40 CARA MENGATASI MASALAH
Abdul Malik Al-Qasim
anassekuduk
Bandung: Irsyad Baitus
Salam
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على
سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم
وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد
a. INTRO>>>>>>>
Pada tulisan
berikut, saya akan menuliskan beberapa kutipan dari buku Abdul Malik Al-Qasim
berjudul “40
Cara Mengatasi Masalah”. Siapakah di kehidupan dunia yang tidak dilanda
masalah, terlepas besar ataukah kecilnya? Buku ini menyajikan cara yang dapat
kita aplikasikan ketika menghadapi masalah. Pada tulisan kali ini, saya hanya
akan mengambil beberapanya saja, selebihnya silakan merujuk lansung ke buku
yang dimaksud.
صلى الله عليه وسلم[anassekuduk]
b. THE CONTENT>>>>>>>>>>
Banyak beristighfar
مَنْ
اَكْثَرَ مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ عَزَّوَجَلَّ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ
مَخْرَجًا
وَرَزَقَهُ
مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ
“Barangsiapa banyak beristighfar,
niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dari setiap kesulitan, jalan
keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rizki dari arah yang
disangka-sangkanya.”
Beristirja’ saat mendapat musibah
Dalam HR. Muslim dari Ummu Salamah
dijelaskan bahwa siapa yang membaca lafal istirja sebagaimana dapat dilihat
dalam QS. Al-Baqarah: 156, maka Allah akan memberikan ganti yang lebih baik.
Renungkanlah keadaan Ummu Salamah ra yang
beristirja’ saat kematian suaminya, Abu Salamah. Maka Allah memberikan ganti
atas musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik: ia dinikahi Rasulullah Saw.
Banyak Berdzikir kepada Allah Swt
Termasuk penyebab yang
dapat melapangkan dada dan melenyapkan kesusahan, khususnya pada saat musibah
datang menimpa diri ialah banyak berdzikir kepada Allah Swt setiap waktu
dan kesempatan. Allah berfirman dalam Ar-Ra’d: 28 bahwa hanya dengan
mengingatNya hati menjadi tenang. Atau ingatlah lafal dalam QS. 173 yang dibaca Nabi Ibrahim ketika dilempar ke
dalam api.
Bersegera Mengerjakan Shalat
Bersegeralah mengerjakan
shalat, karena sesugguhnya shalat dapat merehatkan jiwa dan
menenangkan hati, dan termasuk pintu pertolongan untuk menghadapi musibah dunia
dan penderitaannya. Allah Swt berfirman dalam Al-Baqarah: 45: “Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu.”
Dahulu Rasulullah Saw pernah mengatakan
dalam sabdanya:
اَرِحْنَابِالصَّلَاةِ
يَابِلَالُ
“Hai Bilal, hiburlah kami dengan
shalat.”
Dalam shalat kita dapat mengadukan keluhan
dan kesedihan kepada Allah Swt yakni dalam sujud,
memperlihatkan kehinaan kepadaNya, dan merendahkan diri di hadapanNya. Maka
demi Allah, sesungguhnya hal ini merupakan nikmat yang besar di tengah-tengah
berbagai kesulitan dan kesedihan, juga merupakan kebahagiaan dan kesenangan
dengan bermunajat kepada Allah Swt dalam mengarungi kehidupan yang sulit ini.
Mengucapkan Doa-doa yang Telah Dituntunkan
........
Bersyukur bahwa Musibah yang Menimpa Bukan Menyangkut
Agama
Musibah itu berbeda-beda
dan setiap keadaan mempunyai kadarnya masing-masing. Akan tetapi, musibah yang
paling besar ialah menyangkut agama. Musibah yang menyangkut agama merupakan
musibah dunia dan akhirat yang paling besar dan merupakan kerugian yang tiada keuntungan
sesudahnya serta keterhalangan yang tiada lagi harapan bersamanya. Anda tentu
merasa heran saat menjumpai seorang wanita mengalami kesedihan dan kesusahan
karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Beberapa bulan sebelumnya sang
suami memasukkan ke dalam rumahnya minuman keras dan perkara yang mungkar,
namun sang istri tidak mengalami kesusahan dan kesedihan seperti saat suaminya
menikah lagi dengan wanita lain, padahal menikah lagi merupakan perkara yang
dibolehkan syariat. Karena itu, MahaSuci lagi MahaBesar Allah, karena
norma-norma sudah terbalik.
Mengatasi Masalah Bukan Berarti Melenyapkan dan
Menghapuskannya Sama Sekali
Bila terjadi musibah
seperti thalaq, misalnya, maka penyelesaiannya cukup hanya sampai batasannya
agar tidak tersiar, karena hal tersebut akan membahayakan, dan hubungan menjadi
buruk sesudah perceraian, terlebih lagi bila telah ada anak-anak. Adakalanya problem
perceraian ini dapat diobati, sehingga suami kembali pada istrinya, ibu ke
rumahnya, atau anak-anak ke rumah mereka. Dan cukup sebagai pengobatannya
dengan tidak menyebarkan masalah perceraian tersebut dan tidak menyiarkannya
agar tidak menambah tajam situasinya.
Seandainya ada seorang
pasien patah tangannya, lalu ia datang kepada dokter, maka sang dokter akan
membalutnya dengan gips agar penyembuhannya terjadi sedikit demi sedikit,
sementara rasa sakitnya tidak mungkin langsung hilang sama sekali. Selanjutnya,
pasien diberi obat penenang agar balutannya tetap berlangsung dan proses
penyembuhan dapat terjadi dengan cara yang alami.
Tidak Membiarkan Masalah Menyita Seluruh Waktu Anda
Tidak diragukan lagi bahwa
problema yang Anda alami cukup parah dan besar sebagaimana yang Anda kira,
namun hal itu bukan segala sesuatunya. Karena itu, jangan sampai ia mengambil
segala sesuatunya dari Anda; dan jangan sampai problema itu menyita sebagian
besar waktu dan pemikiran Anda, sehingga membuat diri Anda terjerumus ke dalam
problema lain, yaitu terbengkalainya urusan orang lain dan menambah kekhawatiran
dan kegoncangan pada diri Anda.
Tempatkanlah problema itu pada kedudukan
yang semestinya dan tunaikanlah semua pekerjaan Anda sebagaimana biasanya.
Bahkan jadikanlah bagi Anda tambahan waktu untuk merehatkan jiwa Anda dengan
menemui para kenalan dan teman-teman, sehingga Anda dapat mengembalikan
kelapangan dan kegembiraan yang telah hilang dari diri Anda.
Biarkan Waktu dan Zaman Berlalu
Waktu merupakan bagian dari pengobatan,
bahkan adakalanya waktu semata dapat dijadikan sebagai obat. Hari-hari berlalu
bagaikan awan; dan malam-malam berjalan tidak pernah berhenti. Yang meninggal
dilupakan; wanita yang diceraikan menikah lagi; anak kecil yang tumbuh menjadi
besar; dan sang ibu terhibur dengan bayi yang disusuinya; dan hanya kepada
Allah diminta pertolongan.
Maka biarkanlah hari-hari berlalu, dan
carilah amal shalih yang dapat mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya,
karena sesungguhnya hari-hari memegang perannya, dan nafas terus bekerja sampai
ajalnya. Selanjutnya, datanglah penghapus kesenangan membawa kalbu yang penuh
dengan kesusahan, akal yang lelah dengan pemikiran, kemudian datanglah
pembalasan dan perhitungan. Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan hanya
kepadaNya kita akan dikembalikan.
Sekian, untuk lebih lanjut silakan
rekan merujuk ke buku ini. Recomended. Moga tulisan kali ini bermanfaat.
Salam
takzim, anassekuduk
Selesai, Sekuduk: Senin, 10-7-2019_05.10..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar