TANDA-TANDA ORANG AKAN MATI
IMAM QURTHUBI
Bandung: Penerbit Jabal
13X19 cm, 96 hlm
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد
a. INTRO>>>>>>>
Pada tulisan
berikut, saya akan menuliskan beberapa kutipan dari buku berjudul “Tanda-tanda
Orang Akan Mati”. Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kematian yang
akan memutus segala nikmat. Pertanda berhentinya jatah rezeki di dunia ini. Terbukanya
pintu menuju barzakh dilanjutkan kebangkitan dan pembalasan di hari akhir. Pada
tulisan kali ini, saya mengutip poin-poin dari sebuah buku kecil yang ada di
perpustakaan pribadi ini. Di samping menyempatkan diri untuk membacanya setelah
sekian lama tak tersentuh, usaha tulisan kali ini juga hendak menyampaikan niat
berbagi, semoga rekan pengunjung dan pembaca beroleh “sesuatu”, entah itu yang
sifatnya sekedar informasi atau bahkan lebih dalam; sampai pada renungan yang
mencetuskan pencerahan. Karena sifatnya semacam resume pribadi, tulisan ini
sebagaimana tulisan saya yang lain yang dikutip dari buku menuntut rekan untuk
merujuk buku ini secara langsung untuk mendapat ide dan pesan yang utuh dari
penulis. Bacalah dengan seksama, jangan buru-buru, renungkan, cernalah. Semoga
tulisan ini bermanfaat.
صلى الله عليه وسلم[anassekuduk]
b. THE CONTENT>>>>>>>>>>
THE
DEATH.........
....Ketika
kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan:” dalam hidup tiba-tiba
lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah
segala sesuatu yang Anda dapat lakukan saat ini: Anda dapat mengedipkan mata
Anda, menggerakkan tubuh Anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh Anda.
...........Sekarang renungkan bagaimanan keadaan dan bentuk tubuh Anda setelah
Anda mati nanti.........
Dimulai
saat Anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, Anda tidak ada
apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh Anda yang diam dan terbujur
kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang
terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah Anda akan dibawa ke
kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah Anda dimasukkan dalam liang
lahat, maka tanah akan menutupi Anda. Ini adalah kesudahan cerita Anda. Mulai
saat ini, Anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan kuburan.
Selama
berbulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan Anda sering dikunjungi.
Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa
tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara
itu, keluarga dekat Anda akan mengalami kehidupannya yang berbeda disebabkan
oleh kematian Anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur Anda akan kosong. Setelah
pemakaman, sebagian barang-barang milik Anda akan disimpan di rumah: baju,
sepatu dan lain-lain yang dulu menjadi milik Anda akan diberikan kepada mereka
yang memerlukannya. Berkas-berkas Anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan.
Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung dengan kematian
Anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu.
40 atau 50 tahun kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang Anda. Tak
lama lagi, generasi baru akan muncul dan tidak seorang pun dari generasi Anda
yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah Anda diingat atau tidak, hal tersebut
tidak ada gunanya bagi Anda.
Sementara
semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami
proses pembusukan yang cepat. Segera setelah Anda dimakamkan, maka
bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal
itu terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan jasad renik ini
mengakibatkan tubuh jenazah mengembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah
bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung
dikarenakan tekanan gas yang terjadi di daerah diafragma. Selagi proses ini
berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan
terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru,
jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling
mengerikan terjadi di daerah perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan
tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak
tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya.
Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk
dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh
tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada
kesempatan untuk kembali kepada kehidupan sebelumnya. Berkumpul bersama
keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat;
semuanya tidak mungkin terjadi.
Singkatnya,
“onggokan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang
menjijikkan. Di lain pihak, Anda _atau lebih tepatnya, jiwa Anda_ akan
meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas Anda berakhir. Sedangkan sisa-sisa
dari Anda _tubuh Anda_ akan menjadi bagian dari tanah.
............Ya,
tetapi apa alasan semua ini terjadi?......
Seandainya
Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas.
Tetapi hal ini justru menyimpan sesuatu pesan tersembunyi yang sangat penting.
Akhir dari
kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan
dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus”
dalam tubuh.
Dengan lain
perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar
tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya _yang ia coba
untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini_.
Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan
cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal
tersebut segera terjadi.
Walaupun
setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung
tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia
cenderung untuk menolak keberadaan sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan
seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya
pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga terdekat sajalah yang dapat
mengingatkannya (akan kematian). Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh
dari mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang
tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka (yang
mati) alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum
saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan
mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau
terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak
pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian
mereka. Sangat mungkin, selagi Anda membaca buku ini, Anda berharap untuk tidak
meninggal atau menghapus kemungkinan itu terjadi. Mungkin Anda merasa bahwa
saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus
diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari
kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk
menghindarinya.
Katakanlah:
“Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari
kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu menghindar dari kematian) kamu tidak
juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS 33. 16)
Manusia
yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang
diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala
keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun,
tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah
dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang terbuat dari bahan yang
murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara
yang sama. Modal yang dapat dibawa seseorang ketika mati hanyalah: amal-amalnya
saja. (pengantar ini bersumber dari harunyahya.com)
Diriwayatkan dari Aisyah ra, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: “Apabila Allah menginginkan
kebaikan seorang manusia, maka Allah akan mengutus malaikat selama 1 bulan
sebelum kematiannya untuk memperbaiki amal-amalnya. Kemudian menjadikannya
sebagai seseorang yang selalu mengerjakan amal shaleh. Saat nyawanya akan
dicabut, dia akan melihat pahala yang telah dikumpulkannya, sehingga jiwanya
akan merasa senang dan saat itu dia merasakan kerinduan untuk berjumpa dengan
Allah. Allah pun sangat ingin berjumpa dengannya. Apabila Allah menghendaki keburukan
seorang hamba maka 1 tahun sebelum kematiannya setan akan selalu menyesatkan
dan menimpakan fitnah kepadanya sehingga saat dia meninggal orang-orang
berkata: “Fulan telah mati dalam keadaan buruk.”
Ketika
nyawanya akan dicabut, dia akan melihat azab yang akan menimpa dirinya dan saat
itulah dia tidak ingin berjumpa dengan Allah dan Allah lebih tidak ingin
berjumpa dengan orang tersebut.” (HR. Ibnu Abu ad-Dunya)
Rasulullah
Saw bersabda: “Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, Dia akan
memperlakukannya dengan baik. Sahabat bertanya, ‘Bagaimana Dia
memperlakukannya?’ Beliau menjawab, ‘Dia menuntunnya untuk berbuat amal
kebaikan sebelum kematiannya.” (HR. Tirmidzi)
Utusan
Sebelum Kematian
Diceritakan
Malaikat Maut ditanya para Nabi tentang utusan yang memberi peringatan akan
datangnya kematian, Malaikat Maut menjawab antara utusan tersebut ialah:
-
Tenaga yang berkurang,
-
Penyakit,
-
Uban yang mulai tumbuh,
-
Usia yang sudah tua,
-
Berubahnya pendengaran dan penglihatan.
Selama matahari
tetap terbit dan terbenam maka malaikat maut selalu berseru,” Wahai orang-orang
yang berumur 40 tahun, ini saatnya bagi kalian untuk mengumpulkan bekal
sebanyak-banyaknya, karena pikiran serta kekuatanmu masih kuat. Wahai
orang-orang yang telah berumur 50 tahun, waktu menuai telah dekat. Wahai
orang-orang yang telah berumur 60 tahun, engkau telah lupa dengan siksaan dan
tidak mengindahkan panggilan maka tidak seorang pun yang akan menjadi
penolongmu.
Keutamaan
Panjang Umur dalam Ketaatan kepada Allah Swt
Seorang
bertanya: “Ya Rasululullah, siapakah orang yang paling baik?
Rasul
menjawab: ‘Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya’
Lantas,
siapakah orang yang paling buruk?
Rasul
menjawab, ‘Orang yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (HR. Tirmidzi)
Wahai
sekalian manusia yang masih hidup, sesungguhnya kamu semua tidak diciptakan
untuk sementara, melainkan untuk keabadian. Kamu semua akan berpindah dari satu
kampung ke kampung yang lain. (Bilal bin Saad)
Setan
Datang Ketika Akan Mati
Nabi Saw bersabda,
“Seorang hamba akan didatangi oleh 2 setan ketika akan meninggal dunia. Setan
pertama berada di kanannya dan setan kedua berada di samping kirinya. Setan di
samping kanan akan menyerupai bentuk atau sifat ayah orang tersebut. Setan itu
akan berkata kepadanya, “wahai anakku, aku sangat sayang dan kasihan kepadamu
maka kamu sebaiknya mati dalam memeluk agama Nasrani karena itu adalah agama
yang paling baik.”
Adapun
setan yang berada di kirinya akan menyerupai bentuk atau sifat ibunya. Setan
itu berkata kepadanya. “aku telah mengandungmu di perutku, kamu telah aku beri
minum dengan air susuku dan pahaku aku jadikan tempat berpijakmu, maka kamu
sebaiknya mati dalam keadaan memeluk agama Yahudi, karena itu adalah agama yang
paling baik.
Sebab-sebab
Malaikat Maut Mencabut Nyawa Para Makhluk
Az-Zuhri
dan Wahib ibn Munabih meriwayatkan: Allah menyuruh Jibril untuk mengambil beberapa
tanah dari bumi yang mana Allah akan menjadikan dari tanah tersebut seorang makhluk.
Malaikat Jibril memohon kepada Allah karena dia tidak sanggup melaksanakan
tugas tersebut. Allah mengabulkan permohonannya, Allah kemudian mengutus
malaika Mikail untuk melakukan tugas yang sama tetapi malaikat Mikail pun tidak
sanggup melakukannya. ..............[di antara bagian ini dan kalimat
seterusnya ada beberapa kalimat yang tidak jelas maknanya, sehingga mohon maaf
karenanya tulisan ini saya “skip” dan lanjutkan ke bagian berikut, anassekuduk]....Allah
berkata, “Mengapa kamu tidak mengasihinya sebagaimana yang telah dilakukan oleh
kedua temanmu (Jibril dan Mikail) terhadapnya. Izrail berkata, “Mentaati
perintahMu lebih wajib bagiku daripada memberikan rahmat kepadanya.” Allah
berkata, “Pergilah engkau wahai malaikat maut. Aku telah memberimu wewenang
untuk mencabut nyawa mereka.” Malaikat Maut lalu menangis.
Allah
bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Malaikat Maut menjawab, “Engkau
menjadikan dari makhluk ini para Nabi dan Rasul serta orang-orang pilihan dan
engkau menciptakan sesuatu yang sangat dibenci mereka, yaitu mati. Jika mereka
tahu bahwa akulah yang mencabut nyawa mereka, mereka pasti akan memaki-maki dan
membenciku.´
Allah lalu
berkata, “Aku menjadikan penyakit dan yang lainnya sebagai penyebab kematian
sehingga mereka tidak akan menyandarkan kematian kepadamu.” Allah lalu
menciptakan penyakit dan segala sesuatu yang bisa menyebabkan kematian.
Sakaratul
Maut
Zaid ibn
Aslam berkata, “Jika masih ada suatu dosa pada diri seorang mukmin yang tidak
tersentuh amalannya, maka akan disulitkan baginya kematian. Supaya dengan
sakaratul maut dan kesulitannya itu dia akan mencapai derajat surga.
Sesungguhnya orang kafir jika telah berbuat baik di dunia maka akan dimudahkan
kematian untuk menebus pahalanya kebaikannya di dunia, untuk selanjutnya
berjalan menuju neraka.”
Salman
al-Farisi meriwayatkan bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah bersabda,
“Perhatikanlah seseorang ketika menghadapi kematiannya sebanyak 3 kali. Jika dahinya berkeringat, kedua matanya
mengeluarkan air mata, dan hidungnya membengkak, yang demikian itu menunjukkan
rahmat Allah yang turun bersamanya. Jika ia mendengkur dengan dengkuran anak
unta yang sesak, wajahnya hitam kelam dan mengeluarkan ruh pada bagian
pinggir mulutnya, yang demikian menunjukkan azab dari Allah menimpanya.” (HR.
Tirmidzi)
Ibnu
Mas’ud mengatakan, “Sesungguhnya nyawa seorang mukmin itu keluar disertai
dengan cucuran keringat, sementara nyawa seorang kafir/orang jahat keluar
disertai keluarnya buih dari bibirnya, seperti keluarnya nyawa keledai.
Sesungguhnya orang mukmin itu mungkin pernah melakukan perbuatan buruk. Oleh
karena itu itu, ia akan dipayahkan ketika menghadapi kematian sebagai tebusan
atas keburukannya. Sementara orang kafir/orang jahat mungkin pernah melakukan
kebaikan. Oleh karena itu, dia akan dimudahkan dalam kematiannya sebagai
tebusan atas kebaikannya. (HR. Ibn Abi Syaibah dan al-Baihaqi)
Al-Hasan
berkata bahwa Rasulullah Saw pernah mengingatkan mengenai rasa sakit dan duka
akibat kematian. Beliau bertutur, “Rasanya sebanding dengan 300 tebasan pedang.” (HR. Ibn Abi ad-Dunya)
Adapun
para Nabi juga merasakan rasa sakit kematian, namun hal ini memiliki 2 manfaat:
1.
Sebagai penyempurna keutamaan mereka dan
mempertinggi derajat mereka. Yang demikian itu bukan kekurangan azab, melainkan
suatu ketetapan bahwa orang yang menderita akibat musibah (kematian termasuk
salah satu musibah) adalah para Nabi, lalu orang-orang setelahnya. [silakan
merujuk kepada hadits tentang tingkat musibah dari orang yang terberat hingga
paling ringan tingkat berat/kesulitan musibahnya. Teman-teman bisa cari di buku
atau di search engine, anasssekuduk]
2. Agar umat
manusia mengetahui rasa sakit saat kematian karena bersifat misterius. Sebagian
orang pernah menyaksikan beberapa orang yang meninggal tapi mereka tidak
melihat gerakan atau goncangan, bahkan mereka melihat keluarnya nyawa secara
mudah, sehingga mereka tidak menganggap enteng masalah kematian dan tidak
mengetahui apa yang sesungguhnya dialami si mayit.
Cara
Melembutkan Hati
1.
Menghadiri majelis ta’lim (majelis ilmu)
yang memberikan pelajaran mengenai hikmah mengingat mati, cerita-cerita orang
sholeh, kabar baik dan ancaman.
2. Banyak
mengingat kematian.
3. Melihat
orang mati, mulai sakaratul maut hingga nyawa tercabut.
4. Melakukan
ziarah kubur.
Sekian, untuk lebih lanjut silakan rekan merujuk ke
buku ini. Recomended. Moga tulisan kali ini bermanfaat.
Salam
takzim, anassekuduk
Selesai, Sekuduk: Senin, 14-7-2019_06.56..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar