dari Safinah dia
berkata, Tatkala Rasulullah membangun masjid, beliau meletakkan satu batu dalam
bangunan masjid itu. Beliau berkata
kepada Abu Bakar, “Letakkan batumu di samping batuku tadi.” Kemudian beliau
berkata kepada Umar, “Letakkan batumu di samping batu Abu Bakar.” Selanjutnya
beliau berkata kepada Utsman, “Letakkan batumu di samping batu Umar.” Kemudian
Rasulullah berkata, “Mereka adalah
para khalifah setelah aku.”
Abu Zur’ah berkata, isnad hadits ini tidak ada yang tercela. Hadits ini
juga diriwayatkan Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak, yang dinyatakan
keshahihannya oleh Imam Al-Baihaqi dalam Ad-Dalail.
Saya katakan bahwa tidak ada yang bertentangan antara apa yang dikatakan
Rasulullah dengan apa yang dikatakan oleh Umar dan Ali bahwa Rasulullah tidak
menentukan penggantinya. Karena yang dimaksud oleh keduanya adalah bahwa
Rasulullah saat wafatnya tidak menunjuk siapa penggantinya. Sedangkan isyarat
Rasulullah yang disebutkan dalam hadits terungkap jauh-jauh sebelum wafat
beliau. Ini sama dengan hadits Rasulullah dalam hadits lain:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ مِنْ بَعْدِي
“Hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan
sunnah para khulafaurrasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku” (HR. Al-Hakim
dari hadits Al-Irbadh bin Sariyah)
Dan sebagaimana juga sabdanya: “Ikutilah jejak langkah dua orang setelah wafatku,
Abu Bakar dan Umar”.
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lain yang mengisyaratkan pada khalifah.
(h.7-10)
Masa
Khalifah Rasyidah
Imam Ahmad berkata, Bahz berkata kepada kami, Hammad bin
Salamah berkata kepada kami, Said bin Jamhan dari Safinah berkata, saya pernah
mendengar Rasulullah Saw bersabda,
اَلْخِلَافَةُ ثَلَاثُوْنَ عَامًا ثُمَّ يَكُوْنُ بَعْدَ ذَالِكَ الْمُلْكُ
“Masa khilafah itu akan berlangsung selama
30 tahun, setelah itu akan berbentuk monarki.” (hadits
ini diriwayatkan oleh para penyusun kitab Sunan, serta dinyatakan shahih oleh
Ibnu Hibban dan yang lainnya).
Para ulama berkata: masa tiga puluh tahun itu adalah masa pemerintahan
khalifah yang empat dan masa pemerintahan Al-Hasan bin Ali.
Al-Bazzar berkata: Muhammad bin Miskin berkata kepada kami, Yahya bin Hasan
berkata kepada kami, Yahya bin Hamzah berkata kepada kami dari Makhul dari Abi
Tsa’labah dari Abu Ubaidah bin Jarrah dia berkata, Rasulullah Saw bersabda,
أَوَّلُ دِيْنِكُمْ نُبُوَّةٌ وَرَحْمَةٌ ثُمَّ خِلَافَةٌ وَرَحْمَةٌ ثُمَّ
مُلْكٌ وَجَبَرُوْتٌ
“Awal agama kalian dimulai dengan masa-masa
kenabian dan rahmat, kemudian masuk masa khilafah dan rahmat, lalu masuk masa
monarki dan diktator”
Abdullah bin Ahmad berkata, telah berkata kepada kami Muhammad bin Abi
Bakar Al-Maqdisi, berkata kepada kami Yazid bin Zura’i, berkata kepada kami
Ibnu ‘Aun dari Sya’bi dari Jabir bin Samurah dari Rasulullah Saw, bersabda,
لَايَزَالُ هَذَا الْاَمْرُ عَزِيْزًا مَنِيْعًا يُنْصَرُوْنَ عَلَى مَنْ
نَاوَأَهُمْ عَلَيْهِ إِلَى اثْنَيْ عَشَرَ خَلِيْفَةً كُلُّهُمْ مِنْ قُرَيْشٍ
“Perkara ini (agama ini) akan tetap jaya melawan orang yang memusuhinya
selama 12 masa kekhalifahan yang semuanya berasal dari kalangan Quraisy.” (HR.
Bukhari dan Muslim dan yang lainnya)......
...selanjutnya penjelasan panjang lebar di halaman 12-14..di
sini saya kutip simpulan di halaman 14 sebagai berikut.
Saya katakan: Atas dasar inilah, maka telah ada di antara yang 12
itu 4 khulafaurrasyidin, Hasan dan Muawiyah, Abdullah bin Zubair, Umar bin Abdul
Aziz yang jumlahnya adalah 8 orang. Mungkin bisa dimasukkan dalam rombongan
mereka adalah Al-Muhtadu dari Bani Abbas, sebab dia laksana Umar bin Aziz di
kalangan Bani Umayyah. Sebagaimana juga Azh-Zhahir, yang juga memiliki sifat
adil. Dengan demikian, kini hanya ada 2 orang yang ditunggu, salah satunya
adalah Al-Mahdi karena dia berasal dari Ahli Bait.
Trivia
Jumlah Hadits yang diriwayatkan
oleh Khualafaur Rasyidin
1.
Abu Bakar
Imam Nawawi dalam
kitabnya At-Tahdzib berkata, Abu Bakar meriwayatkan hadits dari Rasulullah Saw
142
hadits. Sebab sedikitnya hadits yang dia riwayatkan dari Rasulullah Saw, padahal dia
termasuk sahabat yang paling lama menemani Rasulullah ialah karena dia
meninggal tak lama setelah Rasulullah Saw meninggal, sebelum hadits-hadits itu
menyebar dan sebelum adanya perhatian yang demikian intens dari para tabiin
untuk mendengarkan, mencari dan menghafalnya. (dalam buku ini, Imam Suyuthi
mencantumkan 104 hadits dari Abu Bakar tersebut yang dapat disimak dari hal. 96-104)
Di sini
saya kutip juga salah satu tafsir yang berasal dari Abu Bakar.
Abu
Nu’aim dalam kitabnya Hilyatul Al-Awliya’ dari Al-Aswad bin Hilal, dia
berkata, Abu Bakar bertanya kepada beberapa sahabatnya: “Apa yang kalian
katakan tentang dua ayat ini? (beliau mengutip QS. Fushilat: 30 dan Al-An’am: 82)
Sahabat-sahabatnya
berkata: yang dimaksud dengan “kemudian mereka meneguhkan pemdirian mereka
(istiqamah)” (Fushilat: 30) adalah mereka tidak melakukan dosa, sedangkan maksud
dari “tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman” (Al-An’am: 82)
adalah dengan kesalahan.
Abu Bakar berucap, “Sesungguhnya kalian telah
menyeret tafsir ini kepada tempat yang tidak benar.” Kemudian dia berkata,
“Mereka berkata “Tuhan kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka” ialah mereka tidak cenderung kepada Tuhan selain Allah, sedangkan makna
“tidak mencampuradukkan keimanan mereka dengan kezhaliman” adalah tidak
mencampuradukkan dengan kemusyrikan.
2.
Umar bin Khattab
Beliau
meriwayatkan 539 hadits. (h. 121)
Ada catatan
unik yang saya baca di halaman 141 buku ini, terkait respon beliau dalam
peristiwa Ifk
(peristiwa fitnah yang dialami oleh Aisyah oleh Abdullah bin Salul (seorang
munafik). Beliau berkata: “Siapa yang menikahkan engkau dengan Aisyah wahai Rasulullah?”
Rasulullah menjawab: “Allah!” Umar berkata, “Apakah kami akan menyangka bahwa
Tuhanmu akan menipumu dalam memperkawinkanmu dengannya? Maha Suci Engkau (wahai
Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.” Lalu turunlah ayat: QS. An-Nuur: 16.
Beliau juga
meminta izin untuk dimakamkan dekat 2 sahabatnya (Rasulullah Saw dan Abu Bakar
ra) kepada Aisyah ra. Ibnu Umar menyampaikan ini kepada Aisyah ra, lalu Aisyah
berkata: “Saya menginginkan tempat itu untukku, namun kini saya lebih
mementingkan dia daripada diriku” (h.156)
3.
Utsman bin Affan
Beliau
meriwayatkan
166 hadits. (h.172)
4.
Ali bin Abi Thalib
Beliau
meriwayatkan
586 hadits. (h.195)
Sekuduk, 16
Mei 2020, +-01.00 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar