Sabtu, 23 Mei 2020

KISAH NABI IBRAHIM [MUKJIZAT BURUNG dari “KISAH PARA NABI: IBNU KATSIR”]


KISAH NABI IBRAHIM [MUKJIZAT BURUNG dari “KISAH PARA NABI: IBNU KATSIR”]
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد

Dalam Al-Qur’an, rekan pembaca bisa merujuk kisah ini dalam QS. Al-Baqarah: 260
[Adapun penjelasan kisah mukjizat burung Nabi Ibrahim as ini, saya pernah mengutip dari tafsir Jalalain di postingan tertanggal 23 Mei 2020. Kali ini saya kutip penjelasannya dari buku “Kisah Para Nabi” karya Ibnu Katsir versi bahasa Indonesia dari Penerbit Ummul Qura, sebagai tambahan referensi dan juga sebagai pembanding bagi yang berminat ingin melihat dari sisi perbandingan penjelasan dari 2 sumber ini. Tulisan berikut ini merupakan kutipan langsung dari buku ini, tanpa perubahan sedikitpun sesuai dengan tujuan awal sebagai pembanding.]
Halaman 286 “Kisah Para Nabi”
.....Para ahli tafsir menyebut sejumlah sebab yang melatarbelakangi permohonan ini, yang telah kami sebutkan secara panjang lebar dan tuntas dalam kitab tafsir.
Intinya, Allah ‘Azza wa Jalla memperkenankan permohonan Ibrahim, kemudian memerintahkan untuk mengambil empat ekor burung. Para ahli tafsir berbeda pendapat burung apa saja tepatnya. Ada beberapa pendapat dalam hal ini. Apapun jenis burung yang dimaksud, toh intinya tercapai. Allah kemudian memerintahkan Ibrahim untuk mencincang-cincang daging dan bulu keempat burung itu, kemudian semuanya dicampur dan dibagi menjadi beberapa bagian, setiap bagian ditempatkan di atas sebuah gunung. Ibrahim melakukan perintah Allah ini.
Setelah itu, Allah memerintahkan Ibrahim untuk memanggil burung-burung tersebut atas izin Allah. Saat Ibrahim memanggil burung-burung itu, setiap bagian-bagian kecil burung beterbangan menyatu dengan pasangannya, begitu juga dengan setiap potongan-potongan bulunya, hingga tubuh setiap burung kembali seperti sedia kala. Ibrahim melihat kuasa Dzat yang mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah!” maka jadilah dia. Semua burung tersebut segera datang menghampiri Ibrahim dengan berjalan kaki, bukan  dengan terbang, agar terlihat jelas baginya.
Menurut salah satu pendapat, Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengambil kepala keempat burung tersebut, kemudian setiap burung datang, lalu Ibrahim melemparkan kepala burung tersebut, tubuh burung tersebut kemudian tersusun menyatu seperti sedia kala. La ilaha illallah.
Ibrahim as mengetahui kuasa Allah untuk menghidupkan yang sudah mati secara pasti dan tak terbantahkan. Ibrahim ingin melihat langsung kuasa tersebut dengan mata kepala, hingga bisa menapak lebih tinggi dari tingkatan mengetahui sesuatu secara pasti, menuju tingkatan benar-benar melihat sesuatu[*]. Allah memperkenankan puncak permohonan Ibrahim dan mengabulkan puncak keinginannya.
...sekian kutipan di halaman 286...
[*] mungkin ini yang disebut dari ilmu yaqin menuju ‘ainul yaqin. Ansskd.
Sekian, salam takzim, Nasrullah/anassekuduk, 23 Mei 2020 (Malam Pertama Idul Fitri 1441 H), 23.27 wib



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...