RINGKASAN
MATERI TAJWID
Alhamdulillahirabbil’alamin, bersyukur kepada Allah Saw atas nikmat iman dan Islam yang dengannya kita menjalani hidup hingga saat ini. Shalawat dan salam semoga Allah Swt anugerahkan buat junjungan kita, Nabi Muhammad Saw serta ahli keluarga, kerabat dan sahabat baginda.
No |
Nama |
Definisi |
Lokasi |
Lafal |
1 |
Tashil [اَلتَّسْهِيْلُ] |
Bahasa: Ringan |
QS. Fushilat (As-Sajadah): 44 |
ءَاَعْجَمِيٌّ |
Istilah: Mengeluarkan suara di antara
hamzah dan alif |
||||
Cara membaca |
Cara membaca
lafal ءَاَعْجَمِيٌّ, hamzah (ءَ) pertama dibaca biasa sedangkan hamzah kedua (yang
ditampilkan dalam huruf alif (ا)
berharakat) dibaca ringan antara hamzah dan alif tanpa mad, tetapi lebih
dekat kepada alif. Ust. Mas’ud Sjafi’i menganalogikan ketidakjelasan bunyi
fathah tersebut seperti mengucapkan bunyi “an” pada kata “ejaan”. Beliau menjelaskan orang Jawa dalam
penyebutan “an” tersebut tidak jelas berbunyi an. Perumpamaan yang lain
misalnya pada kata “bacaan”. |
|||
2 |
Imalah [اَلْإِمَالَةُ] |
Bahasa: Miring |
QS. Hud: 41 (menurut qiraat Imam Hafsh)[1] |
بِسْمِ اللهِ مَجْرِىهَا وَمُرْسَىهَا |
Istilah: Menyondongkan (suara) ke arah
kasrah atau (suara) alif ke ya’ |
||||
Cara membaca |
Membunyikan
suara fathah condong ke arah kasrah sehingga keluar bunyi “e” seperti pada
lafal cabe. Jadi lafal مَجْرِىهَا dibaca majreeha. |
|||
3 |
Naql [اَلنَّقْلُ] |
Bahasa: Memindahkan |
QS. Al-Hujurat: 11 |
بِئْسَ الاِسْمُ |
Istilah: Memindahkan harakat suaru huruf
kepada huruf lainnya ketika dibaca, tetapi tidak (berubah) dalam tulisan. |
||||
Cara membaca |
Harakat kasrah
pada hamzah dipindah ke huruf lam pada alif lam (lam ta’rif) yang mati,
sehingga huruf lam tersebut menjadi hidup dan berharakat kasrah . sementara
itu huruf hamzah yang sudah tidak berharakat lagi, tidak dibaca atau
ditiadakan. Jadi lafal بِئْسَ
الاِسْمُ dibaca bi’sa lismu |
|||
4 |
Isymam [اَلْإِشْمَامُ] |
Bahasa: Moncong/monyong |
QS. Yusuf: 11 |
لَاتَأْمَنَّا[2] |
Istilah: Memonyongkan 2 bibir tanpa
bersuara untuk mengiringi huruf yang bersukun, sebagai syarat dhammah. |
||||
Cara membaca |
Lafal لَاتَأْمَنَّا (la ta’manna) dibaca dengan bibir maju
seraya ditahan sejenak ketika mengucapkan lafal “man” sehingga seperti
terdengar bunyi la ta’maunna. |
Sekian, salam takzim, Anassekuduk.
Sabtu, 25-12-2021. Dimulai +-20.00-22.13 wib
[1]
Menurut Imam Al-Kisa-i dan Imam Hamzah lafal Imalah banyak sekali dalam Al-Qur’an,
meliputi setiap lafal –isim maupun fi’il- yang berakhiran alif maqshurah. Contohnya:
وَالضُّحَى dibaca
wadh-dhuhee, سَعَى dibaca sa’ee,
فَهَدَى dibaca fahadee,
اَحْوَى dibaca ahwee.
[2]
Lafal di atas adalah fi’il mudhari’ yang fa’il-nya “anta”. Kalimat asalnya
ialah لَاتَأْمَنُنَّا, sedang
lafal “na” posisinya sebagai maf’ul. Huruf “nun” pada maf’ul tersebut
diidghamkan kepada huruf nun pada lafal تَأْمَنُنَّا, sehingga
terbentuklah lafal لَاتَأْمَنَّا.
Dengan Isymam, maka bunyi
dhammah pada lafal لَاتَأْمَنَّا tetap diisyaratkan melalui dua bibir yang dihimpun maju seraya
ditahan, sehingga tampak seperti pengucapan bunyi dhammah meski tanpa dibarengi
suara yang jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar