sumber: https://www.youtube.com/watch?v=a0sEGXufcD8 |
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ َوَرَحْمَتُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا
نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا
النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَالَّرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يوْمِ الدِّيْنِ. وَقَالَ تَعَالَى: قُلْ
يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلَى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ
اللهِ اِنَّ اللهَ يَغْفِرَ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
اَمَّا
بَعْدُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Alhamdulillahirabbil’alamin,
marilah kita bersyukur kepada Allah Swt karena dengan kehendakNya
jualah, kita bisa berkumpul dalam majelis Jumat yang berbahagia ini. Shalawat
dan salam moga selalu tercurah kepada baginda Nabi kita, Muhammad Saw, ahli
keluarga dan para sahabat beliau. Mengawali khutbah ini, tak lupa khatib berpesan,
marilah kita selalu menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Kaum
Muslimin Rahimakumullah.
Pada
hari Jumat yang diberkahi ini, khatib akan menyampaikan khutbah dengan tema “Indahnya
Keadaan Orang Yang Bertaubat”.
Khatib kutipkan dari
sebuah bab dari buku berjudul “Di Bulan Ramadhan Hati Al-Qur’an Berdzikir”
Karya Ustadz H. Uti Konsen.
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=a0sEGXufcD8 |
Kaum muslimin, jamaah
jumat rahimakumullah.....
Allah Swt
berfirman dalam Surat Az-Zumar: 53:
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا
عَلَى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَحْمَةِ اللهِ اِنَّ اللهَ يَغْفِرَ
الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
“Katakanlah, :” Wahai
hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.”
Dikisahkan
terjadi di zaman Nabi Musa. Ada seorang lelaki yang bermaksiat kepada Allah
selama 40 tahun, tanpa pernah bertaubat sekalipun. Suatu ketika, di daerahnya
terjadi musim paceklik hebat selama kurang lebih 1 tahun. Bani Israil lalu
menghadap Nabi Musa, memintanya agar berdoa kepada Tuhan untuk menurunkan
hujan. Nabi Musa kemudian mengumpulkan kaumnya di lapangan terbuka dan berdoa
bersama: “Wahai Tuhan kami yang menguasai hujan. Wahai Tuhan, turunkanlah
hujan!” Beberapa kali doa itu mereka panjatkan, namun hujan tidak turun juga.
Allah Swt
berfirman: “Wahai Musa, hujan tidak akan turun, karena di antara kamu terdapat
seseorang yang telah berbuat maksiat kepadaKu selama 40 tahun. Karena keburukan
maksiatnya, Aku mengharamkan hujan dari langit untuk kalian semua”.
Nabi bertanya:
“Wahai Tuhan! Lalu apa yang harus aku perbuat? Allah Swt menjawab:
“Keluarkanlah dia dari kalian!”
Nabi
Musa berdiri di hadapan mereka dan berkata: “Wahai Bani Israil, aku bersumpah
kepada kamu semua. Di antara kita ada seorang hamba yang berbuat maksiat kepada
Allah selama 40 tahun. Karena keburukan maksiatnya, Allah mengharamkan hujan
kepada kita semua. Hujan tidak akan pernah turun, sehingga ia keluar dari kita.
Hendaklah ia segera keluar dari kaum kita”.
Mendengar
perkataan Nabi Musa ini, orang yang merasa “terkena” itu melihat ke
sekelilingnya. Dia berharap ada orang yang keluar. Ternyata dalam suasana
hening itu, tidak ada orang yang beranjak keluar dari kerumunan. Lalu si pelaku
maksiat itu berdoa dengan khusyu’ dalam hati: “Wahai Tuhanku! Aku bermaksiat
kepadaMu selama 40 tahun. Aku mohon tutupilah aibku itu, karena kalau hari ini
aku keluar, niscaya aku akan dilecehkan dan dipermalukan. Aku berjanji
kepadaMu, aku tidak akan mengulangi perbuatan-perbuatan maksiat itu lagi.
Terimalah taubatku dan tutupilah aibku ini”.
Tidak
lama kemudian, hujan pun turun dengan lebat. Padahal tidak seorang pun yang
keluar dari kerumunan itu. Lalu Nabi Musa bermunajat: “Wahai Tuhan! Hujan telah
turun. Padahal tidak ada seorang pun dari kami yang keluar”. Allah Swt menjawab:
“Wahai Musa, hujan telah turun karena kegembiraanKu atas taubat hambaKu yang
telah bermaksiat kepadaKu selama 40 tahun lamanya”.
Nabi
Musa kembali bermunajat: “Wahai Tuhan! Tunjukkanlah kepadaku siapa orangnya,
hingga aku bisa bersuka cita bersamanya”. “Wahai Musa, ia bermaksiat kepadaKu
selama 40 tahun lamanya, sedangkan Aku menutupi aibnya. Apakah mungkin di hari
ia kembali kepadaKu dengan bertaubat, Aku malah mempermalukannya?”
Kaum muslimin, jamaah
jumat rahimakumullah.....
Di zaman
khalifah Umar bin Khattab ra, ada seorang rakyatnya yang membawa segentong
miras. Tanpa diduga ia berpapasan dengan Umar yang dikenal sangat keras
memberantas penyakit masyarakat jahiliyah ini. lelaki itu sangat ketakutan.
Sebab kalau perbuatannya diketahui oleh Umar, sudah pasti ia akan dihukum berat
oleh Umar. Umar bertanya, Hai fulan, apa yang kamu bawa itu?” Dengan grogi
lelaki itu menjawab: “Air, wahai Amirul Mukminin.” “Coba saya lihat!” pinta
Khalifah kedua ini. Aneh tapi nyata. Setelah gentong itu diperiksa Umar,
ternyata isinya memang air. Muncul pertanyaan. “Kenapa hal aneh itu bisa
terjadi?” Karena khusyu’nya permohonan si fulan ini, dan ia berjanji untuk
bertaubat, tidak akan mengulangi perbuatan buruknya, sesaat akan memberikan
gentong yang dibawanya kepada Umar ra. dan dengannya Allah menerima doa dan
taubatnya.
Rasulullah
Saw bersabda: “Tutupilah aib saudaramu di dunia, nisacaya Allah akan menutupi
aibmu di dunia dan di akhirat”.
Seorang
lelaki bertanya kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulallah! Menurutmu, jika aku
berbuat dosa, apakah dosaku tertulis di sisi Allah? Beliau menjawab: “Ya,
tertulis”. Kemudian ia bertanya lagi: “Kalau sekiranya aku bertaubat?” Nabi
menjawab: “Dihapuskan”. “Kalau aku kembali berbuat dosa?”, tanyanya lagi.
Baginda menjawab: “Dihapuskan”. Kemudian lelaki itu bertanya lagi: “Sampai
kapan akan dihapuskan?”. Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan
pernah bosan memberikan ampunan, sehingga kamu bosan (berhenti) dari
beristighfar (memohon ampunan dariNya)” (HR. Baihaqi). Rasulullah Saw bersabda:
اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
Artinya: “Orang yang
bertaubat dari dosanya seperti orang yang tidak pernah berbuat dosa sama
sekali.” (HR. Ibnu Majah, Hakim, Tirmidzi. Hadits hasan)
Dalam kesempatan lain, Rasulullah
Saw juga bersabda:
كُلُّ بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Artinya: “Setiap anak Adam
(manusia) melakukan dosa, dan sebaik-baik orang berdosa ialah yang banyak
bertaubat (memohon ampunan) atas dosanya.” (HR. Tirmidzi)
Siti Aisyah pernah bertanya: “Wahai Rasulallah! Apakah ada
umatmu nanti yang dapat masuk surga tanpa hisab?” Nabi Saw menjawab: “Ada,
yaitu orang yang mengenang dosanya lalu dia menangis”.
Karena itu, seorang ulama besar yang juga tokoh sufi, Hasan
Al-Bashri berkata: “Perbanyaklah istighfar di rumahmu, di ruang makan, di
tengah perjalanan, di pasar, di tempat kerja, di pertemuan-pertemuan dan di
manapun dirimu berada saat itu. Sebab engkau tidak akan tahu di tempat manakah
turunnya maghfirah (ampunan) Tuhanmu.”
Kaum muslimin, jamaah jumat
rahimakumullah.....
Selain
istighfar dan taubat yang diiringi dengan kesadaran ini harus kita lakukan
secara pribadi, ampunan Allah Swt bisa saja datang karena amal kebaikan lain
yang kita lakukan yang mendatangkan rahmat dan ampunanNya. Kita juga diajarkan
untuk saling mendoakan agar Allah mengampun dosa kita pribadi juga dosa saudara
mukmin kita yang lain.
Rasulullah
Saw bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Ubaidah bin Shamit:
مَنِ اسْتَغْفَرَ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ كَتَبَ اللهُ لَهُ
بِكُلِّ مُؤْمِنٍ وَ مُؤْمِنَةٍ حَسَنَةً
Artinya:
“Barang siapa memintakan ampun kepada Allah untuk kaum mukminin dan mukminat,
Maka Allah akan menuliskan baginya dari setiap orang mukmin dan mukminat itu 1
kebaikan.”
Dan
menurut sebuah data, dinyatakan populasi muslim di dunia saat ini ialah 1,9
milyar orang. Silakan dihitung secara matematis berapa banyak kebaikan yang
kita dapat sebab mendoakan ampunan buat saudara kita muslimin dan muslimat. Wallahu
yudhaifu liman yasya’..dan Allah melipatgandakan ganjaran kepada siapapun yang
dikehendakiNya.. wallahu a’lam.
Demikian
khutbah jumat yang dapat khatib sampaikan, moga bermanfaat bagi kita sekalian.
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ...
Khutbah
kedua....
اَلْحَمْدُللهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا
اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا
جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
سَيِّدِ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَر. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ مَصَابِيْحَ الْغُرَر.
فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا
وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ تَعَلَى: اِنَّا اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ
يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَااَيُّهَا
الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْ عَلَيْهِ
وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ
الْكَرِيْمِ وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يوْمِ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ, وَالْمُسْلِمِيْنِ
وَالْمُسْلِمَات, اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَات, اِنَّكَ سَمِيْعٌ
قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَات. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّاب. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.
فَيَا عِبَادَ اللهَ, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَان وَاِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَالْفَحْشَاءِ
وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّروْنَ وَلَذِكْرُاللهِ
اَكْبَرُ
disampaikan di Masjid Jami'atul Khairiyah , Sekuduk, Kec. Sejangkung. Sambas. Jum'at, 29 Januari 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar