KISAH NABI IBRAHIM [MUKJIZAT
BURUNG dari “KISAH PARA NABI: IBNU KATSIR”]
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد
Dalam Al-Qur’an, rekan
pembaca bisa merujuk kisah ini dalam QS. Al-Baqarah: 260
[Adapun
penjelasan kisah mukjizat burung Nabi Ibrahim as ini, saya pernah mengutip dari
tafsir Jalalain di postingan tertanggal 23 Mei 2020. Kali ini saya kutip penjelasannya dari buku “Kisah Para
Nabi” karya Ibnu Katsir versi bahasa Indonesia dari Penerbit Ummul Qura,
sebagai tambahan referensi dan juga sebagai pembanding bagi yang berminat ingin
melihat dari sisi perbandingan penjelasan dari 2 sumber ini. Tulisan berikut
ini merupakan kutipan langsung dari buku ini, tanpa perubahan sedikitpun sesuai
dengan tujuan awal sebagai pembanding.]
Halaman 286 “Kisah Para Nabi”
.....Para ahli tafsir menyebut sejumlah sebab yang
melatarbelakangi permohonan ini, yang telah kami sebutkan secara panjang lebar
dan tuntas dalam kitab tafsir.
Intinya, Allah ‘Azza wa Jalla
memperkenankan permohonan Ibrahim, kemudian memerintahkan untuk mengambil empat
ekor burung. Para ahli tafsir berbeda pendapat burung apa saja tepatnya. Ada beberapa
pendapat dalam hal ini. Apapun jenis burung yang dimaksud, toh intinya
tercapai. Allah kemudian memerintahkan Ibrahim untuk mencincang-cincang daging
dan bulu keempat burung itu, kemudian semuanya dicampur dan dibagi menjadi
beberapa bagian, setiap bagian ditempatkan di atas sebuah gunung. Ibrahim melakukan
perintah Allah ini.
Setelah itu,
Allah memerintahkan Ibrahim untuk memanggil burung-burung tersebut atas izin
Allah. Saat Ibrahim memanggil burung-burung itu, setiap bagian-bagian kecil
burung beterbangan menyatu dengan pasangannya, begitu juga dengan setiap potongan-potongan
bulunya, hingga tubuh setiap burung kembali seperti sedia kala. Ibrahim melihat
kuasa Dzat yang mengatakan kepada sesuatu, “Jadilah!” maka jadilah dia. Semua burung
tersebut segera datang menghampiri Ibrahim dengan berjalan kaki, bukan dengan terbang, agar terlihat jelas baginya.
Menurut
salah satu pendapat, Allah memerintahkan Ibrahim untuk mengambil kepala keempat
burung tersebut, kemudian setiap burung datang, lalu Ibrahim melemparkan kepala
burung tersebut, tubuh burung tersebut kemudian tersusun menyatu seperti sedia
kala. La ilaha illallah.
Ibrahim as
mengetahui kuasa Allah untuk menghidupkan yang sudah mati secara pasti dan tak
terbantahkan. Ibrahim ingin melihat langsung kuasa tersebut dengan mata kepala,
hingga bisa menapak lebih tinggi dari tingkatan mengetahui sesuatu secara pasti,
menuju tingkatan benar-benar melihat sesuatu[*]. Allah memperkenankan puncak
permohonan Ibrahim dan mengabulkan puncak keinginannya.
...sekian
kutipan di halaman 286...
[*]
mungkin ini yang disebut dari ilmu yaqin menuju ‘ainul yaqin. Ansskd.
Sekian, salam takzim, Nasrullah/anassekuduk,
23 Mei 2020 (Malam Pertama Idul Fitri 1441 H), 23.27 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar