Selasa, 09 Juli 2019

BAHAS BUKU: 40 CARA MENGATASI MASALAH_Abdul Malik Al-Qasim


40 CARA MENGATASI MASALAH
Abdul Malik Al-Qasim
anassekuduk
Bandung: Irsyad Baitus Salam


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على 
سيّدنا محمد صلى الله عليه وسلم
وعلى اله وصحبه اجمعين, امّابعد
a.       INTRO>>>>>>> 
            Pada tulisan berikut, saya akan menuliskan beberapa kutipan dari buku Abdul Malik Al-Qasim berjudul “40 Cara Mengatasi Masalah”. Siapakah di kehidupan dunia yang tidak dilanda masalah, terlepas besar ataukah kecilnya? Buku ini menyajikan cara yang dapat kita aplikasikan ketika menghadapi masalah. Pada tulisan kali ini, saya hanya akan mengambil beberapanya saja, selebihnya silakan merujuk lansung ke buku yang dimaksud.
صلى الله عليه وسلم[anassekuduk]

b.       THE CONTENT>>>>>>>>>>
Banyak beristighfar
مَنْ اَكْثَرَ مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ عَزَّوَجَلَّ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا
وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَايَحْتَسِبُ
Barangsiapa banyak beristighfar, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dari setiap kesulitan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rizki dari arah yang disangka-sangkanya.”

Beristirja’ saat mendapat musibah
Dalam HR. Muslim dari Ummu Salamah dijelaskan bahwa siapa yang membaca lafal istirja sebagaimana dapat dilihat dalam QS. Al-Baqarah: 156, maka Allah akan memberikan ganti yang lebih baik.
Renungkanlah keadaan Ummu Salamah ra yang beristirja’ saat kematian suaminya, Abu Salamah. Maka Allah memberikan ganti atas musibah itu dengan sesuatu yang lebih baik: ia dinikahi Rasulullah Saw.

Banyak Berdzikir kepada Allah Swt

Termasuk penyebab yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan kesusahan, khususnya pada saat musibah datang menimpa diri ialah banyak berdzikir kepada Allah Swt setiap waktu dan kesempatan. Allah berfirman dalam Ar-Ra’d: 28 bahwa hanya dengan mengingatNya hati menjadi tenang. Atau ingatlah lafal dalam QS. 173 yang dibaca Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api.

Bersegera Mengerjakan Shalat
Bersegeralah mengerjakan shalat, karena sesugguhnya shalat dapat merehatkan jiwa dan menenangkan hati, dan termasuk pintu pertolongan untuk menghadapi musibah dunia dan penderitaannya. Allah Swt berfirman dalam Al-Baqarah: 45: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.”
Dahulu Rasulullah Saw pernah mengatakan dalam sabdanya:
اَرِحْنَابِالصَّلَاةِ يَابِلَالُ
Hai Bilal, hiburlah kami dengan shalat.”
Dalam shalat kita dapat mengadukan keluhan dan kesedihan kepada Allah Swt yakni dalam sujud, memperlihatkan kehinaan kepadaNya, dan merendahkan diri di hadapanNya. Maka demi Allah, sesungguhnya hal ini merupakan nikmat yang besar di tengah-tengah berbagai kesulitan dan kesedihan, juga merupakan kebahagiaan dan kesenangan dengan bermunajat kepada Allah Swt dalam mengarungi kehidupan yang sulit ini.

Mengucapkan Doa-doa yang Telah Dituntunkan
........




Bersyukur bahwa Musibah yang Menimpa Bukan Menyangkut Agama
Musibah itu berbeda-beda dan setiap keadaan mempunyai kadarnya masing-masing. Akan tetapi, musibah yang paling besar ialah menyangkut agama. Musibah yang menyangkut agama merupakan musibah dunia dan akhirat yang paling besar dan merupakan kerugian yang tiada keuntungan sesudahnya serta keterhalangan yang tiada lagi harapan bersamanya. Anda tentu merasa heran saat menjumpai seorang wanita mengalami kesedihan dan kesusahan karena suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Beberapa bulan sebelumnya sang suami memasukkan ke dalam rumahnya minuman keras dan perkara yang mungkar, namun sang istri tidak mengalami kesusahan dan kesedihan seperti saat suaminya menikah lagi dengan wanita lain, padahal menikah lagi merupakan perkara yang dibolehkan syariat. Karena itu, MahaSuci lagi MahaBesar Allah, karena norma-norma sudah terbalik. 

Mengatasi Masalah Bukan Berarti Melenyapkan dan Menghapuskannya Sama Sekali
Bila terjadi musibah seperti thalaq, misalnya, maka penyelesaiannya cukup hanya sampai batasannya agar tidak tersiar, karena hal tersebut akan membahayakan, dan hubungan menjadi buruk sesudah perceraian, terlebih lagi bila telah ada anak-anak. Adakalanya problem perceraian ini dapat diobati, sehingga suami kembali pada istrinya, ibu ke rumahnya, atau anak-anak ke rumah mereka. Dan cukup sebagai pengobatannya dengan tidak menyebarkan masalah perceraian tersebut dan tidak menyiarkannya agar tidak menambah tajam situasinya.
Seandainya ada seorang pasien patah tangannya, lalu ia datang kepada dokter, maka sang dokter akan membalutnya dengan gips agar penyembuhannya terjadi sedikit demi sedikit, sementara rasa sakitnya tidak mungkin langsung hilang sama sekali. Selanjutnya, pasien diberi obat penenang agar balutannya tetap berlangsung dan proses penyembuhan dapat terjadi dengan cara yang alami.

Tidak Membiarkan Masalah Menyita Seluruh Waktu Anda
Tidak diragukan lagi bahwa problema yang Anda alami cukup parah dan besar sebagaimana yang Anda kira, namun hal itu bukan segala sesuatunya. Karena itu, jangan sampai ia mengambil segala sesuatunya dari Anda; dan jangan sampai problema itu menyita sebagian besar waktu dan pemikiran Anda, sehingga membuat diri Anda terjerumus ke dalam problema lain, yaitu terbengkalainya urusan orang lain dan menambah kekhawatiran dan kegoncangan pada diri Anda.
Tempatkanlah problema itu pada kedudukan yang semestinya dan tunaikanlah semua pekerjaan Anda sebagaimana biasanya. Bahkan jadikanlah bagi Anda tambahan waktu untuk merehatkan jiwa Anda dengan menemui para kenalan dan teman-teman, sehingga Anda dapat mengembalikan kelapangan dan kegembiraan yang telah hilang dari diri Anda.

Biarkan Waktu dan Zaman Berlalu
Waktu merupakan bagian dari pengobatan, bahkan adakalanya waktu semata dapat dijadikan sebagai obat. Hari-hari berlalu bagaikan awan; dan malam-malam berjalan tidak pernah berhenti. Yang meninggal dilupakan; wanita yang diceraikan menikah lagi; anak kecil yang tumbuh menjadi besar; dan sang ibu terhibur dengan bayi yang disusuinya; dan hanya kepada Allah diminta pertolongan.

Maka biarkanlah hari-hari berlalu, dan carilah amal shalih yang dapat mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya, karena sesungguhnya hari-hari memegang perannya, dan nafas terus bekerja sampai ajalnya. Selanjutnya, datanglah penghapus kesenangan membawa kalbu yang penuh dengan kesusahan, akal yang lelah dengan pemikiran, kemudian datanglah pembalasan dan perhitungan. Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan hanya kepadaNya kita akan dikembalikan.

Sekian, untuk lebih lanjut silakan rekan merujuk ke buku ini. Recomended. Moga tulisan kali ini bermanfaat. 
Salam takzim, anassekuduk
            Selesai, Sekuduk: Senin, 10-7-2019_05.10..






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KHUTBAH JUM'AT: SEMANGAT TAHUN BARU HIJRIYAH DAN MUHASABAH

                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلْحَمْدُ لِلّهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُوْهُ وَنَعُوْذُ ب...